WAMENA, ODIYAIWUU.com — Pegiat literasi Papua Pegunungan Angginak Sepi Wanimbo, Minggu (16/3) menumbangkan lima judul buku karyanya seperti Sejarah Kepemimpinan Pemuda Baptis Papua dan Masa Depan Penuh Harapan kepada seratus lebih anak-anak mulai dari SD, SMA dan mahasiswa untuk mendukung Komunitas Gerakan Literasi Anak Desa di Kampung Sapalek. kompleks Ilekma, Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
“Hari ini saya menyerahkan lima buku karya saya kepada adik-adik dan teman-teman pengurus Komunitas Gerakan Literasi Anak Desa di Kampung Sapalek. Ilekma, Distrik Napua,” ujar Sepi Wanimbo melalui keterangan tertulis kepada Odiyaiwuu.com dari Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan, Minggu (16/3).
Menurut Sepi, tokoh muda dan penulis potensial tanah Papua, komunitas ini sangat kompak, sehati, dan sepikiran dalam proses belajar mengajar di komunitasnya. Pihaknya menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada anggota komunitas karena mereka memiliki semangat tinggi dalam mendukung semangat literasi.
Menurutnya, gerakan baca dan tulis dalam komunitas ini sudah dimulai sejak 2023-2024 dan masih eksis hingga saat ini. Ada perkembangan positif di mana sebelum gerakan baca tulis masih saja anggotanya hidup bebas dan berada dalam lingkungan yang kurang produktif bagi pertumbuhan dan perkembangan kualitas dirinya.
“Saat komunitas gerakan literasi ini lahir anak remaja dikumpulkan, diarahkan, dibina, didorong, disiapkan mental dan karakter takut Tuhan. Komunitas ini luar biasa perkembangannya. Setiap hari dari pagi hingga siang mereka belajar di sekolah masing-masing. Usai sekolah dan makan siang di rumahnya lalu bergabung di komunitas sehingga waktunya tidak terbuang sia-sia,” kata Sepi.
Menurutnya, anggota komunitas meliputi anak-anak usia SD, SMP, SMA bahkan mahasiswa dengan jumlah 100 lebih. Para guru yang mengajar adalah senior yang sudah selesai studi dan bersedia mendampingi anggota komunitas. Para pengajar mengambil waktu menyempatkan mengajar anggota komunitas agar mereka memiliki kemampuan baca dan tulis dengan baik.
“Mereka tidak hanya baca tulis tetapi melakukan doa, puasa, pujian, renungan Firman, dan lainnya sesuai kebutuhan. Gerakan ini hemat saya perlu didukung semua pihak, baik kalangan gereja, pemerintah daerah, intelektual hingga para tokoh setempat agar gerakan literasi menjadi kebutuhan anak-anak,” katanya.
Wakil Ketua Komunitas Gerakan Literasi Anak Desa Wene Morip menyampaikan terima kasih kepada Sepi atas penyerahan buku-buku secara gratis kepada komunitas. Buku-buku karya Sepi merupakan hadiah berarti sebagai bentuk dukungan memajukan sumber daya manusia (SDM) dan calon generasi emas Papua masa depan.
“Saat ini kami sangat membutuhkan buku-buku bacaan. Kami juga masih mohon dukungan dan bantuan buku entah dari pihak gereja, pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten di tanah Papua,” ujar Wene.
Sedangkan Sepi menambahkan, belajar bukan hanya di sekolah atau kampus tetapi di mana saja seseorang tinggal, termasuk komunitas-komunitas literasi. Tanggung jawab mencerdaskan sesama anak Papua merupakan kerja kolektif di internal orang asli Papua.
“Kita berkewajiban mendukung penuh gerakan literasi anak-anak Papua. Orang lain tidak akan datang mengurus masa depan manusia Papua terutama generasi muda tetapi masa depan generasi muda hanya bisa diurus pertama oleh orang asli Papua sendiri,” ujar Sepi.
Pihaknya mengharapkan agar orang-orang Papua di Papua maupun di luar yang memiliki kelebihan koleksi buku dapat menyumbangkan secara gratis kepada komunitas ini demi kemajuan gerakan literasi anak-anak di desa sebagai bekal saat melanjutkan sekolah atau kuliah. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)