Ia dipercaya menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Tolikara, Papua pekan kedua September 2022. Kala itu usianya baru menyentuh angka 39 tahun. Perjalanan karier berliku. “Kuasa Tuhan ajaib,” katanya.
TANAH Papua tidak hanya menyimpan kekayaan sumber daya alam melimpah. Bumi Cenderawasih itu juga melahirkan banyak manusia hebat dalam berbagai bidang profesi yang mengabdi tak hanya di lingkup pemerintahan, Gereja, dan masyarakat.
Topografi alam menantang bertabur hutan, gunung, bukit, lembah ngarai, sungai, danau, dan lain-lain yang menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya, bukan meredupkan semangat anak-anak asli Papua berprestasi. Pendidikan adalah garansi meraih mimpi demi masa depan masyarakat dan daerah agar lebih sejahtera, aman, damai, dan maju. Cita-cita dan semangatnya mengabdi masyarakat dan tanah Papua merasuk dan menempel dalam dinding hati terdalam.
“Orangtua saya berasal dari Kabupaten Deiyai, Papua Tengah. Ayah dan ibu orang asli Deiyai. Mereka meninggalkan Deiyai menuju Tolikara karena ayah pendeta dan guru. Kami semua lahir di Tolikara. Tuhan sungguh Ajaib. Tolikara merupakan daerah dengan sumber daya alam melimpah. Daerah itu juga melahirkan banyak orang hebat di tengah akses komunikasi dan transportasi yang membelenggu. Kami anak-anak bersandar dalam doa dan semangat juang,” ujar Yosua kepada Odiyaiwuu.com saat ngobrol santai di sela-sela menunaikan tugasnya di Jakarta.
Teladan orangtua
Perjuangan Yosua meraih sukses dalam karier di organisasi hingga memutuskan menjadi abdi negara di birokrasi bukanlah waktu pendek tanpa perjuangan. Sejak kecil, ia sudah terbiasa menanamkan dalam diri teladan dan nasehat orangtua. Bahkan ia mengaku semangat juang menjadi orang berguna bagi sesama juga berangkat dari teladan ayah dan ibunya. Begitu pula saat ia dipercaya sejumlah jabatan sejak menjadi PNS di lingkup Pemerintah Kabupaten Tolikara, Papua Tengah.
“Sosok ayah sebagai pendeta dan guru menjadi teladan. Kerja keras, semangat juang, rendah hati, menghargai sesama adalah keutamaan hidup keluarga. Ibu adalah sumber kekuatan cinta yang memandu kami anak-anaknya dalam keseharian hidup dan karya kami. Ayah dan ibu kami sudah meninggalkan tanah Meepago dan mengabdi sebagai pelayan sesama melalui pendidikan. Jarak Deiyai ke Tolikara sangat jauh. Hal itu mereka lakukan semata melayani umat dan masyarakat. Karena itu, sejak kecil saya berdoa dan belajar rajin agar kelak meneruskan cita-cita ayah dan ibu melayani masyarakat di bidang tugas kami,” ujar Yosua.
Yosua lahir di Karubaga, 18 November 1982. Ia terlahir sebagai anak pertama dari tujuh bersaudara dari pasangan (Alm) Pendeta Yerry Douw, S.Th, MA dan Ibu Yuliana Agapa. Menikah dengan gadis pilihannya, Novita Ronsumbre, mereka dikaruniai tujuh putera dan puteri. Yosua melewati masa sekolah dasar (SD) di beberapa tempat mengikuti kepindahan sang ayah sebagai pendeta dan guru.
“Saya sekolah di tiga SD yaitu SD Negeri Karubaga Tolikara, SD YPPGI Tulem, dan tamat di SD Inpres Porome, Distrik Kelila, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua (kini Papua Pegunungan). Setelah tamat, saya masuk SLTP Negeri Wamena dan lanjut di SMU Negeri 1 Wamena. Kemudian masuk Fisipil Uncen tahun 2000 hingga selesai tahun 2004. Tahun 2013, saya merampungkan studi Magister Ilmu Ekonomi di Uncen dan 2015 meraih Magister Atrium (MA) di Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia, Jakarta,” ujar Yosua.
Salah satu berkat ia selalu syukuri kepada Tuhan yaitu selama menempuh pendidikan dasar hingga lulus kuliah berjalan lancar. Selain doa dan kerja seimbang, dukungan doa serta semangat orangtua dan adik-adiknya selalu ia alami. Dalam usia umur 33 tahun, Yosua sudah meraih gelar akademik: Magister Ilmu Ekonomi dan Magister Atrium Bidang Teologi. Ia juga sangat sukses dalam dunia birokrasi.
Jenjang pangkat dan golongan meningkat sangat cepat berkat ketekunan dan kerja keras dalam setiap tugas dan jabatan yang diberikan atasannya. Beberapa jabatan penting bahkan dipercayakan kepadanya sebelum menjabat sebagai Sekda pada umur 39 tahun. Kerja keras menunaikan kepercayaan atasan hinga mendulang prestasi, diakui Yosua juga ditimba dari teladan hidup kedua orangtua serta kehidupan religi yang baik, sikap tegas dan disiplin mereka. Hal yang mereka wujudkan juga melalui totalitas pengabdian tugas di bidang pendidikan maupun hidup rohani kala melayani warga dan umat di Tolikara dan sekitarnya.
“Ayah saya seorang pendeta yang total dalam pelayanan di lingkup Gereja Injili di Indonesia, GIDI di Tolikara. Ayah saya juga guru agama di beberapa sekolah. Beliau salah seorang pendeta di Tolikara kala itu yang punya kontribusi besar memelopori Gereja GIDI Ebenhaezer, Karubaga, kota Kabupaten Tolikara. Gereja GIDI Ebenhaezer Karubaga ini merupakan Gereja kami yang pertama menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam ibadat atau kebaktian untuk sesama saudara ASN yang bertugas di Karubaga dan sekitarnya,” kata Yosua.
Sang bunda, Yuliana Agapa, juga diakui Yosua sebagai sosok rendah hati. Relasi suami-isteri yang harmonis, diakuinya juga menggandakan teladan yang kelak menjadi panduan anak-anak mereka di tengah masyarakat. Bahkan saat semua anaknya tumbuh dewasa hingga merantau ke daerah-daerah melanjutkan pendidikan. Dari sang bunda, kata Yosua, cinta, semangat, dan teladan hidup mereka warisi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan hingga di mana mereka bekerja.
“Saya melihat sosok mama saya pekerja keras dan penuh cinta. Ya, ini mungkin bertolak dari latar kehidupan keluarga yang merupakan hamba Tuhan. Mama saya pribadi rendah hati, mengasihi bapak dan mengajari kami anak-anak tentang arti cinta dan kasih sayang. Ia seorang pendoa setia. Kedua orangtua saya tak pernah terlihat bertengkar tetapi saling mengasihi. Teladan ini merupakan modal kami dalam setiap jejak langkah pengabdian kami, baik dalam keluarga maupun kehidupan bermasyarakat,” lanjut Yosua.
Selain itu, menurut Yosua, sosok dan peran isteri tercinta Novita Ronsumbre adalah inspirasi lain di balik kisah perjuangannya meraih berkat berlimpah dari Tuhan melalui tugas dan pelayanannya, baik di dalam keluarga maupun di mana ia bekerja. Sejak keduanya berikrar setia sehidup-semati di Altar Tuhan tahun 2008, sang isteri mendukungnya dengan totalitas pengabdian. Karena itu, Yosua bersyukur memiliki seorang pendamping hidup yang sangat mencintai saya bersama.
“Gambaran sosok isteri saya tak jauh berbeda seperti ibunda terkasih. Isteri saya seorang pribadi yang sangat ramah, aktif di Gereja dan mengandalkan Firman Tuhan. Ia memberi kami keteduhan, cinta, dan perhatian luar biasa besar. Dalam berbagai tugas dan kepercayaan yang diberikan, isteri saya adalah mitra diskusi yang baik. Ia total mendukung saya agar selalu berarti bagi sesame di mana saya mengabdi di tanah Papua. Setiap diksi, pilihan kata yang keluar dari mulutnya kerap menjadi nasehat agar saya juga selalu berhati-hati dalam berbagai tugas dan pelayanan,” kisah Yosua.
Muara pelayanan
Sukses merampungkan pendidikann formal tak memberi Yosua jedah berkepanjangan. Kerinduan melayani masyarakat dan kemajuan dominan. Birokrasi adalah muara pelayanan Yosua, putera sulung pasangan suami-isteri (pasutri) Pendeta Yerry Douw dan Ibu Yuliana Agapa. Tolikara, tanah tempat tali pusarnya dibenam, menjadi pilihan pengabdian Yosua. Ikatan emosional dengan Tolikara melapangkan langkahnya memulai mengabdi dengan harapan kelak menjadi abdi negara melayani masyarakat.
“Saya lulus seleksi CPNS di Tolikara. Puji Tuhan diterima sebagai CPNS sejak 1 Mei 2006 dalam usia relatif muda, 24 tahun. Tak lama berselang, tahun 2008, resmi menjadi PNS di lingkup Pemerintah Kabupaten Tolikara. Perlahan tapi pasti, saya bekerja sambil belajar. Saya melewati proses penjenjangan secara normal. Saat Tolikara dipimpin Bapak Usman G Wanimbo, melakukan terobosan sehingga sebagai anak asli saya juga sudah bersiap diri kalau suatu waktu diberi tugas dan kepercayaan. Kita tahu, Tolikara bukan sekadar kabupaten yang melahirkan banyak tokoh politik hebat tetapi banyak kader di tubuh birokrasi dipromosikan Pak Usman Wanimbo saat beliau menjabat Bupati Tolikara. Di luar birokrasi, Tolikara melahirkan banyak pemimpin yang mengabdi di luar daerah demi banyak orang,” lanjut Tosua.
Yosua sungguh menyadari, kuasa Tuhan sungguh Ajaib dalam kehidupan keluarga orangtua yang mengajarkan banyak hal tentang arti hidup dan pelayanan di tengah dunia. Kerja keras, semangat, disiplin, dan rasa tanggung jawab dalam tugas adalah keutamaan. Salah satu yang dialaminya yaitu selama kurang lebih 12 tahun diberi tugas dan kepercayaan mengemban jabatan struktural di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Kabupaten Tolikara.
Berbagai tugas dan kepercayaan itu berjalan alamiah. Hal tersebut bertolak dari kesetiaan dan kerja keras yang ia tunjukkan dengan kualifikasi pendidikan formal dan berbagai kegiatan penjenjangan memadai sebagai ASN yang dimiliki. Sejumlah jabatan ia terima dengan penuh tanggungjawab semisal di Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung (BPMK) Tolikara sebelum akhirnya ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Kepala BMPK Tolikara periode 2016-2017.
“Saya lolos seleksi calon Sekda Kabupaten Tolikara di masa kepemimpinan Bupati Bapak Usman G Wanimbo kemudian dilantik dalam usia sangat muda. Padahal, proses seleksi sangat ketat. Puji Tuhan, saya melihat dalam sejarah pemerintahan, Tolikara di bawah kepemimpinan Bapak Usman Wanimbo membuat terobosan, semacam lompatan peradaban hingga menghasilkan seorang ASN pada puncak jabatan tertinggi sebagai Sekda di Tolikara,” kata Yosua.
Namun, jabatan prestisius dan bergengsi bagi seorang anak asli Papua dengan kualifikasi akademik dan sederet pengalaman membuat Yosua tetaplah anak seorang pendeta yang rendah hati. Karena itu, ia memaknai tugas dan jabatan sebagai panggilan jiwa mengabdi di tanah leluhurnya, Papua, dari Tolikara. Yosua beralasan, bila setiap orang memahami tugas dan tanggungjawab sepenuh hati sebagai medium pelayanan maka di sana nama Tuhan dimuliakan.
“Saya bersyukur karena melalui atasan saya baik di Provinsi Papua maupun di Kabupaten Tolikara, Tuhan memberi ruang pengabdian sebagai pimpinan ASN mengelola administrasi pemerintahan. Meski begitu, saya selalu menanamkan kesadaran personal bahwa muara tugas dan tanggung jawab berkiblat pada kemuliaan nama Tuhan dan kebaikan sesama. Tugas saya adalah bekerja keras sepenuh melayani masyarakat dan daerah. Selebihnya, Tuhan menggenapi. Saat saya terpilih jadi Sekda Tolikara, saya bersujud dalam doa dan memohon berkat Tuhan agar senantiasa menyertai saya agar menjadi berkat bagi sesama,” kata Yosua, kandidat Doktor Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)
Yosua Noak Douw, S.Sos, M.Si, MA
Lahir: Karubaga, Tolikara, 18 Nopember 1982
Alamat: Ampera, Karubaga, Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara
Agama: Kristen Protestan
Pekerjaan: Pegawai Negeri Sipil
Kewarganegaraan: Warga Negara Indonesia (WNI)
Isteri: Novita Ronsumbre
Anak:
Hadasah Douw
Priskila Douw
Yusuf Douw
Beruriah Douw
David Douw
Yuliana Douw
Yehoshua Douw
Ayah : Yerry Douw, S.Th, MA, M.Th
Nama Ibu: Yuliana Agapa
Pendidikan Formal
- SD Negeri Karubaga, 1989-1991
- SD YPPGI Tulem, 1991-1992
- SD Inpres Porome, Distrik Kelila, Kabupaten Jayawijaya, 1992-1994
- SLTP Negeri 2 Wamena Distrik Wamena, Jayawijaya, 1994-1997
- SMU Negeri 1 Wamena Distrik Wamena, Jayawijaya, 1997-2000
- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Cenderawasih, 2000-2004
- Magister Ilmu Ekonomi Universitas Cenderawasih, 2011-2013
- Kandidat Doktor Universitas Cenderawasih
Pendidikan Informal
- Diklat Prajabatan CPNS, 2006
- Studi Banding Program Pasca Sarjana Universitas Cenderawasih (Uncen)
- Magister Ilmu Ekonomi (MIE) Pembangunan Pendidikan, UGM, 2013
- Diklat Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, 2013 dan 2014
- Diklat PIM (Pendidikan Kepemimpinan Tingkat 3), Tahun 2014
- Studi Banding Program Pasca Sarjana Uncen Pengembangan SDM di Universitas Indonesia dan UGM Jogjakarta, 2015
- Diklat Penulisan Jurnal Ilmiah, 2015
- Training Of Trainer (TOT) Dana Desa, 2016
- Pendidikan Kepemimpinan Nasional Tingkat II (PKN II), Tahun 2019
- Peringkat III Besar dalam Pendidikan Kepemimpinan Nasional Tingkat II, 2019
Pengalaman Organisasi
- Anggota Tim Tari Yondamono Kabupaten Jayawijaya, 1992-1997
- Anggota Pramuka SMP Negeri 2 Wamena, Jayawijaya 1995-1997
- Anggota Drum Band SMP Negeri 2 Wamena, 1995-1996
- Anggota Bina Mental Spiritual Osis SMU Negeri I Wamena, 1998-2000
- Anggota Pramuka SMU Negeri I Wamena, 1997-2000
- Sekertaris Karmel Ministry Papua, 1997-2000
- Wakil Ketua I Forum Komunikasi Antar Gereja Jayawijaya, 1999-2000
- Wakil Ketua 1 Sahabat Yesus Papua, 1999-2000
- Wakil Ketua 1 AMPI Kabupaten Tolikara, 2007-2016
- Ketua Anak dan Remaja Dewa Kota Wilayah Toli, Tolikara, 2007-2009
- Anggota KNPI Tolikara, 2008-sekarang
- Ketua Generation Of Alfa Ministry (GOAM) Papua, 2009-2014
- Sekertaris Umum Pemuda GIDI Wilayah Toli, Tolikara, 2009-2010
- Anggota Pembina Generation Of Alfa Ministry, Papua, 2014-Sekarang
- Ketua Tim Penyusunan Dokumen Organisasi Alfa Ministry, 2015-2016
- Ketua Cendekia Papua, 2019-Sekarang
Karir
- CPNS Golongan III/a, 1 Mei Tahun 2006
- PNS Golongan III/a, 1 Mei Tahun 2008
- PNS Golongan III/b, 1 Oktober Tahun 2010
- PNS Golongan III/c, 1 Oktober Tahun 2011
- PNS Golongan III/d, 1 April Tahun 2014
- PNS Golongan IV/a, 1 Oktober Tahun 2016
- PNS Golongan IV/b, 1 April Tahun 2020
- Kepala Sub Bagian Analisis Formasi Jabatan pada Bagian ORPAN Tolikara, 2010-2011
- Kepala Sub Bidang Pembinaan Kelembagaan Masyarakat dan Adat pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung Tolikara, 2011-2012
- Kepala Bidang Pembangunan Kampung pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung Tolikara, 2012-2013
- Sekretaris Badan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung Tolikara, 2013-2016
- Kepala Badan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung Tolikara, 2016-2017
- Kepala Dinas Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat Tolikara, 2017-2018
- Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Tolikara, 2018-
- Sekretaris Daerah Tolikara tahun 2022-sekarang
- Staf Khusus Pengelolaan Administrasi Bagian Organisasi dan PAN Tolikara, 2006-2010
- Bendahara Pengeluaran Dinas Perhubungan Tolikara, 2008-2009
- Bendahara Pengeluaran Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung Tolikara, 2010-2012
- Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa kegiatan PNPM Mandiri, 2010-2011
- Penanggungjawab Operasional Kegiatan (PjOK) / PPK Program Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk kegiatan PNPM Mandiri, RESPEK, PROSPEK dan Dana Desa Tolikara, 2011-2016
- Sekretaris Umum Tim Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Pasca Konflik Pilkada Tolikara, 2012
- Penanggungjawab Kegiatan Pelatihan Dana Desa bagi Aparat Kampung Tolikara (Bagi 541 Aparat Kampung), 2015 dan 2016