Bupati Dogiyai Kirim 20 Pelajar ke NTT Dalam Ajang Festival Budaya Dunia yang Diikuti 17 Negara

Asisten II Setda Natalis Agapa SE, M.Si (kanan) mewakili Bupati Yudas Tebai, S.Pd,M.Si didampingi Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Dogiyai David Goo, S.Pd (kiri) saat melepas 20 pelajar SMA/SMK beserta di halaman Kantor Bupati Dogiyai, Papua Tengah, Senin (3/11). Para peserta akan mengikuti Festival Budaya Internasional di Kupang, Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Foto: Istimewa

MOWANEMANI, ODIYAIWUU.com — Bupati Kabupaten Dogiyai Yudas Tebai, S.Pd, M.Si yang diwakili Asisten II Setda Natalis Agapa, SE, M.Si, Senin (3/11) melepas 20 pelajar SMA/SMK beserta lima pendamping mengikuti Festival Budaya Internasional di Kupang, Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Para pelajar peserta bersama pendamping mewakili Provinsi Papua Tengah akan terbang menuju Kota Karang mengikuti festival tingkat dunia yang melibatkan peserta dari kabupaten-kabupaten di NTT dan 17 tim dari manca negara.

Para peserta dari Dogiyai sebelumnya meraih Juara Umum Festival Budaya Tingkat Provinsi Papua Tengah yang diikuti delapan kabupaten di wilayah Meepago (Papua Tengah).

“Kita bangga bahwa Kabupaten Dogiyai bisa mewakili Provinsi Papua Tengah untuk mengikuti Festival Budaya Tingkat Internasional di Kota Kupang,” ujar Asisten II Setda Dogiyai Natalis Agapa dalam sambutannya mengutip pemdadogiyai.id saat acara pelepasan peserta di halaman Kantor Bupati Dogiyai, Papua Tengah, Senin (3/11).

Menurut Agapa, atas nama Pemerintah Kabupaten Dogiyai ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pimpinan dan staf Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Dogiyai yang telah mempersiapkan peserta mengikuti festival Tingkat Provinsi Papua Tengah hingga meraih juara umum. Kemudian, tim Dogiyai mewakili Papua Tengah menuju festival di tingkat dunia.

Agapa yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Dogiyai David Goo, S.Pd dan sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) mengatakan, budaya orang Papua umumnya dan khusunya Suku Mee termasuk orang Dogiyai semakin hilang. Apabila tidak diteruskan oleh generasi muda, budaya suku Mee bisa hilang.

“Budaya kita semakin hilang. Kalian inilah penerus budaya kita. Kita bangga kalian bisa hadir untuk tunjukkan budaya kita di tingkat intenasional. Semua ini terjadi berkat campur tangan Tuhan,” kata Agapa lebih lanjut.

Menurut Agapa, orang luar suku Mee dan orang non Papua tahu budaya mengenakan pakaian adat koteka dan moge (cawat) serta noken dan cara menganyamnya serta tarian adat melalui media massa. Oleh karena itu, lanjut Agapa, melalui penampilan secara langsung mengenakan atribut budaya suku Mee dalam Festival Budaya Internasional, orang luar akan mengetahui dan menyaksikan asal usul dan pemilik budaya koteka-moge.

“Orang luar akan tahu dan melihat langsung koteka-moge, noken dan tarian adat berasal dari Indonesia, Provinsi Papua Tengah, Dogiyai dan suku Mee. Kita harus bangga Dogiyai hadir di festival tingkat dunia untuk bisa memperkenalkannya sekaligus mengangkat nama baik Dogiyai,” ujar Agapa.

Untuk itu, pihak Pemkab Dogiyai mendukung sekaligus berdoa dan berharap perwakilan peserta dari Papua Tengah itu tampil maksimal di tanah Flobamora. Pihak Pemkab Dogiyai, juga menitip pesan agar peserta dimudahkan dalam perjalanan dan menyajikan budaya selama festival berlangsung kemudian kembali dengan selamat.

“Tuhan dan alam Dogiyai mendukung kehadiran kita dalam festival tingkat dunia di Kota Kupang. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan, saya atas nama Pemerintah Kabupaten Dogiyai melepaskan peserta dan pendamping untuk mengikuti festival tingkat intenasional di Kupang,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Dikpora Dogiyai David Goo, S.Pd menambahkan, sebanyak 20 pelajar peserta festival dunia berasal dari SMA/SMK di Dogiyai. Para peserta bersama satu perwakilan Dispora dan empat pendamping.

“Sebelumnya peserta ini mengikuti dan meraih Juara Umum Festival Budaya Tingkat Provinsi Papua Tengah yang diikuti 8 kabupaten. Setelah itu peserta juara umum itu dipercaya mewakili Papua Tengah mengikuti Festival Budaya Tingkat Internasional di Kupang,” kata David Goo.

Dalam festival ini, peserta dari Dogiyai akan menyuguhkan seni tari dari 8 kabupaten di Papua Tengah dalam durasi waktu 15 menit. Seni tari itu digabungkan menjadi satu sajian.

“Gerakan tarinya dipadukan sesuai gerakan tari dari masing-masing kabupaten. Jadi tarian yang akan dipentaskan itu campuran mewakili seni tari dari delapan kabupaten. Mereka sudah siap dengan matang untuk dipentaskan di hadapan pubik di NTT dan dunia,” ujar David. (*)