OKSIBIL, ODIYAIWUU.com — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pegunungan Bintang, Provinsi Papua mengadakan kegiatan bimbingan teknis (bimtek) bagi ratusan calon kepala TK hingga SMP di Oksibil, kota Kabupaten Pegunungan Bintang. Bimtek yang dimulai 30-31 Maret 2022 bagi 152 calon kepala sekolah negeri dan swasta tersebut diadakan sebelum para calon kepala sekolah memulai menunaikan tugasnya.
Tujuannya para kepala sekolah dapat menjalankan peran yang maksimal, termasuk memutus rantai buta huruf. “Saya menyampaikan peran kepala sekolah dari sisi penguatan akses, khususnya akses untuk anak-anak. Anak-anak perlu diberi kemudahan untuk ke sekolah. Kemudahan itu karena manajemen kepala sekolah yang bagus; melibatkan semua unsur yang ada di kampung seperti Gereja dan kepala kampung. Misalnya mereka mengajak semua anak usia PAUD hingga SMP bisa masuk ke sekolah,” kata Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah Provinsi Papua Yulianus Kuayo, SH, saat tampil sebagai salah satu narasumber.
Menurut Kuayo, jika akses ini sudah tersentu dengan sendirinya rantai buta huruf diputuskan. Selain itu, bila semua anak sudah memiliki akses maka dilanjutkan dengan peningkatan mutunya. Peningkatan mutu itu banyak hal yang bisa difasilitasi. Misalnya tata kelola lembaga-lembaga profesi guru dan tenaga kependidikan seperti KKG, MGMP, Kelompok Kerja Kepala Sekolah, dan Kelompok Kerja Pengawas.
“Semua ini kita benahi secara kelembagaan, struktur kemudian dibuat kalender pelatihan khusus untuk mereka dengan mengundang narasumber ke masing-masing MGMP atau membawa mereka keluar untuk menambah wawasan baru. Salah satu aspek yang bisa difasilitasi pemerintah untuk meningkatkan mutunya antara lain seperti itu. Lalu yang berikut dalam rangka untuk mendukung mutu juga kemarin saya sampaikan juga perkuat kegiatan pengembangan karir siswa,” katanya.
Pengembangan karir siswa misalnya, melalui pramuka sesuai amanat kurikulum. Siswa yang berbakat dalam bidang seni perlu difasilitasi melalui sanggar seni sekolah. Anak-anak yang berminat untuk menulis difasilitasi melalui majalah dinding, terus sekolah bisa memfasilitasi siswa dengan kursus-kursus bahasa asing minimal bahasa Inggris. Selanjutnya kegiatan Usaha Kesehatan Siswa, siswa harus dididik tentang kebersihan. Itu juga menjadi bagian dari peningkatan mutu.
Kepala sekolah bersama masyarakat membantu anak-anak supaya bisa sekolah. Kepala sekolah juga harus menjaga anak-anak yang sudah terdaftar supaya tidak drop-out. Kepala sekolah mengorganisasi kegiatan-kegiatan kesiswaan untuk mengembangkan bakat siswa. Kepala sekolah meningkatkan mutu guru dengan mengorganisasi kegiatan-kegiatan profesi.
“Saya sampaikan ke calon-calon kepala sekolah yang akan dilantik agar setelah pengarahan ini capaian-capaian yang harus dilaporkan oleh kepala sekolah setelah satu tahun menjadi jelas. Jadi, kalau kamu ditugaskan misalnya di sekolah A di kampung A, satu kampung itu semua bisa mengakses pendidikan. Salah satu keberhasilan kepala sekolah dilihat dari aspek akses ini. Ini juga menjadi salah satu komitmen Bapak Bupati Pegunungan Bintang mengelola sumber daya manusia di wilayah ini,” ujarnya.
Dari enam provinsi di Indonesia dengan angka buta aksara tinggi, Papua menempati urutan teratas. Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2019, angka buta huruf di Papua menyentuh angka 21,9 persen dari total populasi. Dari 3,7 juta penduduk Papua terdapat 657 ribu orang belum melek huruf.
Sementara, menurut data BPS Provinsi Papua tahun 2019, angka melek huruf di Pegunungan Bintang adalah 85,77 persen. Jumlah penduduk merujuk data Badan Pusat Statistik Pegunungan Bintang tahun 2022 sebanyak 77.872 jiwa. (Johannes Supriyono/Odiyaiwuu.com)