ENAROTALI, ODIYAIWUU.com — Tujuh mahasiswa asal Paniai penerima beasiswa dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paniai sejak pekan kedua Oktober 2022 dipulangkan ka daerah asalnya masing-masing.
Para mahasiswa tersebut baru memasuki tahun pertama proses perkuliahan di sejumlah perguruan tinggi baik di Jawa, Bali, dan sejumlah wilayah lainnya di Indonesia. Sebagian penerima beasiswa mengikuti proses seleksi dari pihak Pemkab Paniai bekerja sama dengan Yayasaan Kaki Dian Emas selaku mitra.
“Sebelum memulai perkuliahan, kami semua sudah mengikuti proses persiapan selama dua hingga tiga tahun sebelum memuali kuliah semester pertama tahun ini. Tapi, akhirnya kami harus gigit jari karena kami bertujuh dikeluarkan dari daftar mahasiswa penerima beasiswa sejak 9 Oktober lalu,” ujar Jemi Gobai, mahasiswa Fakultas Teknik Elektro Udayana Bali asal kampung Bunaida, Distrik Kebo, Paniai kepada Odiyaiwuu.com melalui sambungan telepon, Senin (7/11).
Menurut Gobai, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Manokwari dan anak seorang guru SD, ia dan enam rekannya dikeluarkan Pemkab Paniai dari daftar mahasiswa penerima beasiswa karena menolak menandatangani surat perjanjian Pemkab Paniai melalui yayasan yang dipandang memberatkan mereka.
Ritwan Imanuel dari Yayasaan Kaki Dian Emas, menurut Gobai, sebelumnya menjelaskan keputusan yang diambil ketiga pihak baik Pemkab Paniai melalui penanggungjawab beasiswa Apologius YV Yogi, yayasan, dan mahasiswa sudah menyetujui kesepakatan bersama.
“Saya lebih tegas adik-adik harus tandatangan surat perjanjian ini dan mengikuti semua peraturan yang kami berikan dengan tidak banyak komplain, beropini, dan mematuhu kesepakatan. Jika adik-adik tidak mau tandatangan aturan yang dikeluarkan Yayasan, diangap mengundurkan diri,” kata Gobai mengutip Ritwan.
Sedangkan Apologius, ujar Gobai, juga mengamini. “Ya, keluar saja kalau tidak mau tandatangan. Kita tidak butuh kalian di Paniai. Kita butuh anak-anak yang taat,” ujar Deki mengutip Yogi.
“Jadi berdasarkan keputusan dari Pemkab Paniai, tujuh mahasiswa ini harus dipulangkan. Mahasiswa yang dipulangkan ini adalah bagi mereka yang tidak menandatangani surat perjanjian yang dituntut Pemkab Paniai melalui yayasan,” kata Yogi, Minggu (9/10).
Bupati Paniai Meki Nawipa saat dihubungi terkait tujuh mahasiswa baru asal Paniai penerima beasiswa tersebut belum merespon. Nawipa sejak memimpin Paniai memiliki komitmen kuat memajukan sumber daya manusia (SDM) bagi putra-puteri daerah melalui pemberian beasiswa bagi para pelajar maupun mahasiswa asal Paniai.
Pada tahun 2022, misalnya, sebanyak 34 siswa SMP di Paniai yang tamat tahun ajaran 2021/2022 mendapat beasiswa guna melanjutkan pendidikannya di tiga sekolah, masing-masing SMA Negeri 3 Jayapura (Buper), Sekolah Genius Tangerang, dan SMK Bagimu Negeri Semarang.
Para siswa penerima beasiswa tersebut dilepas secara resmi Bupati Nawipa didampingi Kepala Dinas Pendidikan Paniai Nurhaidah di aula Dinas Pendidikan Paniai, Jumat, (8/7/2022). Prosesi pemberian beasiswa disaksikan langsung orang tua murid yang mengenakan baju bertuliskan Aweetako Enaa Agapida (Hari Esok Lebih Baik Dari Hari Ini).
Nurhaidah saat itu mengatakan, 34 siswa tersebut dibiayai penuh dari Pemkab Paniai selama tiga tahun. Pemberian beasiswwa tersebut, ujar Nurhaidah, berkat kerja keras Bupati Nawipa demi generasi Paniai di masa akan datang.
“Dari 34 siswa ini, sebanyak 25 siswa akan sekolah di SMA Negeri 3 Jayapura atau Buper. Sementara untuk sekolah genius sebanyak lima orang dan SMK Bagimu Negeri Semarang sebanyak empat orang. Kami biayai uang pendaftaran, semester, SPP, asrama, makan dan minum selama tiga tahun ke depan,” ujar Nurhaidah mengutip Jubi.
Bupati Nawipa mengatakan, dirinya siap mempertaruhkan segalanya demi generasi muda Paniai agar kelak mereka bisa menggantikan dirinya untuk membangun masyarakat dan daerah sisi pendidikan dan ekonomi kerakyatan yang lebih baik lagi.
“Saya siap mempertaruhkan semuanya. Pemda Paniai sangat siap dan mampu membiayai 25 siswa yang masuk di SMA Buper (SMA Negeri 3 Jayapura), lima siswa di Sekolah Genius dan empat di SMK Bagimu Negeri Semarang. Sebab, hanya orang berpendidikan yang bisa ubah daerah (negeri) Paniai tercinta ini,” ujar Nawipa yang juga seorang pilot.
Ia mengingatkan, orang tua wajib mendukung anaknya mumpung Pemkab Paniai masih punya keinginan besar mencetak SDM yang berkualitas. “Jangan dengar orang-orang yang provokator. Itu mereka mau merusak masa depan kalian. Kalian hanya percaya sama Tuhan Yesus saja,” katanya. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)