Bupati Dogiyai: Pengangkatan Mgr Bernard Sebagai Uskup Baru Rahmat Bagi Umat Tanah Papua - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Bupati Dogiyai: Pengangkatan Mgr Bernard Sebagai Uskup Baru Rahmat Bagi Umat Tanah Papua

Uskup Keuskupan Timika Mgr Dr Bernardus Bofitwos Baru (kiri) bersama Pemimpin Umat Katolik Sedunia Paus Fransiskus (kanan) saat audiensi di Roma. Sumber  foto: Facebook Fransisca Tri Susanti

Loading

MAUWA, ODIYAIWUU.com — Bupati Kabupaten Dogiyai Yudas Tebai, S.Pd, M.Si bersama Wakil Bupati Yuliten Anouw, SE dan jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dogiyai serta masyarakat menyambut penuh syukur pengangkatan Pastor Dr Bernardus Bofitwos Baru, OSA sebagai Uskup Dioses Timika. 

Pemimpin umat Katolik sejagat Paus Fransiskus mengangkat Pastor Baru, imam diosesan menggembalakan umat Katolik di Keuskupan Timika menggantikan mendiang Uskup John Philip Saklil yang meninggal di Timika, Rabu, 3 Agustus 2019.

Pengumuman pengangkatan Pastor Bernardus Baru sebagai Uskup baru Keuskupan Timika disampaikan Administrator Keuskupan Timika Pastor Marthen Ekowaibi Kuayo, Pr, Sabtu (8/3) mengumumkan pengangkatan Pastor Bernardus sebagai Uskup baru Keuskupan Timika dalam Misa di Gereja Katedral Tiga Raja Timika dan disiarkan melalui live streaming Komsos Keuskupan Jayapura dan Komsos Keuskupan Timika, Rabu (8/3) pukul 20.00 WIT.

“Atas nama pemerintah dan masyarakat kami menyampaikan puji dan syukur kepada Tuhan, Bapa Suci Paus Fransiskus telah mengangkat Romo Diosesan Keuskupan Jayapura, Pastor Bernardus Bofitwos Baru, OSA menjadi Uskup Keuskupan Timika. Pengangkatan Bapa Uskup Bernardus adalah rahmat bagi masyarakat tanah Papua, khususnya umat Katolik teristimewa umat Katolik Dioses Timika,” ujar Bupati Dogiyai Yudas Tebai kepada Odiyaiwuu.com di Mauwa, Dogiyai, Papua Tengah, Minggu (9/3). 

Pengumuman pengangkatan Pastor Bernardus sebagai Uskup baru Keuskupan Timika disampaikan melalui Surat Nuncio Apostolik Indonesia atau Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo Nomor 4945/2025 tertanggal 8 Maret 2025. 

“Saya juga bersyukur kepada Tuhan atas pengangkatan Mgr Bernardus sebagai Uskup Timika. Pemerintah dan masyarakat Dogiyai menyambut rahmat Tuhan ini dan kami berdoa serta berharap agar Bapa Uskup baru Timika sehat selalu dalam menggembalakan umat. Umat juga diharapkan tetap semangat dalam mendukung pertumbuhan iman dan bersinergi dengan pemerintah menjadi garam dan terang di tengah masyarakat demi kemuliaan nama Tuhan,” kata Yudas, mantan guru SMA Negeri 1 Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah.

Bupati Yudas Tebai juga menyampaikan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan selama Keuskupan Timika dipimpin Administrator Apostolik Keuskupan Timika Pastor Marthen Ekowaibi Kuayo, Pr. Melalui kepemimpinan Pastor Kuayo didukung para imam, biarawan dan biarawati, frater, bruder, dan umat tugas pelayanan gereja berjalan lancar dan sukses hingga terpilihnya Mgr Bernardus mengemban tugas kegembalaan di Timika.

“Saya menyampaikan syukur kepada Tuhan atas penyertaan-Nya selama kepemimpinan Administrator Apostolik Keuskupan Timika Pastor Marthen Kuayo dan dukungan para imam, biarawan dan biarawati, suster, bruder, frater, dan umat Katolik sejak Bapa Uskup John Philip Saklil meninggal lima tahun silam. Saat Ini umat Katolik tanah Papua khususnya Keuskupan Timika bersyukur karena Bapa Suci Paus Fransiskus mengangkat orang asli Papua kedua menjadi gembala umat di bumi Cenderawasih,” kata Yudas.

Yudas, mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Dogiyai, juga mengharapkan umat Katolik mendoakan dan mendukung Uskup Bernard, para imam, biarawan, biarawati, suster, bruder, dan frater dalam tugas-tugas kegembalaan. Selain itu, umat Katolik juga diharapkan mendukung Uskup baru Timika melalui kerja sama sinergis dengan jajaran pemerintah di wilayah Keuskupan Timika dan tanah Papua demi meraih kebaikan bersama komunitas masyarakat (bonum commune societas). 

Saat membacakan Surat Nuncio Apostolik Indonesia atau Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo Nomor 4945/2025 tertanggal 8 Maret 2025, kepada Pastor Administrator Keuskupan Timika, Mgr Pioppo menyampaikan rasa syukur mendalam dan penghargaan yang tulus kepadanya atas semangat dan komitmen yang murah hati dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai administrator.

“Kini, sukacita saya semakin besar selagi saya mengumumkan bahwa Bapa Suci Paus Fransiskus telah mengangkat Pater Bernadus Bofitwos Baru, OSA sebagai Uskup Timika yang baru,” ujar Pastor Kuayo mengutip Mgr Pioppo disambut aplaus umat baik di Gereja Katedral Tiga Raja Timika maupun Gereja Gembala Baik Abepura, Jayapura. 

Menurut Mgr Pioppo, kabar sukacita itu sudah diterbitkan di Roma dan seluruh dunia Sabtu (8/3) pukul 12.00 waktu Roma dan pukul 20.00 WIT. Seraya menyampaikan keputusan kepausan itu, Mgr Pioppo meminta administrator memberitahukan hal ini kepada para imam, biarawan, dan biarawati serta seluruh umat Keuskupan Timika.

“Dan mengajak mereka mendoakan Uskup terpilih demi keberhasilan pelayanan episkopalnya dan seluruh karyawan kawanan domba yang akan dipercayakan kepadanya. Atas perhatian dan pelayanan Anda (Pastor Administrator) yang berharga saya mengucapkan terima kasih. Mari kita bersatu dalam doa. Salam damai dalam Kristus, sang Gembala Baik. Uskup Agung Piero Pioppo, Nuntius Apostolik,” kata Marthen Kuayo mengulang kata-kata Mgr Pioppo.

Uskup Bernard Baru dalam sambutan awalnya menyampaikan ucapan ‘selamat malam’ dan sapaan khas Papua, wa wa wa (terima kasih) kepada para imam, biarawan dan biarawati serta umat Katolik yang mengikuti Misa disambut tepuk tangan meriah. 

“Patut kita bersyukur, berterima kasih kepada Tuhan atas doa dan air mata dari mama-mama Papua, dari umat seluruh umat di tanah Papua. Sudah lima tahun Keuskupan Timika sede vacante (kekosongan kekuasaan Uskup). Hanya rahmat Tuhanlah, ini terjadi,” ujar Mgr Bernard.

Uskup Bernard juga mengutip kata-kata reflektif Agustinus dari Hippo atau Santo Agustinus (13 November 354-28 Agustus 430) tentang pengalaman dan perasaannya ketika dia dipilih menjadi Uskup di Keuskupan Hippo, Afrika Utara tahun 354.

“Agustinus ketika dipilih menjadi Uskup, umat berteriak di gereja, ‘kami mau Agustinus menjadi Uskup Hippo’. Agustinus tidak mau. Hatinya sedih dan menangis karena menjadi Uskup adalah beban yang berat. Menjadi Uskup adalah godaan besar karena akan jatuh kepada kekuasaan, ujian, dan jatuh kepada godaan-godaan kesombongan,” kata Uskup Bernard.

Menurut Uskup Bernard, sebenarnya Uskup Agustinus menolak, tidak mau menerima jabatan sebagai Uskup Hippo. Tetapi, satu titik yang ia (Uskup Agustinus) katakan, ‘saya takut kemungkinan ini. Pada mulanya saya mencari keselamatan di tempat yang rendah, tempat terakhir daripada naik ke jabatan yang tinggi karena antara godaan dan kesombongan oleh pujian, status quo.’ 

Uskup Bernard melanjutkan, Uskup Agustinus mengatakan, ‘saya lebih suka menjadi seorang biarawan. Hidup dalam kontemplasi, mencari Tuhan dalam keheningan dan studi Kitab Suci. Tetapi, saya tidak bisa menolak karena sang Gembala Agung yang memilih untuk menggembalakan gereja-Nya’. 

Uskup Bernard mengatakan, perasaan Agustinus juga sama seperti dirinya. Mgr Bernard mengatakan, ia tidak punya cita-cita atau keinginan menjadi Uskup tetapi menjadi seorang Agustinian, biarawan, dan mau hidup dalam kontemplasi, mencari Tuhan dalam doa dan keheningan.

“Tetapi gereja Papua membutuhkan. Yesus gembala Agung membutuhkan itu. Waktu saya ketemu Nuncio, Nuncio mengatakan hal yang sama dan saya katakan inilah pilihan dari Kristus, sang gembala Agung dan saya siap menerima,” ujar Uskup Bernard.

Mgr Bernard Bofitwos Baru lahir 22 Agustus 1969 di Dusun Bakrabiy, Desa Suswa Dusun Bakrabiy, Distrik Mare, Provinsi Papua Barat. Ia putra pasangan suami-istri (pasutri) Witaya Baru dan Bohoato Bame. Ia mengenyam pendidikan dasar di SD YPPK Suswa dan melanjutkan pendidikan di SMP Santo Don Bosco, Fakfak. Perjalanan meraih pendidikan dilalui dalam semangat tinggi meskipun ia harus bertaruh nyawa di udara dengan menumpang pesawat AMA pada Juni 1984.

Tahun 1990, Bernard Bofitwos Baru menyelesaikan pendidikan di SMA Agustinus, Sorong lalu melanjutkan kuliah ke STPKat Filial Malang di Semarang, Jawa Tengah hingga tahun 1995. Ia kemudian studi teologi di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Fajar Timur, Abepura, tahun 1998. 

Bernard Baru kemudian studi S2 dan S3 di Universitas Kepausan Urbanum, Roma, Italia. Ia meraih gelar Doktor bidang Misiologi di Universitas Kepausan Urbanum tahun 2017. Tahun 2010-2012, ia menjabat Superior Ordo Santo Agustinus Keuskupan Manokwari-Sorong. Sejak 25 Januari 2023 hingga terpilih menjadi Uskup Timika, Bernard mengemban tugas sebagai Ketua STFT Fajar Timur, Abepura.

Pada Sabtu 8 Maret 2025 ia menjabat Uskup Keuskupan Timika untuk meneruskan perjalanan panjang Gereja dalam melayani umat di Papua Tengah. Penunjukan Uskup Bernard menjadi babak baru bagi Keuskupan Timika dalam menghadapi tantangan pastoral dan sosial di wilayah keuskupan di lereng Gunung Nemangkawi.

Setelah Keuskupan Timika mengalami kekosongan selama lima tahun Mgr Bernardus diangkat Paus Fransiskus menjadi Uskup Timika. Ia menggantikan mendiang Mgr John Philip Saklil. 

Uskup pertama Keuskupan Timika. Mgr Saklil meninggal dunia di Timika, Rabu, 3 Agustus 2019 dalam usia 59 tahun. Selamat menggembalakan umat Keuskupan Timika, Bapa Uskup Bernard Baru. Tuhan berkati. Wa wa wa. 

Wilayah Keuskupan Timika terdiri dari Dekanat Mimika–Agimuga dan yang meliputi Paroki Katedral Tiga Raja Timika, Paroki Kebangkitan Agimuga, Paroki Santo Yoseph Atuka, Paroki Santo Petrus Karang Senang SP3, Paroki Maria Bintang Laut Kokonao, Paroki Santo Emmanuel Mapurujaya, Paroki Maria Fatima Pronggo, Paroki Santo Stefanus Sempan, dan Paroki Santa Sesilia Timika Jaya SP2, Kabupaten Mimika.

Selain itu, Dekanat Moni–Puncak Jaya meliputi Paroki Santo Yohanes Pemandi Bilai, Paroki Santo Misael Bilogai, Paroki Santo Petrus Ilaga, Paroki Santo Petrus Mbugulo, dan Paroki Santo Fransiskus Xaverius Titigi, Kabupaten Intan Jaya.

Dekanat Paniai meliputi Paroki Kristus Sang Penebus Dauwagu, Paroki Santo Yusuf Enarotali, Paroki Santo Fransiskus Asisi Epouto, Paroki Kristus Jaya Komopa, Paroki Salib Suci Madi, Paroki Santo Fransiskus Obano, Paroki Kristus Sang Gembala Wedaumamo, dan Paroki Santo Antonius Padua Yagai, Kabupaten Paniai.

Dekanat Kamuu–Mapia meliputi Paroki Hati Kudus Yesus Abouyaga, Paroki Keluarga Kudus Apouwo, Paroki Maria Menerima Kabar Gembira Bomomani, Paroki Santo Yosef Deneiode, Paroki Maria Ratu Rosari Idakebo, Paroki Santo Petrus Mauwa, Paroki Santa Maria Immaculata Mowanemani, Paroki Santa Maria Ratu Rosari Modio, Paroki Kristus Terang Dunia Puweta, Paroki Kristus Penebus Timepa, dan Paroki Santo Yohanes Pemandi Ugapuga di Kabupaten Dogiyai. 

Kemudian, Dekanat Teluk Cendrawasih meliputi Paroki Santa Maria Diangkat ke Surga Kabupaten Biak Kota, Paroki Kerahiman Ilahi Biak Brambaken di Biak Numfor serta Paroki Bumi Santo Antonius Padua Wonorejo, Paroki Kristus Sahabat Kita Nabire, Paroki Santo Yosep Nabire Barat, Paroki Kristus Raja Siriwini di Kabupaten Nabire dan Paroki Bunda Maria Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen.

Lalu Dekanat Tigi yang meliputi Paroki Kristus Kebangkitan Kita Damabagata, Paroki Segala Orang Kudus Diyai, Kuasi Paroki Santa Perawan Maria Kemugepa, Paroki Santo Yohanes Pemandi Waghete, dan Paroki Santo Yoseph Wagomani, Kabupaten Deiyai. (Yanuarius Goo/Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :