UNGARAN, ODIYAIWUU.com — Yayasan Yayasan Bina Taruna Indonesia Bumi Cendrawasih (Binterbusih) selama seminggu, Kamis-Kamis (7-14/3), menggelar kegiatan Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar atau LKTD bertema Saya Berubah, Papua Berubah, yang diikuti kurang lebih 53 mahasiswa dan mahasiswi asal Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan.
Pelatihan kepemimpinan (leadership) yang berlangsung di Gria Assi, Jala Ampelgading, Tangarang, Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah melibatkan mahasiswa penerima beasiswa Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) melalui mitranya Yayasan Binterbusih Semarang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang. Para peserta adalah mahasiswa asal Pegunungan Bintang yang tengah kuliah di berbagai perguruan tinggi, baik di wilayah Jawa, Bali, Sumatera, dan Jabodetabek.
“Kegiatan LKTD kami pandang sangat penting. Kami lihat mahasiswa dan mahasiswi asal Pegunungan Bintang punya potensi menjadi pemimpin di masa depan sehingga latihan kepemimpinan, leadership ini kami selenggarakan,” ujar Ketua Yayasan Binterbusih Semarang Paskalis Abner melalui keterangan tertulis kepada Odiyaiwuu.com dari Ungaran, kota Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (21/3).
Menurut Paskalis, Bupati Spei Yan Bidana, ST, M.Si bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang sangat concern melalui berbagai terobosan melalui berbagai upaya, termasuk memberikan beasiswa bagi ratusan mahasiswa dan mahasiswi asal Pegunungan Bintang setiap tahun kelak menjadi pemimpin di mana saja, terutama di daerah asalnya.
LKTD tersebut, lanjut Paskalis, merupakan salah satu langkah edukatif yang efektif ikut mewujudkan niat dan langkah baik Bupati Pegunungan Bintang dan jajaran pemerintah memajukan bidang pendidikan guna mengembangkan SDM Pegunungan Bintang bagi anak-anak muda dan mahasiswa menjemput masa depan yang lebih cerah dan menjanjikan.
Usai pelatihan dibuka secara resmi oleh Paskalis, Ketua Pembina Yayasan Binterbusih Paul Sudiyo menyajikan materi terkait visi kepemimpinan kemudian Manager Yayasan Binterbusih Robert Manaku, Kemudian, pada hari keempat Koordinator Tim Kerja Dolfinus Simon Josep menyajikan materi terkait seni dan keterampilan berpidato di depan umum (public speaking) dan ditambahkan materi serupa oleh Staf Tim Kerja Pembinaan Mahasiswa Pegunungan Bintang Antonius Arianto.
Koordinator Tata Tertib Panitia LKTD Martinus Dwi mengatakan, melalui kegiatan berjalan aman dan lancar berkat kerja sama harmoni dengan sejumlah senior seperti Himanuel H. Mimin, Peranus Taplo, Hanni Sawasemariai Serta, dan tim pendamping peserta pelatihan leadership. Banyak hal positif diperoleh peserta sebagai modal mengembangkan potensi dirinya selama menimba ilmu di perguruan tinggi di wilayahnya masing-masing.
“Paling kurang ada tiga benefit, keuntungan yang diperoleh peserta. Pertama, masing-masing tentu menyadari bahwa seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang berguna bagi sesamanya, man for others. Kedua, menjadi pemimpin yang baik adalah mereka yang menemukan Allah dalam segala hal, finding God in all things. Ketiga, pemimpin yang baik adalah mereka yang mendedikasikan diri bagi kemuliaan Allah yang lebih besar, Ad Maiorem Dei Gloriam,” ujar Hanni, yang juga dosen UKSW Salatiga dan pendamping beasiswa.
Selama ini, Binterbusih sudah terlibat aktif mendampingi dan membina banyak banyak mahasiswa asal tanah Papua hingga meraih sukses dan mendedikasikan ilmu serta tenaganya bagi kemajuan bumi Cenderawasih.
Mereka antara lain Bupati Pegunungan Bintang Spei Bidana, mantan komisioner Komnas HAM dan tokoh muda nasional Natalius Pigai, staf pengajar Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (UKSW) dan Ketua Gugus Tugas Papua Pemuda Katolik Republik Indonesia Melkior NN Sitokdana, Penjabat Gubernur Papua Selatan Prof Dr Apolo Safanpo, ST, MT, Ketua Penghubung Komisi Yudisial Perwakilan Papua Dr Methodius Kosay, SH, M.Hum, dan lain-lain.
“Saya sangat senang karena LKTD yang diselenggarakan Binterbusih sangat bermanfaat bagi saya dan teman teman. Kegiatan ini adalah yang pertama kali saya ikuti,” ujar Anton Kuauru, mahasiswa Komapo yang saat ini kuliah di Sumatera Utara.
“LKTD ini merupakan pelatihan yang sangat bermanfaat. Kami mengusulkan agar dalam kesempatan pelatihan berikut, dapat melibatkan lebih banyak mahasiswa asal Papua Pegunungan. Banyak ilmu dan pengalaman kami peroleh selama pelatihan, terutama bagaimana kami memiliki rasa percaya diri dalam berdinamika, sesuatu yang akan menjadi modal saat tampil dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan atau kampus,” ujar Erepina Lepki, mahasiswa Komapo yang kuliah di UKSW Salatiga. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)