MOWANEMANI, ODIYAIWUU.com — Penjabat Bupati Kabupaten Dogiyai Drs Petrus Agapa, M.Si bersama Sekretaris Daerah Damian Tekege, SH, M.Hum, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan sejumlah kepala kampung (Senin, 17/7) berada di Idakebo, ibukota Distrik Kamuu Utara, Dogiyai.
Penjabat Bupati Agapa dan rombongan menyambangi pihak keluarga korban menyusul insiden penembakan yang mengakibatkan warga Obayo meninggal hingga berbuntut pembakaran rumah sejumlah warga di Mowanemani, kota Kabupaten Dogiyai. Kehadiran Agapa dalam rangka proses penyelesaian kasus penembakan warga kampung Obayo di kantor Distrik Kamuu Utara di Idakebo.
Dalam pertemuan yang berlangsung penuh kekeluargaan, di hadapan Petrus Agapa dan rombongan pihak korban telah menyepakati tidak akan meminta dan menerima uang denda bayar kepala.
Keluarga korban juga menolak ketiga korban tewas yang terkena peluru tidak lagi disebut korban pemalangan tetapi layak disebut pahlawan bangsa Papua. Penyebutan korban sebagai pahlawan lebih pas mengingat mereka tewas karena peluruh tajam aparat negara.
Pihak korban juga meminta kepada pemerintah bahwa agar kedepan pemuda-pemuda tidak melakukan pemalangam di jalan raya, pemerintah harus sediah lapangan kerja bagi pemuda di setiap kampung.
“Kami tidak terima uang bayar kepala tapi kami minta empat pekerjaan di bidang perikanan, perkebunan dan peternakan di kampung Obayo. Pekerjaan ini perlu supaya kami bisa merekrut tenaga kerja guna dipekerjakan sehingga membantu meminimalisir kebiasaan pemalangan jalan, mabuk atau pencurian,” ujar Kepala Kampung Ugapuga Yan Agapa mewakili keluarga korban.
Selain lapangan kerja, keluarga juga meminta Penjabat Bupati Petrus Agapa tidak boleh memberikan bantuan dana perumahan bagi masyarakat yang rumahnya sudah dibakar massa. Bila pemerintah daerah membantu, keluarga korban akan menuntut membayar uang atas tiga warga tewas korban penembakan aparat.
Penjabat Bupati Petrus Agapa dalam pertemuan tersebut menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada keluarga korban khususnya dan masyarakat Dogiyai umumnya yang sudah semakin terbuka wawasan dan pola pikirnya dalam menyikapi sejumlah peristiwa kematian.
“Saya bangga kepada keluarga korban dan masyarakat umumnya di mana pola pikir yang sebelumnya sering minta bayar kepala dalam setiap peristiwa kematian, kini berubah maju dengan cara meminta menciptakan lapangan pekerjaan. Ini adalah pola pikir masyarakat modern yang mau maju ke arah yang lebih baik,” ujar Petrus Agapa.
Agapa juga menyambut baik pikiran modern warganya sehingga ia mengatakan pemerintah akan memberikan lapangan pekerjaan sesuai dengan apa yang sudah diminta oleh pihak korban. Dalam kesempatan tersebut, Agapa meminta agar keluarga korban segera membentuk empat kelompok kerja dan melaporkan kepada pemerintah daerah.
Tokoh pemuda Dogiyai Benediktus Goo saat memimpin jalannya pertemuan antara keluarga korban dan pemerintah juga berharap dan meminta agar tindakan pemalangan jalan tidak lagi dilakukan.
“Saya berharap agar warga tidak boleh lagi melakukan pemalangan yang nantinya berpotensi memicu soal-soal baru yang berujung nyawa manusia malayang sia-sia,” kata Benediktus.
Pertemuan tersebut berjalan lancar, aman, dan damai. Penjabat Bupati Petrus Agapa bersama rombongan juga langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP) penembakan yang berujung nyawa orang melayang. Satu poin lagi. Agapa sendiri membuka palang di jalan raya agar dilewati kendaraan dan masyarakat. (Donatus Mote/Odiyaiwuu.com)