Mahasiswa Papua Penerima Beasiswa YPMAK Ikut Diskusi Sukses Menyelesaikan Tugas Akhir

Mahasiswa Papua Penerima Beasiswa YPMAK Ikut Diskusi Sukses Menyelesaikan Tugas Akhir

Para mahasiswa asal Papua penerima beasiswa Yayasan Pengembangan Amungme dan Kamoro (YPMAK) yang tengah menempuh studi di sejumlah kota di wilayah Pulau Jawa dan Bali mengikuti diskusi virtual bertajuk Sukses Menyelesaikan Tugas Akhir di Jakarta, Sabtu (26/2) pukul 17.00 WIB. Diskusi secara virtual diselenggarakan Yayasan Bina Teruna Bumi Cenderawasih (Binterbusih) Semarang, mitra YPMAK Timika, Papua menghadirkan Methodius Kossay, motivator dan mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Trisakti Jakarta. Foto: Dok. Panitia.

Loading

JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Ratusan mahasiswa dan mahasiswi asal Papua penerima beasiswa Yayasan Pengembangan Amungme dan Kamoro (YPMAK) yang tengah menempuh studi di sejumlah kota di wilayah Pulau Jawa dan Bali mengikuti diskusi virtual bertajuk Sukses Menyelesaikan Tugas Akhir di Jakarta, Sabtu (26/2) pukul 17.00 WIB. Diskusi secara virtual diselenggarakan Yayasan Bina Teruna Bumi Cenderawasih (Binterbusih) Semarang, mitra YPMAK Timika, Papua.

Methodius Kossay, pembicara dalam webinar itu mengemukakan, banyak mahasiswa Papua saat menyelesaikan perkuliahan di kampus mereka kerap menemui beberapa kendala. Misalnya, mereka bingung dan kerap didera rasa khawatir atau takut berlebihan bagaimana memulai menulis skripsi memasuki semester akhir. Kerap mahasiswa juga bingung memilih judul maupun topik skripsinya.

“Banyak mahasiswa juga dihantui rasa khawatir akibat belum menyelesaikan mata kuliah prasyarat menjelang pengajuan judul skripsi. Kadang pula ada yang belum memahami berapa jumlah satuan kredit semester atau SKS mata kuliah yang diselesaikan sebagai prasyarat memulai mengajukan judul skripsi. Belum lagi mahasiswa sulit bertemu dengan dosen wali yang membimbing skripsi yang merupakan tugas akhir mahasiswa,” kata Metho Kossay.

Meski para mahasiswa maupun mahasiswi mengalami sejumlah seperti itu, ujar Metho, sesungguhnya mereka tak perlu berkecil hati namun tetap berusaha keras sambil berdiskusi dengan rekan-rekan sesama mahasiswa agar saling mendukung guna mencari jalan keluarnya. Para mahasiswa atau mahasiswi tetap fokus menjaga tujuh prinsip dasar yang merupakan role model Yayasan Binterbusih.

“Tujuh prinsip dasar itu meliputi kompetensi akademik, ketrampilan hidup, karakter, komitmen, kesehatan jasmani dan rohani serta kepemimpinan. Prinsip-prinsip dasar itu merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan yang selalu diingatkan pengurus yayasan dalam setiap kegiatan pendampingan maupun kunjungan mahasiswa di setiap kota studi,’ kata Metho, penulis buku Perilaku Mahasiswa Papua Dalam Mengkonsumsi Minuman Keras Dalam Perspektif Sosiologi Hukum dan Menangkal Paradigma Negatif dengan Prestasi.

Pelaksana Tugas Kordinator Tim Kerja Mahasiswa Dolfinus K dalam sambutannya mengatakan, sejak dahulu budaya menulis itu masih kurang. Ada juga mahasiswa yang sering menulis. Misalnya, rekan Krinus Kum yang sudah menulis sebanyak delapan buku karyanya.

“Ini merupakan sesuatu yang menggembirakan sekaligus menyemangati kita semua agar tetap semangat terutama saat mengalami kendala dalam studi. Oleh karena itu, diskusi virtual ini sangat membantu kita semua untuk melibat sejauhmana melihat perkembangan mahasiswa dan saling tukar pikiran terutama saat menyelesaikan tugas akhir,” kata Dolfinus.

Metho menambahkan, diskusi virtual kali ini itu sangat membantu para mahasiswa memahami menyelesaikan skripsi yang menjadi tugas akhir. Melalui diskusi ini juga diharapkan mahasiswa dapat menyelesaikan tugas akhir tepat waktu. Di akhir webinar para mahasiswa saling menyapa satu sama lain di berbagai kota studi baik di Jawa maupun Bali. Para mahasiswa juga saling menyemangati satu sama lain. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :