Tolikara tak sekadar mendapat predikat Tanah Injil dengan aneka sisi mempesona. Lebih dari itu ia bertabur kurang lebih ratusan ribu lahan subur potensial. Kerap dilabeli surga dari timur nusantara.
TOLIKARA terletak di wilayah Papua Pegunungan. Kabupaten ini menyimpan sumber daya alam (SDA) melimpah dan belum digarap optimal demi menopang pemasukan daerah.
Di Distrik Douw, Wari/Taiyevr, dan Egiam, misalnya, terbentang kurang lebih 200.000 hektar lembah subur yang menyimpan potensi besar untuk pembangunan daerah berbasis sumber daya alam lokal.
Panorama alam mempesona dan eksotik dan ekosistem yang masih asri menjadi nilai tambah sangat besar. Kawasan ini kaya akan hasil pertanian seperti padi dan berbagai jenis buah-buahan.
Pun potensi unggulan lokal seperti sagu, kelapa, perikanan air tawar, dan kekayaan tambang seperti emas. Selain itu, kawasan ini juga menjadi habitat buaya dan berbagai keanekaragaman hayati lainnya yang menambah nilai konservasi dan potensi pengembangan ekowisata.
Potensi ini telah lama menjadi tumpuan hidup masyarakat orang asli Papua yang mendiami wilayah tersebut turun-temurun. Namun, isolasi geografis dan keterbatasan infrastruktur dasar membuat potensi tersebut belum dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat secara luas.
Menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tolikara kini bersinergi untuk mempercepat pembangunan infrastruktur strategis.
Akselerasi pembangunan ini mencakup pembukaan akses jalan darat yang menghubungkan distrik-distrik terpencil, pembangunan dermaga di kawasan Sungai Mamberamo sebagai jalur transportasi air yang efisien, serta penguatan konektivitas transportasi udara untuk mempercepat mobilitas orang dan barang dari dan menuju wilayah ini.
Sinergi antarpemerintah ini bukan sekadar soal infrastruktur fisik, tetapi juga menjadi fondasi dalam membangun Papua yang sehat, cerdas, dan produktif. Dengan aksesibilitas yang lebih baik, masyarakat lokal dapat dengan mudah menjual hasil buminya, mengakses layanan pendidikan dan kesehatan serta mengembangkan potensi wisata dan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal.
Namun demikian, pembangunan harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal dan hak-hak masyarakat adat. Setiap desain dan program pembangunan harus dilakukan secara partisipatif dan berkelanjutan (sustainable) dengan melibatkan masyarakat sebagai subjek utama, bukan sekadar objek.
Kabupaten Tolikara adalah cerminan potensi besar yang dimiliki tanah Papua. Melalui tata kelola yang baik, sinergi antar lembaga, dan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan, kabupaten ini dapat menjadi role model pembangunan wilayah berbasis potensi lokal yang inklusif dan berkeadilan di kawasan Papua Pegunungan. (*)
Dr Imanuel Gurik, SE, M.Ec.Dev
Asisten II Sekretariat Daerah Kabupaten Tolikara & Pemerhati Pembangunan Papua Sehat, Cerdas, dan Produktif