Pencetus Noken Papua Warisan Dunia Unesco Titus Pekei: Arti Penting Warisan Dunia Belum Membumi - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Pencetus Noken Papua Warisan Dunia Unesco Titus Pekei: Arti Penting Warisan Dunia Belum Membumi

Penggagas dan peneliti noken Titus Pekei (paling kanan) bersama Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk Unesco Prof Dr Ir Carmadi Machbub (kiri) dan Wakil Menteri Bidang Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Prof Dr Ir Wiendu Nuryanti, M.Arch, Ph.D (tengah) saat hadir sebagai Delegasi Mama Noken Papua di Ruang Sidang Unesco, Paris, Prancis, Senin-Jumat, 3-7 Desember 2012. Foto: Istimewa

Loading

JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Pemerhati budaya sekaligus pencetus noken Papua sebagai salah satu warisan dunia Titus Pekei memberi catatan penting terkait peringatan Hari Warisan Dunia (International Day of Monuments and Sites) yang jatuh pada Jumat (18/4) lalu.

Menurut Titus, peringatan Hari Warisan Dunia ini digagas International Council on Monuments and Sites (Icomos) dan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco) untuk menjaring atensi komunitas global akan pentingnya menjaga kelestarian situs warisan dunia yang tersebar di berbagai negara.

“Tahun 2025 tema International Day of Monuments and Sites yang ditetapkan oleh Icomos adalah Disaster and Conflict Resilient Heritage. Tema ini mengingatkan masyarakat dunia arti penting melindungi warisan dari ancaman bencana alam maupun konflik sosial,” ujar Titus Pekei kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Senin (21/4)

Namun, menurut Titus, meski noken sudah diakui Unesco sebagai Warisan Dunia tak Benda (Intangible Cultural Heritage) namun arti penting warisan dunia belum membumi di tengah masyarakat Indonesia. Karena itu, kata Titus, perlu perhatian serius pemangku kepentingan (stakeholders) terkait untuk mensosialisasikan makna penting perayaan ini. 

Padahal, menurut Titus, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah membentuk Kementerian Kebudayaan yang berarti pemerintah memiliki perhatian khusus tentang budaya dan warisan dunia. 

“Ini suatu yang perlu diapresiasi, namun sekaligus membawa tanggung jawab sendiri untuk memperhatikan perkembangan warisan dunia yang ada di Indonesia. Tidak sekadar ada kementerian tetapi lebih dari itu pemerintah harus lebih aktif memajukan kebudayaan yang dirayakan dan dimaknai oleh masyarakat dengan program konkrit dan menyentuh masyarakat,” ujar Titus. 

Titus mengatakan, hingga saat ini belum ada perhatian serius dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah di Papua untuk memberi perlindungan dan pemberdayaan bagi perkembangan noken sebagai warisan dunia. Ada sejumlah program yang digagas pemerintah terkait noken, tetapi tidak menyeluruh dan diragukan keberlanjutannya. 

“Mama dan bapa noken memang terus berkarya menghasilkan noken karena itu hal yang sudah diwariskan kepada mereka. Tetapi itu tidak berarti pemerintah membiarkan mereka tumbuh kembang sendiri. Perlu ada perhatian serius,” kata Titus, kandidat doktor Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Menurut Titus, perhatian pemerintah harus diarahkan pada ekosistem noken karena di sana terdapat saling keterkaitan satu sama lain dalam menciptakan suatu keserasian budaya yang berkelanjutan. 

Sebagaimana tema perayaan tahun 2025, Disaster and Conflict Resilient Heritage, lanjut Titus, publik kembali disadarkan bahwa warisan budaya berhubungan dengan upaya mitigasi bencana dan penyelesaian konflik dalam masyarakat. 

“Perhatian pada noken adalah perhatian pada bahan baku noken yang berhubungan dengan hutan di Papua yang sejak dulu dijaga oleh masyarakat Papua, termasuk upaya mitigasi bencana,” ujar Titus. 

Selain itu, lanjutnya, perhatian juga pada mama-mama dan bapa-bapa Papua pembuat noken. Perhatian tersebut diarahkan pada bagaimana upaya agar mereka tidak tersingkir dari usaha-usaha pasar modern sehingga noken tetap menjadi warisan budaya dari hasil cipta, karsa, dan karya masyarakat bumi Cenderawasih. 

“Perhatian lain pada upaya pewarisan dan penggunaan noken adalah pendidikan muatan lokal di sekolah. Tanpa semua itu, kita hanya berbicara tentang sesuatu di masa lampau, yang berarti kita kehilangan masa depan,” ujar Titus lebih lanjut. 

Titus berharap ada perbaikan berarti terhadap semua warisan dunia. Sebagai bagian dari komunitas dunia pihaknya mengajak mengambil langkah konkrit untuk melindungi warisan dunia dari berbagai ancaman. Dengan kolaborasi dan komitmen bersama, warisan dunia tetap hidup dan relevan untuk generasi mendatang.

“Selamat Hari Warisan Dunia. Kita jangan terjebak pada seremonial biasa, melainkan terus berupaya agar setiap warisan yang diakui dunia memberi spirit dan pengetahuan untuk menghadapi masa depan,” ujar Titus, tokoh muda tanah Papua. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :