Sekitar 2000 Orang Termasuk Puluhan Balita di Nduga Mengungsi, Warga Minta Presiden Tarik Pasukan TNI - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
DAERAH  

Sekitar 2000 Orang Termasuk Puluhan Balita di Nduga Mengungsi, Warga Minta Presiden Tarik Pasukan TNI

Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan sejumlah warga Distrik Kroptak, Kabupaten Nduga yang mengungsi akibat serangan yang dilakukan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada Sabtu (7/12). Saat ini terdapat kurang lebih 2000 warga Kroptak mengungsi di hutan-hutan di Nduga, Papua Pegunungan. Foto: Istimewa

Loading

KENYAM, ODIYAIWUU.com — Kurang lebih 2000 orang di Distrik Kroptak, Kabupaten Nduga dikabarkan mengungsi menyusul serangan yang dilakukan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada Sabtu (7/12).

Serangan itu terjadi hanya berselang dua hari pasca Panglima TNI Jenderal Agus Subianto mengunjungi Kenyam, kota Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, Kamis (5/12).

“Warga Kroptak meminta kepada Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto, Panglima TNI Bapak Jenderal Agus Subiyanto, Penjabat Bupati Nduga Bapak Elai Giban, dan Dandim 1706/Nduga Bapak Letkol Inf Saeri segera menarik kembali anggota TNI non-organik dari Kroptak,” ujar tokoh muda Papua asal Nduga Samuel Tabuni kepada Odiyaiwuu.com dari Kenyam, Nduga, Papua Pegunungan, Kamis (2/1).

Menurut Samuel, sebelum terjadi penyerangan di Kroptak, Panglima TNI Jenderal Agus Subianto mengunjungi Kenyam pada 5 Desember 2024. Dalam penyerangan pada Sabtu (7/12) sekitar pukul 05.00 WIT tersebut, ujar Samuel, diikuti dengan pembakaran rumah milik warga Kroptak oleh anggota TNI.

“Penyerangan dilakukan dari udara menggunakan lima helikopter setelah kunjungan Panglima TNI pada 5 Desember 2024. TNI melakukan operasi penyisiran dan membakar 13 rumah milik warga kemudian merusak beberapa fasilitas warga dan membunuh ternak milik warga,” kata Samuel.

Selain itu, kata Samuel, anggota TNI masuk di Kroptak melalui dua arah jalan yaitu dari lapangan terbang Lendumu menuju Kampung Miniem, Gol, dan Kampung Golparek. Anggota TNI kemudian membakar rumah warga mulai dari Kampung Miniem sebanyak lima rumah, Kampung Gol tiga rumah, dan Kampung Golparek lima rumah.

“Dari lapangan terbang Lendumu menuju Kampung Pesat, Kroptak, dan Kampung Komoroam, anggota TNI melakukan operasi serta menyita barang milik warga sipil serta menembak dan membom rumah-rumah. Rumah warga dibongkar dan mencopot seng serta papan rumah guru. Gereja Kroptak dibom dan rumah warga dihancurkan dan membuang alat dapur warga,” katanya.

Meski demikian, kata Samuel, dalam serangan di Kroptak tidak ada warga masyarakat yang korban. Sejak serangan TNI pada 7 Desember hingga saat ini, aparat TNI masih menguasai  wilayah Kroptak, dua gereja, dan enam kampung. 

“Sementara jemaat dua gereja di Kroptak saat ini sedang mengungsi keluar daerah seperti ke Wamena, kota Kabupaten Jayawijaya dan Kenyam, kota Kabupaten Nduga. Saat ini terdapat 65 orang balita, delapan ibu hamil, lima pasien sakit berat, 15 warga lansia dari dari 33 kepala keluarga dengan jumlah 2000-an jiwa masih mengungsi,” ujar Samuel.

Sementara nasib para pengungsi di Kroptak saat ini belum ada penanganan serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nduga dan pihak-pihak kemanusiaan secara netral untuk turun ke lapangan dalam menangani warga korban pengungsi.

“Saat ini para pengungsi Kroptak sedang membangun pondok dan gubuk di hutan di pengungsian dengan tenda dan daunan demi bertahan hidup dari guyuran hujan, angin, dan nyamuk. Sementara nasib pengungsi yang sakit, anak-anak balita dan lansia tidak mendapatkan obat-obatan,” kata Samuel.

Saat ini, ujar Samuel, terdapat sejumlah pos TNI baik di Kroptak, Kampung Pesat. ujung Lapangan Lendumu, dan ujung putaran pesawat Lendumu. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :