KENYAM, ODIYAIWUU.com — Curah hujan dengan intensitas tinggi, Sabtu (1/11) berujung longsor dan banjir menerjang sebagian wilayah Distrik Dal, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
Sebanyak 15 warga yang terdiri dari 13 pelajar SD hingga SMP dan dua orang dewasa dilaporkan hilang. Hingga kini, korban masih dalam pencarian keluarga maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nduga.
“Hujan yang terjadi pada Sabtu memicu longsor dan banjir besar yang menelan korban jiwa. Ada 15 warga yang dilaporkan hilang dan hingga kini belum ditemukan,” ujar Pelaksana Tugas Bupati Nduga Yoas Beon melalui keterangan tertulis yang diterima dari Kenyem, kota Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Senin, (3/11).
Menurut Yoas Beon, longsor disertai banjir yang menerjang Distrik Dal tersebut merupakan bencana pertama dan terbesar selama ini. Bencana tersebut bukan hanya memakan korban manusia tetapi juga melumpuhkan ekonomi warga.
“Peristiwa ini menjadi kejadian luar biasa pertama yang melanda Distrik Dal. Selain korban jiwa, sejumlah fasilitas umum rusak parah dan masyarakat terdampak mengalami kesulitan akses serta kebutuhan dasar,” kata Yoas lebih lanjut.
Yoas mengatakan, pemerintah daerah langsung bergerak cepat dengan mendirikan posko dan berkoordinasi dengan pihak terkait melakukan upaya pencarian dan evakuasi korban.
“Kita sudah gelar rapat bersama unsur Forkopimda Kabupaten Nduga untuk merumuskan langkah penanganan. Hasilnya dibentuk Pos Tanggap Darurat Bencana di Wamena sebagai pusat koordinasi dan penyaluran bantuan,” kata Yoas.
Menurut Yoas, selain itu langkah tanggap darurat ialah mendirikan posko di Distrik Dal untuk mempercepat distribusi logistik dan evakuasi dan seluruh elemen, termasuk TNI-Polri, lembaga kemanusiaan dan masyarakat, diminta aktif berkoordinasi dalam penanganan bencana.
Yoas menambahkan, untuk menembus medan yang sulit Pemkab Nduga juga sudah berkoordinasi dengan Pangkogabwilhan III Letjen TNI Bambang Trisnohadi untuk mengerahkan helikopter TNI ke lokasi.
“Kita juga sudah koordinasi langsung dengan Pangkogabwilhan III dan kita mendapatkan bantuan helikopter TNI untuk menjangkau lokasi bencana dan mempercepat proses evakuasi serta pengiriman bantuan,” ujar Yoas.
Yoas mengajak seluruh pihak untuk bersatu dalam menghadapi musibah longsor dan banjir dasyat tersebut. Ia juga memohon doa dan dukungan semua pihak agar ikut membantu para korban korban sehingga segera ditemukan.
Warga Nduga Joice Wandikbo mengatakan, ia sangat bersedih kehilangan kerabat yang masih hilang menyusul longsor dan banjir yang melanda Distrik Dal pada Sabtu (1/11). Ia tak pernah menyangka longsor dan banjir membawa petaka bagi para kerabatnya.
“Kami berterima kasih kepada Pemda Nduga di bawah kepemimpinan Pelaksana Tugas Bupati Nduga Bapak Yoas beserta jajarannya bersama Forkopimda dan masyarakat langsung bergerak mencari korban yang masih hilang. Semoga para korban korban segera ditemukan,” kata Joice Wandikbo.
Berdasarkan data sementara, 15 warga korban longsor dan banjir di Distrik Dal yang masih dalam pencarian adalah Endius Gwijangge (17 tahun) seorang pelajar SMA PGRI; Nendiu Gwijangge (17), pelajar SMP Negeri Mbua; dan Yupin Pokneangge (17), pelajar kelas 1 SMK Yapis.
Selain itu, korban lainnya yaitu Wutukwe Tabuni (17), pelajar SMP Negeri Mbua; Yepetena Gwijangge (13) kelas VI SD; Dilince Pokneangge (16) kelas VI SD; Penggison Gwijangge (8), kelas IV SD; Adince Pokneangge (17), kelas III SMP; dan Atumina Pokneangge (16), kelas II SMP.
Kemudian, Boniut Wasiangge (14), kelas III SD; Taus Tabuni (17), kelas III SMP, dan seorang lain berusia 6 tahun (anak Libi Pokneangge). Berikut Libi Pokneangge (25), anggota PTNI; Kalukwe (60), ibu rumah tangga; dan Mesaran Wasiagge (17), seorang petani.
Menurut Yoas, hingga Senin (3/11) pagi upaya pencarian dan penyelamatan korban masih terus dilakukan dengan dukungan dari berbagai pihak. Yoas memoho doa agar usaha Pemkab Nduga bersama semua pihak berhasil dan para korban segera ditemukan. (*)










