Wisatawan dari Negeri Presiden Donald Trump dan Vladimir Putin Hadiri Festival Budaya Lembah Baliem

Salah satu wisatawan mancanegara dalam pembukaan Festival Budaya Lembah Baliem ke-33 di Distrik Usilimo, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, Kamis (7/8). Foto: Istimewa

Loading

WAMENA, ODIYAIWUU.com — Sebanyak 230 wisatawan asing dari enam negara sejak Kamis (7/8) menghadiri Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) atau Baliem Valley Cultural Festival ke-33 tahun 2025 digelar mulai Kamis-Sabtu (7-9/8).

Festival bertajuk Budaya Saya, Warisan Saya, Dari Jayawijaya Untuk Dunia berlangsung di Distrik Usilimo, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan. Event budaya paling spektakuler di tanah Papua tersebut tidak hanya dihadiri wisatawan domestik tetapi juga manca negara.

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Papua Iwanta Perangingangin mengatakan, berdasarkan data asosiasi yang dipimpinnya tercatat 230 wisman hadir hingga hari kedua festival berlangsung.

“Para wisatawan asing atau mancanegara yang hadir berasal dari enam negara utama, yaitu Polandia, Spanyol, Rusia, Jerman, Tiongkok, dan Amerika Serikat. Mayoritas wisman datang dari benua Eropa, khususnya Polandia, Spanyol, Rusia, dan Jerman. Selain itu, ada juga dari Tiongkok dan Amerika Serikat,” kata Perangingangin di Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan, Jumat (8/8).

Menurut Perangingangin, para wisatawan ini telah menjadikan Festival Budaya Lembah Baliem sebagai salah satu agenda wisata budaya mereka di Indonesia. Sebagian besar menggunakan jasa agen perjalanan (travel agent).

“Sekitar 95 persen dari wisatawan mancanegara menggunakan jasa travel, jadi kami bisa mendata mereka dengan cukup akurat. Sedangkan wisatawan domestik sulit didata karena banyak yang datang secara mandiri tanpa agen,” kata Perangingangin.

Perangingangin menambahkan bahwa jumlah kunjungan dari negara-negara tersebut menurun dibanding tahun sebelumnya. Pada Festival Budaya Lembah Baliem ke-32 tahun 2024, tercatat ada sekitar 270–280 wisman. Sedangkan tahun 2025 baru mencapai 230 orang, dengan kemungkinan bertambah pada hari-hari berikutnya.

Salah satu penyebab penurunan jumlah kunjungan, kata Perangingangin, adalah informasi yang sempat beredar bahwa festival akan dibatalkan, yang menyebabkan banyak calon wisatawan asing membatalkan perjalanan mereka.

“Ada 17 wisatawan asal Polandia yang sebenarnya sudah membeli tiket ke Indonesia sejak Desember 2024 dan memesan hotel di Wamena sejak Februari 2025. Namun karena informasi pembatalan tersebut, beberapa di antaranya membatalkan kunjungan mereka,” ujar Perangingangin.

Selain ketidakpastian jadwal, Perangingangin juga menyoroti faktor keamanan di Wamena sebagai hambatan lain bagi wisatawan asing.

“Kami berharap pemerintah daerah dan aparat keamanan dapat menjaga situasi tetap kondusif, sehingga pada pelaksanaan festival mendatang lebih banyak wisatawan dari berbagai negara tertarik berkunjung,” kata Perangingangin  lebih lanjut.

Festival Budaya Lembah Baliem merupakan salah satu ajang budaya terbesar di Papua yang menampilkan berbagai atraksi tradisional dari suku-suku di Pegunungan Tengah, seperti perang-perangan adat, tarian, hingga pameran kerajinan tangan.

Wakil Gubernur Papua Pegunungan Dr Ones Pahabol, SE, MM dalam sambutannya saat membuka Festival Budaya Lembah Baliem ke-33 tahun 2025, Kamis (7/8) mengatakan, Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan mengapresiasi dan mendukungan penuh penyelenggaraan festival budaya ini. 

Ones, Penghargaan Asean Professional Golden Award tahun 2005, Asean Professional Golden Award tahun 2015, menegaskan pentingnya festival sebagai upaya pelestarian nilai budaya leluhur sekaligus sarana edukasi bagi generasi muda agar terus mencintai dan menghargai kebudayaan daerah.

“Festival ini bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga sebagai media edukasi dan pelestarian budaya yang perlu terus didukung oleh seluruh pihak, terutama generasi penerus,” ujar Ones melalui keterangan yang diperoleh dari Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan, Jumat (8/8).

Sementara itu, Fajar Hutomo mewakili Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengatakan, pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyampaikan penghargaan atas konsistensi Pemerintah Kabupaten Jayawijaya dalam menggelar Festival Budaya Lembah Baliem selama 33 tahun berturut-turut.

“Event budaya seperti Festival Budaya Lembah Baliem memiliki peran penting dalam mengembangkan sektor pariwisata serta memberikan dampak positif secara ekonomi dan budaya,” ujar Fajar Hutomo.

Menurut Fajar, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan peningkatan kunjungan wisatawan pada tahun 2025, yaitu antara 14,6 hingga 16 juta wisatawan mancanegara, serta 1,8 miliar pergerakan wisatawan domestik.

“Kementerian Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan peningkatan kunjungan wisatawan dan berharap festival budaya daerah seperti FBLB dapat berkontribusi signifikan dalam pencapaian target tersebut,” kata Fajar.

Bupati Jayawijaya Atenius Murip, SH, MH mengatakan, penyelenggaraan Festival Budaya Lembah Baliem ke-33 tahun 2025 agak berbeda  dengan sebelumnya. Bentuk acara diatur sedemikian rupa dengan menghadirkan hal-hal baru yang belum pernah ditampilkan sebelumnya. 

“Salah satunya, sajian musik pikon yang dimainkan 1.500 pemain lalu tercatat di Muri. Rekor ini menggandakan rekor sebelumnya yaitu noken, tas tradisional khas Papua. Noken sepanjang 30 meter ini juga sudah terdaftar di Badan Dunia PBB Unesco sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia tahun 2012,” ujar Bupati Murip didampingi Staf Khusus Bupati Bidang Media dan Komunikasi Laurens Ikinia saat menggelar konferensi pers di RedTop Hotel, kawasan Pecenongan, Jakarta Pusat, Rabu (6/8).

Menurut Murip, berdasarkan laporan panitia pelaksana atau event organizer (EO) sekitar 200 wisatawan mancanegara terkonfirmasi hadir. Beberapa hotel, guest house dan rumah tradisional (honai) sekitar area festival dan Wamena sudah tersedia. Begitu pula ada 20 pemandu atau tour  guide lokal anak Papua, sekitar 63 usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) turut memeriahkan festival.

“UMKM yang ambil bagian Festival Budaya Lembah Baliem ke-33 tahun 2025 adalah orang Papua dan nusantara dengan perincian, 10 UMKM kopi, 27 UMKM kerajinan tangan, 15 UMKM pangan lokal, 4 UMKM hasil bumi serta ada 7 UMKM Khusus PKK Kabupaten, PKK Provinsi, BPJS, Mama Ai, Kementerian Desa, Komite Olahraga Masyarakat atau Kormi,” kata Murip.

Murip mengatakan, dalam rangkaian Festival Budaya Lembah Baliem digelar juga Karnaval Budaya Lembah Baliem pada 11 Agustus 2025 sebagai satu rangkaian dari Perayaan 17 Agustus. Karnaval terfokus di pusat kota Wamena dengan menghadirkan peserta anak-anak pelajar (PAUD/TK, SD, SMP, SMA/SMK) maupun perguruan tinggi, organisasi perangkat daerah (OPD), Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), organisasi  kemasyarakatan (Ormas) maupun paguyuban. 

“Lazimnya adalah setiap group dari yang disebutkan di atas akan mengenakan salah satu pakaian adat daerahnya, sambil bernyanyi dan peragaan budaya mereka akan melewati jalur yang sudah ditentukan panitia,” kata Murip, mantan Komandan Komandan Komando Distrik Militer 1702/Praja Wira Yakhti (PWY) Wamena, Jayawijaya.

Murip menambahkan, dalam momentum Festival Budaya Lembah Baliem ke- 33 tahun 2025 pada bulan Agustus, bertepatan dengan berakhirnya Program 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Atenius Murip dan Ronny  Elopere pada 13 Agustus 2025. Ada dua belas program prioritas dalam 100 hari kerja. (*)