Puisi Karya Penyair Muda Pegunungan Bintang Yuventus Opki: Di Rumah Aku Terpasung

Puisi Karya Penyair Muda Pegunungan Bintang Yuventus Opki: Di Rumah Aku Terpasung

W. Yuventus Opki, guru SMP Negeri Bulangkop dan SMP Negeri 2 Okpol, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan. Foto: Istimewa

Loading

Di Rumah Aku Terpasung

 

Siapa yang kau lihat berdiri di sini?

Aku —diri yang terperangkap di persimpangan waktu

membawa sunyi, deru, dan luka yang tak pernah sembuh

 

Siapa yang kau lihat berdiri, tubuh terpasung?

Di rumah ini —rumahku yang kau jadikan kuburan sepi

mentari tak lagi bernyanyi

hanya sunyi merintih pada bulan yang mati.

 

Siapa yang kau lihat berdiri, membatu?

Aku, yang kau lipat hatinya menjadi tirai bisu

Aku, yang kau gantikan pikirannya dengan topengmu

 

Siapa yang kau lupakan tiap hari?

Aku, yang otaknya kau mainkan dari jauh

hatiku, kau jadikan bidak dalam permainanmu

 

Dan siapa yang bernyanyi di rumah ini?

Aku, dengan lagu-lagu yang kau tulis untuk melukaiku

dengan jantungku, kau pacu napas cadanganmu

 

Ketika aku mengetuk pintumu, apakah kau melihatku?

Aku, yang kau kuburkan tiap detik di matamu sendiri

Aku ingin menjadi aku, tapi kau runtuhkan aku dari bumi ini

 

Siapa yang mendengar nyanyianku yang sunyi?

Aku bernyanyi pada telingamu, yang kini membusuk

Di tanah leluhurku, aku berdiri, menyanyikan ratapan

pada tembok laknat yang kau bangun di tempat semadiku

 

Apakah kau tahu aku terluka?

Aku, yang diinjak hukum-hukummu yang palsu

Jati diriku tercerai-berai, hilang di tempat ini

 

Di rumah singgah ini, aku memandang jauh padamu

Kau paksa ruangku menjadi lubang sepi

kau ambil semuanya, kau tinggalkan kehampaan

 

Maka aku bertanya:

Kau siapa, yang menguras air susu ibuku?

Kau, yang berpura-pura tumbuh

lalu melupakan aku, menghapus nama ibu dari tanah ini

 

Kepada ketamakanmu, kuberikan pesan:

Cukup sudah!

Kembalikan sisa-sisa yang kau peras dengan rakus.

Aku ingin berdiri lagi

Membuka pintu rumah yang kau jadikan penjara.

Pegunungan Bintang, 3 Desember 2024

Di Kamar Luka

 

Di kamar luka, bocah kecil terbaring

kulitnya memerah, digigit semut hitam

Tangisnya mengalir, lirih dan samar

Di rumah yang sibuk merawat dunianya

 

Di tengah gemuruh iman dan nafsu

Seekor anjing menggigit sunyi

Langit yang bisu, menyimpan rahasia

saat bumi hanya memilih berpaling

 

Luka di tubuh kecil itu

tak sempat disentuh dunia kita

angin memilih menyisir percakapan lain

tentang iman yang gaduh di sela-sela lupa

 

Dua lubang menganga di depan bocah itu

bukan jalan, bukan pelarian

Yang mereka perbincangkan hanyalah iman

bukan jerit kecil dari ujung kamar ajal

Untukmu, sahabatku, Febby Wetipo

Yogyakarta, 2017

Jejakmu

 

Apa jejakmu di tanah ini

tempat suara lenyap, tak pernah kau dengar?

Langkah-langkahmu menggantang luka

mengoyak bumi hingga nafasku perih

 

Jejakmu, duri yang merentang panjang

menusuk waktu, meracuni ruang hati

Kata-kata kini bisu

seperti ular kehilangan bisanya

seperti sabda yang dilupakan tuannya

 

Pintu-pintu dusta terkunci dalam kematian

ruang kebenaran membatu dalam gelap

melahirkan manusia tanpa telinga

tanpa mata, tanpa rasa—

tanpa belas kasih

 

Nyawaku terasing di balik bayangan

tatapan yang luput dari terang

hati yang beku, bibir yang membisu

Rahim-rahimku sobek di tanganmu

mimpi-mimpiku gugur di jejakmu

 

Bahkan angin dan matahari

tak lagi menyapa rasaku

Hanya sepi yang tertinggal

karena jejakmu telah mematikan segalanya

Okpol, 11 November 2024

W. Yuventus Opki lahir di Kampung Yamok, 25 Juni 1988. Masuk SD YPPK Santa Maria Kukding dan tamat di SD YPPK Santo Vinsensius Mabilabol. Lulus SMP YPPK Bintang Timur Mabilabol. 

Pada 2011 mengikuti matrikulasi dan kuliah di Jurusan Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Namun, masuk di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun 2013 hingga meraih sarjana Sastra Indonesia tahun 2017. 

Menulis antologi puisi berjudul Aku Melawan Lupa dan diterbitkan Galang Press Yogyakarta tahun 2016. Saat ini mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri Bulangkop dan SMP Negeri 2 Okpol. Penulis dapat dihubungi melalui nomor kontak +675 7970 3503 atau email: aplimapom3@gamil.com

Tinggalkan Komentar Anda :