TIMIKA, ODIYAIWUU.com — PT United Tractors (UT) Site Freeport melalui Dana Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) meluncurkan (launching) Papua Bright Program khusus di bidang pendidikan dan pelatihan bagi putra-putri asli Papua, berlangsung di Kostrad Yonif Raider 754 Mimika, Papua, Jumat (5/8).
Peluncuran Papua Bright Program UT Site Freeport kelompok (batch) pertama itu bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, Kostrad Yonif Raider 754 Mimika, SMK Harapan Awida Timika, dan SMK Negeri 1 Kuala Kencana.
Program tersebut difokuskan pada bidang mekanik alat berat bagi anak-anak asli Papua dari dua suku besar: Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan lainnya yaitu suku Moni, Damal, Dani, Mee dan Nduga.
Site Manajer UT Site Freeport Tito Hayyu mengatakan, batch pertama Papua Bright Program diadakan untuk menjawab tantangan dunia kerja yang membutuhkan sumber daya manusia berkompeten khusus alat berat.
Pada batch pertama pihaknya memberi kesempatan kepada 23 putra-putri asli Papua mengikuti pendidikan mekanik alat berat. “Sembilan siswa kami kami kirim ke Jayapura mengikuti pelatihan di UT Cabang Jayapura. Sedangkan 14 siswa akan belajar di UT Site Freeport di Kuala Kencana,” kata Tito melalui keterangan yang diperoleh Odiyaiwuu.com dari Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua, Sabtu (6/8).
Menurut Tito, sebelum memulai pendidikan anak-anak mendapat latihan fisik dari para personil TNI. Sebanyak empat belas peserta yang belajar di Timika mengikuti latihan fisik selama sepuluh hari di Kostrad Yonif Raider 754 Mimika. Sedangkan sembilan peserta lainnya yang pendidikan di UT Cabang Jayapura juga mengikuti pelatihan fisik di Koramil setempat.
Tito mengaku, saat pendaftaran dibuka sebanyak 600 pelamar mendaftar. Kemudian diberikan kesempatan kepada 200 siswa untuk mengikuti ujian. Dari 200 siswa, sebanyak 23 dinyatakan lulus.
“Siswa yang lulus ini mengikuti pendidikan selama enam bulan. Setelah pendidikan, bila mereka ingin bekerja di UT, Tito memastikan akan menerima. Tetapi bila mereka berniat bekerja di tempat lain pun kami tidak melarang,” katanya.
Sebanyak 23 siswa yang mengikuti pendidikan ini semuanya laki-laki. Sebanyak 14 siswa yang mengikuti pendidikan di Timika, delapan orang berasal dari tujuh suku asli. Sementara enam orang dari Papua lainnya. Kemudian, sembilan orang di Jayapura, juga berasal dari tujuh suku di atas dan suku dari Papua lainnya. Pasca pendidikan tahap pertama, akan dilanjutkan tahap berikutnya.
“Saya sampaikan, cita-cita pendiri UT untuk memberi manfaat bagi bangsa dan negara. Cita-cita UT Site Freeport melalui Papua Bright Program inilah salah satu wujudnya. Saya berharap tidak hanya tahap pertama tetapi masih ada tahap selanjutnya,” ujar Tito.
Direktur UT School Mochamad Hamdan Aziz mengatakan, UT School berdiri sejak 2008 dan merupakan bagian dari UT yang memiliki Yayasan Karya Bakti United Tractors. Yayasan ini fokus di bidang pelatihan alat berat untuk mekanik dan operator. Beberapa waktu lalu UT School juga membuka kelas konstruksi.
“Namun, konsentrasi kami saat ini yaitu pelatihan alat berat. Alhamdulillah! Hingga saat ini UT School sudah meluluskan kurang lebih 27 ribu siswa. Kurang lebih 1.200 sekolah kami jalin kerja sama. Ada program reguler satu tahun. Artinya, penyiapan siswa ini menjadi yang siap kerja kurang lebih 11 ribu. Saya bersyukur, ini adalah titik yang ke 20 setelah kami beroperasi di 19 titik,” kata Tito.
Pihaknya berharap agar 23 siswa yang mengikuti pelatihan semangat belajar sehingga memiliki kompetensi di bidang alat berat dan berkarya di Papua, tanah kelahirannya. “Jangan khawatir. Semua fasilitas, seragam kami tanggung. Para siswa fokus untuk belajar,” lanjut Tito.
Komandan Kostrad Yonif Raider 754 Mimika Letkol Inf Sriyono, SIP menjelaskan, selama sepuluh hari pihaknya sudah memberikan beberapa materi kepada sembilan belas siswa tersebut. Misalnya, materi mental fisik untuk melatih kedisiplinan mulai dari mengatur waktu bangun, tidur hingga tidur lagi.
“Siswa yang molor, terlambat tentu diberi sanksi. Kami juga ajarkan bagaimana tanggung jawab pribadi. Mulai dari bangun, merapikan tempat tidur, menyiapkan sepatu, pakaian, dan sebagainya. Itu tanggung jawab masing-masing. Jadi, harus disiplin, tidak boleh terlambat,” ujar Sriyono.
Materi kedua yaitu siswa diberikan latihan baris berbaris. Tujuannya untuk menunjang disiplin. Siswa juga diberikan sedikit ilmu tentang etika. “Kami melatih agar saat berada di dunia kerja, bagaimana ia bersikap kepada senior dan pimpinan. Kami juga ajarkan sedikit cara bicara dan cara kerja sama dalam tim,” ujarnya.
Setiap malam para siswa diberi materi tentang wawasan kebangsaan, Pancasila, cinta tanah air maupun bela negara. Tujuannya untuk meningkatkan rasa cinta tanah air dan patriotisme.
“Setiap malam sesudah santap malam, pelatih kasih materi agak banyak. Ini bertujuan agar mereka juga memiliki rasa cinta tanah air. Mereka bisa bekerja dengan baik di perusahaan, berbakti kepada bangsa maupun pada negara tercinta,” ujarnya.
Untuk latihan fisik, setiap hari siswa wajib push up, sit up, lari, dan senam agar mereka menjaga tubuh tetap sehat dan bugar. “Dunia kerja mereka di alat berat. Kerjaannya juga lumayan berat. Apalagi mengambil spare part alat berat, kalau fisik tidak kuat tidak akan bisa,” katanya lebih jauh.
Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob menyampaikan apresiasi kepada pihak UT School karena telah memilih Timika menjadi salah satu dari 20 titik yang ada di Indonesia untuk mendidik anak-anak bangsa agar siap masuk ke dunia kerja. John juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Kostrad Yonif Raider 754 Mimika yang sudah membekali 23 siswa dengan materi-materi yang luar biasa berguna.
Pihaknya juga berpesan kepada 23 siswa agar mengikuti pendidikan dengan baik sehingga di dunia kerja, mereka menjadi tenaga terlatih dan berilmu serta memiliki etika yang baik serta pribadi disiplin. “Saya berharap pendidikan ini tidak selesai di tahap pertama tapi bisa berlanjut,” kata Johan sekaligus meluncurkan Papua Bright Program.
Molan Magal, lulusan SMA Don Bosco Semarang mengaku bangga lulus seleksi dalam program tersebut. “Saya sangat bangga dan mengucap syukur pada Tuhan diberi kesempatan. Saya dan teman-teman kami dibekali latihan mental dan fisik. Saya dan teman-teman siap mengikuti pendidikan ini dan siap masuk dunia kerja,” ujar Magal.
Sedangkan Hendrik, lulusan SMK Negeri 1 Kuala Kencana mengaku bersyukur dan bangga dengan kesempatan berharga ini. Ia merasa senang mengikuti pilihan fisik dan mental di Kostrad Yonif Raider 754 Mimika. Dengan bekal itu ia mengaku siap mengikuti pendidikan di UT dan siap masuk bursa kerja.
Dalam kegiatan launching tersebut, hadir juga Senior Officer Papuan Relation, Kepala Disnakertrans Mimika, Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Kuala Kencana, dan Kepala SMK Harapan Awida. Acara kian semarak dengan suguhan tarian kelompok seni suku Kamoro yang dibawakan sejumlah siswa dari sekolah Santa Maria. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)