Pastor Dr. Neles Tebay, Pr: Tokoh Perdamaian dan Pencetus Dialog Jakarta-Papua - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
Sosok  

Pastor Dr. Neles Tebay, Pr: Tokoh Perdamaian dan Pencetus Dialog Jakarta-Papua

Almarhum Pastor Dr. Neles Tebay, Pr. Foto: Istimewa.

Loading

PASTOR Dr. Neles Tebay, Pr adalah salah satu tokoh paling terkemuka dalam upaya memfasilitasi dialog antara Jakarta dan Papua. Sebagai seorang imam Katolik, akademisi, dan pendukung perdamaian, Pastor Neles telah mengabdikan hidupnya untuk memperjuangkan cara-cara damai dalam menyelesaikan konflik yang telah lama mengemuka di Papua. Berbeda dengan pendekatan militeristik yang banyak diterapkan oleh pemerintah, Pastor Neles memilih jalur dialog sebagai solusi untuk mengakhiri ketegangan yang terus berlangsung, serta sebagai sarana untuk mendekatkan kedua belah pihak yang terjebak dalam sejarah panjang ketidakpercayaan dan ketidakadilan.

Kehidupan dan Pemikiran Pastor Neles

Lahir di Papua pada tahun 1964, Pastor Neles Tebay tumbuh dalam lingkungan yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat adat Papua. Sejak kecil, ia sudah menyaksikan ketidakadilan dan kesulitan yang dialami oleh banyak orang di sekitarnya. Pendidikan yang diterima membawanya pada pemahaman yang mendalam tentang peran agama dalam mengubah kehidupan sosial dan politik. Setelah menyelesaikan pendidikan teologi dan ditahbiskan sebagai imam, Pastor Neles memutuskan untuk melanjutkan studi doktoralnya di Roma. Imam dioses Jayapura ini mendalami filsafat dan teologi yang mendalam tentang perdamaian, keadilan, dan penghormatan terhadap martabat manusia.

Kembali ke Indonesia, khususnya ke Papua, Pastor Neles tidak hanya berkecimpung dalam kehidupan pastoral gereja, tetapi juga aktif berbicara dan menulis tentang dinamika konflik yang terjadi di Papua. Ia berpendapat bahwa konflik di Papua tidak hanya bersifat ekonomi atau politik, tetapi lebih kepada masalah mendalam terkait identitas budaya, martabat manusia, dan keadilan sosial. Sebagai pendidik di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Fajar Timur di Jayapura, ia berusaha menyebarkan nilai-nilai perdamaian melalui pendidikan, serta menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya dialog sebagai jalan keluar dari ketegangan yang ada.

Dialog Jakarta-Papua: Visi Perdamaian Pastor Neles

Pastor Neles Tebay dikenal sebagai pelopor dalam mendorong dialog antara pemerintah Indonesia dan masyarakat Papua. Menurutnya, konflik yang sudah berlangsung selama puluhan tahun di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengan pendekatan keamanan atau militer. Melalui dialog, ia percaya kedua pihak —baik dari pemerintah pusat maupun masyarakat Papua— dapat saling memahami, membuka hati, dan mencari jalan keluar bersama yang menghormati hak-hak rakyat Papua.

Pada tahun 2009, Pastor Neles bersama rekan-rekannya mendirikan Jaringan Damai Papua (JDP), sebuah organisasi yang bertujuan untuk mengupayakan perdamaian di Papua dengan mengedepankan dialog sebagai solusi utama. Melalui JDP, Pastor Neles memperkenalkan konsep dialog inklusif, yang mengedepankan pentingnya melibatkan berbagai elemen masyarakat Papua, baik yang mendukung integrasi dengan Indonesia maupun yang menginginkan kemerdekaan. Baginya, dialog bukanlah proses negosiasi politik semata, melainkan sebuah upaya untuk membangun rasa saling percaya dan menghargai satu sama lain, sehingga tercipta kesepakatan yang menguntungkan bagi semua pihak.

Dalam visinya, dialog yang dibangun harus benar-benar berfokus pada kesejahteraan masyarakat Papua. Ini mencakup pengakuan terhadap hak-hak dasar mereka, penghormatan terhadap budaya, serta keadilan dalam distribusi kekayaan alam Papua. Pastor Neles berpendapat bahwa penyelesaian masalah Papua yang sesungguhnya harus melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah Indonesia, masyarakat Papua, serta elemen-elemen internasional yang mendukung perdamaian dan keadilan.

Tantangan dalam Mewujudkan Dialog

Meskipun Pastor Neles Tebay dikenal sebagai pejuang perdamaian yang gigih, usaha untuk mendorong dialog damai di Papua tidaklah mudah. Di satu sisi, banyak pihak di Jakarta yang skeptis terhadap gagasan dialog, dan lebih mengutamakan pendekatan militer sebagai cara untuk mengendalikan situasi di Papua. Sebagian kalangan merasa bahwa pemberian otonomi khusus atau bahkan dialog yang lebih terbuka akan meruntuhkan kedaulatan Indonesia dan memperburuk ketegangan politik di tanah air.

Di sisi lain, masyarakat Papua yang telah lama mengalami ketidakadilan dan marginalisasi sering kali merasa pesimis terhadap niat baik pemerintah. Setelah bertahun-tahun mengalami penindasan, eksploitasi sumber daya alam yang tidak adil, serta pengabaian terhadap hak-hak dasar mereka, banyak pihak di Papua yang merasa bahwa dialog tidak akan mampu membawa perubahan yang signifikan tanpa adanya perubahan nyata dalam kebijakan pemerintah.

Pastor Neles menyadari betul tantangan besar yang ia hadapi. Membangun kepercayaan di tengah ketidakpercayaan yang sudah mengakar selama bertahun-tahun memerlukan waktu dan kesabaran. Dalam berbagai kesempatan, ia berusaha membuka ruang diskusi antara pihak-pihak yang bertikai, mengajak mereka untuk lebih menghargai dan mendengarkan suara-suara yang selama ini terabaikan. Ia menekankan pentingnya dialog yang berbasis pada kasih sayang, penghormatan terhadap martabat manusia, serta keinginan untuk mencari jalan keluar yang saling menguntungkan.

Warisan Perdamaian Pastor Neles

Pada 14 April 2019, Pastor Neles Tebay menghadap Sang Pencipta. Kehilangan ini meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Papua dan seluruh gerakan perdamaian di Indonesia. Namun, meskipun beliau telah meninggal, warisan dan pemikirannya tetap hidup dalam setiap upaya menuju perdamaian yang berkelanjutan.

Semangat Pastor Neles dalam memperjuangkan dialog dan perdamaian menjadi simbol harapan bagi banyak orang. Melalui upaya tanpa henti, ia mengajarkan kepada kita bahwa perdamaian tidak dapat dicapai melalui kekerasan atau pemaksaan, melainkan melalui pengertian dan penghormatan yang mendalam terhadap satu sama lain. Di tengah kerumitan dan ketegangan politik yang ada, visi beliau untuk Papua yang damai dan sejahtera tetap relevan dan menjadi panduan bagi mereka yang terus berjuang untuk menyelesaikan konflik ini secara damai.

Pastor Neles mengajarkan bahwa sesungguhnya perdamaian adalah hasil dari usaha bersama yang penuh pengertian, kasih, dan rasa saling menghormati. Warisan beliau menekankan bahwa dialog bukan hanya sekadar percakapan, tetapi sebuah komitmen untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi Papua yang akan datang. Dalam banyak hal, gagasan beliau juga mencerminkan semangat cinta kasih yang mendalam terhadap tanah kelahirannya dan masyarakat yang dicintainya.

Dengan melanjutkan perjuangan Pastor Neles dalam mendorong dialog yang inklusif, kita dapat memastikan bahwa suara rakyat Papua yang selama ini terpinggirkan dapat didengar, dan bahwa mereka dapat merasakan keadilan serta kedamaian yang seharusnya mereka nikmati sebagai bagian dari bangsa Indonesia. (Yakobus Dumupa/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :