JAYAPURA, ODIYAIWUU.com – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Papua, drg. Aloysius Giyai, M.Kes. mengemukakan, menjadi seorang pemimpin sukses itu melewati kerja keras, rajin belajar, tekun, tulus, sabar, dan melalui proses perjuangan panjang melelahkan.
Saat membawakan materi dengan topik, Kiat-kiat Menjadi Pemimpin yang Sukses, drg. Alo Giyai mengemukakan, seseorang pantas dan layak dianggap pemimpin tatkala ia sudah mampu memimpin dirinya kemudian mampu memimpin orang lain. Kapan dan di mana seseorang tinggal dan mengabdi sebagai pemimpin hal itu semata bertolak dari berbagai tugas serta tanggungjawab kecil yang dipercayakan.
“Sejauh pengalaman, saya sadar bawah menjadi pemimpin sukses itu tidak mudah. Namun, saya mulai dari hal-hal kecil yang dipercayakan di mana saja saya mengabdi,” ujar dr. Aloysius Giyai saat membawakan materi sekaligus membuka seminar bertajuk Di Dalam Kita Bersatu, Di Luar Kita Bersaing yang diselenggarakan Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Mee (IPPMMEE) di Asrama Serviam Kamuu, Jayapura, Sabtu (17/7).
Putra asli Mee asal Kabupaten Deiyai ini mencontohkan, banyak tugas dan jabatan yang diemban atau dipercayakan kepadanya berawal dari sukses atas hal yang kecil yang dikerjakan. Karena itu, di hadapan para pelajar dan mahasiswa Mee di Jayapura, pihaknya berharap agar para pelajar dan mahasiwa belajar dengan tekun, tak mudah putus asa, memulai dari hal-hal kecil yang dipercayakan agar menjadi pintu garansi menuju sukses sebagai pemimpin kelak.
“Tunjukkan kemampuan dalam bekerja, jaga selalu tugas dan kepercayaan yang diberikan atasan atau pihak lain. Hanya itu cara, jalan atau pintu masuk menjadi pemimpin sukses kelak di mana pun kita berada,” ujar drg. Alo, mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dalam kegiatan yang diikuti para mahasiswa dari wilayah adat Meepago yang meliputi Kabupaten Nabire Dogiyai, Deiyai, dan Paniai.
Para pelajar dan mahasiswa juga diingatkan agar tekun di bidang sekolah atau kuliah sesuai jurusan. Para pelajar dan mahasiswa perlu membekali diri dengan membaca buku, aktif dalam organisasi intra maupun ekstra universitas, kegiatan rohani maupun jasamani dalam komunitas-komunitas lokal untuk menambah ilmu dan pengalaman kepemimpinan.
“Saya yakin mahasiswa asal Meepago akan menjadi pemimpin yang sukses untuk membangun tanah Papua terlebih khusus di Kabupaten Nabire, Paniai, Dogiyai, dan Deiyai,” ujarnya .
Koordinator Komunitas Sastra (Kosapa) Hengky Yeimo, yang juga tampil sebagai pembicara mengemukakan, anak muda Papua harus belajar menulis. Menulis adalah aktivitas intelektual mengasah kemampuan diri sekaligus ikut merawat peradaban umat manusia. Menulis adalah cara mengawasi jalannya sebuah rezim. Melalui aktivitas menulis seseorang dapat memberi masukan, kritik dan tawaran solusi demi perbaikan ke arah yang lebih baik. Menulis kerap menjadi cara menentang ketidakadilan yang terjadi di tengah masyarakat.
“Di Papua penulis buku terbanyak adalah orang Mee. Kita semua anak muda Mee harus meneruskan jejak para senior yang sudah menghasilkan karya tulis berupa buku. Banyak persoalan di Papua dengan mudah diamati lalu dijadikan bahan tulisan untuk mencerahkan publik. Misalnya, masalah pendidikan, kesehatan, sosial budaya dan politik hukum dan hak asasi manusia,” ujar Henky Yeimo, yang juga jurnalis Jubi.
Ketua IPPMMEE Apniel Doo menjelaskan, seminar bertujuan menambah pengetahuan para anggota mengingat ilmu dan pengalaman di sekolah atau kampus belum menjadi garansi kualitas anggota. Selain itu, ia mengajak rekan-rekannya sesama asal Meepago terjun dalam organisasi ekstra universitas sebagai wadah menempah diri dan melatih kemampuan diri.
“Organisasi ekstra kampus juga memberi ruang setiap mahasiswa dari berbagai kampung saling mengenal satu sama lain melalui kegiatan organisasi sekaligus melatih diri menjadi calon pemimpin di masa akan datang,” ujar Apniel Doo. (Benediktus Agapa/Odiyaiwuu.com)