BINTUNI, ODIYAIWUU.com — Masyarakat adat Suku Moskona akan menggelar Festival Hutan Adat pertama di Distrik Merdey dan Masyeta, Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat Oktober 2024. Festival hutan adat ini akan melibatkan seluruh masyarakat adat dan merupakan festival perdana di seluruh tanah Papua,
“Kami akan menyelenggarakan Festival Hutan Adat I se-Tanah Papua di Distrik Merdey dan Distrik Masyeta, Kabupaten Teluk Bintuni. Festival ini adalah inisiasi masyarakat adat untuk mempromosikan pentingnya menjaga lingkungan di wilayah adat, khususnya Komunitas Marga Ogoney, Masakoda, Yen dan Yec di Moskona,” ujar Ketua Panitia Festival Festival Hutan Adat Piter Masakoda kepada Odiyaiwuu.com dari Bintuni, Papua Barat, Senin (19/8).
Menurut Piter Masakoda, melalui festival tersebut diharapkan agar pemerintah pusat maupun daerah melihat keberadaan masyarakat hukum adat di tanah Papua secara umum dan lebih khusus di Teluk Bintuni. Masakoda mengatakan, ada sejumlah agenda besar festival.
Pertama, memfasilitasi para pihak yang berkepentingan untuk melakukan deklarasi perlindungan tempat penting masyarakat adat dan hutan alam orang asli Papua di wilayah kepala burung Papua.
Kedua, mengadvokasi pembentukan tim percepatan penetapan hutan dan pengelolaan hutan alam berbasis komunitas lokal di tanah Papua.
Ketiga, memfasilitasi pembentukan task force untuk pengembangna pangan lokal berbasis komunitas di bentang alam kepala burung di Provinsi Papua barat dan Papua Barat Daya.
Keempat, terselenggaranya seminar pada acara festival hutan adat dengan tema seperti hak masyarakat adat, hutan dan lingkungan serta mata pencaharian.
Kelima, memfasilitasi para pihak untuk menggalang dana dan peletakan batu pertama pusat pembelajaran komunitas di wilayah adat Suku Moskona dan kunjungan lokasi pengembangan pangan lokal dan ekowisata berbasis budaya di wilayah adat suku tersebut.
Ketua Lembaga Masyarakat Adat Distrik Merdey Yustina Ogoney SE, MM mengatakan, festival ini diadakan bertepatan dengan momen dua tahun setelah penyerahaan SK Hutan Adat Marga Ogoney oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Sejak dua tahun menerima SK, masyarakat adat marga Ogone dan marga lainnya juga sudah mengelola hutan adat mereka secara mandiri.
“Berbagai pelatihan untuk kelompok usaha serta pengembangan diri masyarakat adat diselenggarakan, termasuk pelatihan hasil hutan, hasil kebun, meubel air, dan lain-lain. dsb. Festival ini juga bertujuan menampilkan hasil dari hutan adat yang sudah dikelola masyarakat adat di Suku Moskona,” ujar Yustina, yang juga Kepala Distrik Merdey.
Menurut Yustina, dalam festival tersebut masyarakat adat juga mengangkat kearifan lokal, termasuk potensi yang ada di hutan adat masyarakat adat dengan harapan disaksikan langsung wisatawan maupun undangan dari luar Kabupaten Teluk Bintuni, dari provinsi-provinsi di tanah Papua bahkan tamu undangan dari luar tanah Papua.
“Kami juga berencana mengundang tamu dari Kantor Staf Kepresidenan, unsur pemerintah provinsi maupun unsur pemerintah kabupaten dan NGO internasional, lokal dan individu,” ujar Yustina.
Dari festival tersebut, pemerintah maupun publik dapat melihat secara langsung keberadaan hutan adat dan masyarakatnya yang masih bergantung kehidupannya pada alam,
“Kami juga berharap pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten bisa membantu dan juga ikut menjaga agar hutan masyarakat adat tetap lestari,” kata Yustina. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)