Misionaris Asal Belanda Ingatkan, Jangan Keluarkan Siswa di Tanah Papua Karena Kesulitan Bayar Uang Sekolah - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Misionaris Asal Belanda Ingatkan, Jangan Keluarkan Siswa di Tanah Papua Karena Kesulitan Bayar Uang Sekolah

Pastor Anton Bartolomeus Maria Tromp, OSA. Sumber foto: Facebook Marthinus Taa

Loading

MANOKWARI, ODIYAIWUU.com — Imam misionaris asal Belanda yang sudah menjadi warga negara Indonesia di tanah Papua, Pastor Anton Bartolomeus Maria Tromp, OSA mengingatkan, penyelenggara pendidikan di tanah Papua jangan mengeluarkan para siswa dari sekolah hanya karena kesulitan membayar uang sekolah.

Pastor Benediktus Jehamin, OSA, rekan imam Agustinian yang lama mengenal Tromp sejak masih frater hingga tahbisan imam OSA mengatakan, pesan tersebut disampaikan Tromp, misionaris asal negeri Kincir Angin, selama lima puluh tahun lebih menunaikan misi di tanah Papua, khususnya di wilayah Keuskupan Manokwari-Sorong, Papua Barat.

“Pastor Tromp selalu bilang, kalau ko (kamu) peduli dengan sekolah dan pendidikan, hal yang harus ko lakukan adalah memberikan seluruh tenaga untuk anak-anak, terlebih anak-anak Papua,” ujar Pastor Beni menirukan kata-kata Tromp saat dihubungi di Manokwari, Papua Barat, Minggu (14/5).

Beni mengaku, ia salah seorang imam Agustinian yang sangat dekat dengan Pastor Tromp selama lima tahun terakhir. Kedua imam itu terlibat aktif mengurusi anak-anak di SMP dan asrama Katolik Villanova Maripi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

“Saya mengenal Pastor Tromp saat masih postulan tahun 2006 di Sorong. Saat novisiat, saya juga masih bertemu karena beliau guru saya. Namun, saat melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Fajar Timur Fajar Timur Jayapura, saya jarang bertemu Pastor Tromp,” kata Beni lebih jauh.

Setelah menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana di STFT Fajar Timur dan ditugaskan kembali di SMP Villanova Maripi pada 2016, saat itu Beni masih berstatus frater.

“Saat masih frater, tahbisan diakon sampai tahbisan imam (pastor) saya masih bersama Pastor Tromp mengurusi anak-anak di SMP dan asrama Katolik Villanova Maripi,” ujar Beni lagi.

Uang sekolah

Bagi Beni, sosok Tromp bukan sekadar imam (pastor) dan guru. Tromp juga seperti orang tua yang peduli terhadap dunia pendidikan, khususnya anak-anak tanah Papua menimba ilmu di semua satuan pendidikan hingga yang tinggal asrama.

Tromp di mata Beni sungguh merasul sekaligus memberikan hati dan jiwanya secara total, khususnya anak-anak di tanah Papua. Pesan Tromp yang tak akann pernah tanggal dalam memori Beni yaitu tidak boleh mengeluarkan anak-anak yang sedang duduk di bangku sekolah atau yang tinggal di asrama hanya karena alasan mereka tidak membayar uang.

“Pesan yang paling berkesan dari beliau (Tromp) masih saya ingat baik. ‘Beni suatu saat saya tidak ada, jangan pernah keluarkan anak-anak hanya karena kekurangan finansial’. Itu pesan yang sangat mendalam,” kata Beni dalam nada sedih.

“Artinya, anak-anak tidak boleh dikeluarkan dari sekolah atau asrama hanya karena belum bayar uang asrama dan uang sekolah,” lanjut Beni dengan mata berlinang mengenang jasa baik dan pengabdian total konfraternya di tanah Papua.

Beni sungguh memahami kecintaan yang total dan tulus seorang Tromp terhadap masa depan anak-anak tanah Papua yang ada di sekolah maupun asrama. Tromp selalu alpa memilih-milih satu sama lain anak-anak dari latar belakang apapaun, tetapi kasih saying dan pelayananannya total untuk mereka semua.

Jika ada anak-anak yang belum membayar uang sekolah dan uang asrama, sebagai Bapak (Rektor) Asrama SMP Villanova Maripi, Beni akan selalu bersama-sama dengan Anton Tromp mendiskusikan lalu mencari solusi terbaik bagi anaknya.

“Nanti biasanya orang tua dan anak menghadap saya terlebih dahulu. Di situ saya akan bilang, ‘Ingat ee. Kamu punya tunggakan masih ada di sekolah atau asrama. Jika suatu waktu kamu jadi orang sukses atau berhasil, jangan lupa SMP Villanova’. Itu yang selalu saya beritahu kepada orangtua mereka,” katanya.

Setelah bertemu Beni, anak bersangkutan akan diantar bertemu dengan Pastor Tromp dan membicarakan soal hal tersebut. Meski Pastor Trom dianggap sebagai orang tua, tetapi ia selalu menganggap semua orang sebagai rekan kerja dan anak-anaknya. Inilah yang membuat Beni secara pribadi susah melupakan kebaikan Tromp selama bekerja dan mengabdi melayani umat dan masyarakat.

“Pesan beliau (Tromp), ‘Ko (kamu) ada di tanah Papua, maka harus mencintai anak-anak Papua’ Itu pesan yang luar biasa dari seorang imam dan pelayan Sabda,” lanjut Beni dengan mata sembab.

Punya kedekatan

Beni melihat, Tromp memiliki kedekatan tersendiri dengan anak-anak di SMP maupun asrama Katolik Villanova Maripi. Terlebih khusus, pada saat di asrama lebih banyak waktunya dihabiskan untuk ngobrol atau bercerita dengan anak-anak. “Dia selalu memberikan motivasi dan semangat untuk anak-anak,” katanya.

Beni sangat mengagumi Tromp. Hampir semua anak dari wilayah Kepala Burung dan semua orang tua mereka masing-masing dia kenal baik. Misalnya, anak-anak dari Kabupaten Maybrat, Tambrauw, Teluk Bintuni, dan daerah lainnya yang ada di Papua Barat.

“Beliau (Tromp) merupakan tempat sandaran anak-anak ketika ada masalah di sekolah ataupun di asrama. Hal pertama yang beliau lakukan adalah peluk anak dan ganggu atau bermain dengan mereka. Setelah itu baru kasih motivasi dan semangat,” ujar Beni mengenang keseharian Tromp bersama anak-anak.

Beni yang kini sudah ditugaskan di paroki di Suswa, tetapi masih mengenal Tromp sebagai salah sosok yang setia memberikan motivasi dan semangat bagi anak-anak di sekolah dan asrama.

“Visi beliau (Tromp) adalah memanusikan manusia. Beliau berharap dengan hadirnya sekolah dan asrama ini dapat menghasilkan anak-anak Papua yang dapat memimpin tanah dan negerinya sendiri di masa akan datang,” kata Beni.

Anak pedagang

Tromp lahir di Haarlem, Sparrenstraat, 20 Maret 1945. Pemilik nama lengkap Anton Bartolomeus Maria Tromp ini lahir dari pasangan suami-isteri Bartolomeus Geradus Tromp dan Dina Cornelia Koks. Ia adalah anak pertama dari sembilan bersaudara. 6 di antaranya laki-laki dan 3 perempuan.

Ayahnya, Geradus, adalah seorang pedagang. Sedang sang bunda, Dina, seorang ibu rumah tangga seperti kebanyakan ibu rumah tangga lainnya dengan rutinitas tugas memasak, mencuci atau mengurus suami dan anak-anak.

Tromp mengenyam pendidikan mulai dari TK di Santa Liduina Haarlem tahun 1950. Pada 1957 ia menyelesaikan pendidikan dasar di Santo Petrus Canisus, Timorstraat lalu SMP Pius X di Reviusstr. Pada tahun 1962 ia lulus SLTA di Mendelcollege (HBS-A), Haarlem. Sesudah menyelesaikan SLTA, ia mengikuti kursus bahasa Latin dan Yunani di Triniteitslyceum Haarlam tahun 1962-1963, Nuffic di TU Eindhoven tahun 1962-1963.

Tromp menghembuskan nafas terakhir pada Senin (8/5) di Vogelkoop (Kepala Burung), Manokwari. Misa requiem (arwah) dipersembahkan pada Senin (8/5) pukul 18.00 WIT, kemudian Selasa (9/5) pukul 18.00 WIT, dan Rabu (10/5) pukul 09.00 WIT sebelum dimakamkan di Kompleks Biara Maripi SMP Katolik Millanova.

“Pastor Anton Tromp, OSA adalah pahlawan pendidikan bagi kemajuan sumber daya manusia di Vogelkoop. Ia telah pergi untuk selamanya. Damailah di surga abadi. Saya sungguh merasa kehilangan. Almarhum sosok imam misionaris yang sangat berjasa bagi umat dan masyarakat tanah Papua, baik urusan pastoral maupun pendidikan,” ujar Frederika Korain, aktivis perempuan Papua hasil didikan Almarhum, Senin (8/5). (Roberth Yewen, Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :