Tim Temukan 2 Jenazah dari 7 Pekerja PT Freeport Indonesia yang Terjebak di Tambang Bawah Tanah

Tim penyelamat saat melakukan upaya mengevakuasi tujuh pekerja PT Freeport Indonesia yang terjebak dalam insiden luncuran material basah di underground Grasberg Block Caveusai usai terjadi longsor material basah menerjang area tambang, Senin (8/9) malam. Sabtu (20/9) sekitar pukul 8.45 WIT tim berhasil menemukan dan mengevakuasi dua jenazah dari tujuh pekerja yang terjebak di undeground. Foto:

Loading

TEMBAGAPURA, ODIYAIWUU.com — Kabar menggembirakan datang dari Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Tim penyelamat, Sabtu (20/9) sekitar pukul 8.45 WIT berhasil menemukan dan mengevakuasi dua jenazah dari tujuh pekerja PT Freeport Indonesia (PTFI).

Dua jenazah dari tujuh pekerja raksasa tambang dunia itu diduga adalah para pekerja PTFI yang terjebak dalam insiden luncuran material basah di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) usai terjadi longsor material basah menerjang area tambang pada Senin (8/9) malam. Proses identifikasi kedua jenazah menunggu kehadiran pihak kepolisian.

“Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan dan memastikan pendampingan penuh bagi mereka,” ujar VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia Katri Krisnati dari Tembagapura, Papua Tengah, Sabtu (20/9).

Menurut Katri Krisnati, tim penyelamatan PTFI saat ini terus melanjutkan pencarian dan penyelamatan para pekerja lainnya yang masih terjebak dalam tambang bawah tanah Grasberg Block Cave dengan mengerahkan segala daya upaya.

Media ini sebelumnya memberitakan, nasib tujuh pekerja PTFI yang terjebak di tambang bawah tanah, GBC, Tembagapura, Mimika masih misterius. 

Hingga Rabu (17/9) tim penyelamat belum berhasil mengevakuasi para pekerja korporasi tambang jumbo itu. Para pekerja tersebut terjebak di tambang bawah tanah usai terjadi longsor material basah Senin (8/9) malam.

“Fokus kami saat ini adalah terus berupaya menyelamatkan tujuh pekerja yang terdampak insiden aliran material basah di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave,” ujar Katri melalui keterangan tertulis yang diperoleh dari Tembagapura, Mimika, Rabu (17/9).

Menurut Katri, tim penyelamat bekerja tanpa henti untuk membuka akses menuju lokasi keberadaan karyawan, meski terus menerus menghadapi tantangan besar dan risiko keselamatan tinggi.

“Kami mengajak seluruh pihak untuk mendoakan kelancaran operasi serta keselamatan tim yang bertugas di lapangan,” kata Katri lebih lanjut.

Tim penyelamat bekerja tanpa henti membuka akses menuju lokasi pekerja, termasuk dengan membuat jalur baru. Upaya tersebut, lanjut Katri dilakukan bersama Inspektur Tambang Kementerian ESDM Republik Indonesia dengan dukungan MIND ID, Freeport McMoRan, pemerintah daerah serta aparat kepolisian.

Longsor menerjang raksasa tambang global PTFI menyusul curah hujan yang tinggi, Senin (8/9) sekitar pukul 22.00 WIT. Akibatnya, tujuh pekerja Freeport dilaporkan terjebak di area tambang bawah tanah (underground).

Kepala Kepolisian Sektor Tembagapura Iptu Firman membenarkan insiden longsor yang menerjang area underground PTFI, perusahaan tambang nasional yang berafiliasi dengan raksasa tambang dunia Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc yang berbasis di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat.

“Tujuh pekerja tambang masih terjebak di terowongan. Namun di dalam terowongan ada tempat berlindung (chamber), mudah-mudahan tidak ada kejadian luar biasa terhadap mereka,” ujar Firman di Timika, Selasa (9/9).

Chamber adalah fasilitas darurat di tambang bawah tanah yang dilengkapi suplai udara bersih, logistik, dan sarana komunikasi untuk menjamin keselamatan pekerja saat terjadi situasi darurat seperti kebakaran, runtuhan atau paparan gas beracun.

Menurut Firman, hingga Selasa (9/9) siang tim gabungan masih berupaya melokalisir titik longsor sekaligus mengevakuasi tujuh pekerja tersebut.

“Kejadiannya pagi tadi. Saat ini tim masih bekerja di lokasi dengan harapan seluruh pekerja bisa segera diselamatkan,” kata Firman lebih lanjut. Pasca longsor, pihak korporasi terus melakukan upaya evakuasi.

Sementara itu, pihak PTFI memastikan tujuh karyawan yang sebelumnya dilaporkan dalam pencarian akibat insiden longsor di underground dalam kondisi aman.

Katri mengatakan, longsor yang terjadi pada Senin (8/9) sekitar pukul 22.00 WIT dipicu oleh aliran material basah dalam jumlah besar di area tambang bawah tanah.

“Terdapat tujuh pekerja yang sempat terjebak. Setelah dilakukan pencarian, lokasi mereka berhasil diketahui dan dipastikan dalam kondisi aman. Seluruh pekerja lainnya juga dipastikan selamat,” ujar Katri di Timika, Selasa (9/9).

Menurut Katri, insiden tersebut sempat menutup akses ke area tertentu sehingga membatasi jalur evakuasi untuk tujuh pekerja tersebut.

Saat ini tim PTFI tengah melakukan pembersihan akses agar evakuasi dapat berlangsung aman dan cepat serta memastikan kebutuhan para pekerja yang terdampak tetap terpenuhi.

“Operasi penambangan telah dihentikan sementara untuk memprioritaskan pembersihan jalur akses dan evakuasi aman bagi tujuh pekerja kontraktor tersebut,” kata Katri lebih lanjut. 

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas sebelumnya mengatakan, laba bersih PTFI diprediksi US$ 3,7 miliar sepanjang tahun 2025 atau turun sebesar 10,8 persen dibandingkan laba bersih sepanjang tahun 2024 yang senilai US$ 4,1 miliar.

Tony menambahkan, penurunan laba tahun 2025 disebabkan karena adanya penurunan produksi akibat kondisi kahar dalam insiden kebakaran di smelter Freeport di Manyar, Gresik, Jawa Timur pada 14 Oktober 2024.

“Laba bersih tahun lalu (2024) adalah US$ 4,1 miliar. Tahun ini dikira-kirakan US$ 3,7 miliar karena memang tadi angka produksinya mengalami penurunan karena kahar,” ujar Tony saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Senayan, Jakarta, Kamis (13/3).

Adapun, dari sisi penjualan, sepanjang tahun 2024 PTFI mencatatkan penjualan sebesar US$ 11,4 miliar atau sekitar Rp 170 triliun. Dengan target laba yang turun, pendapatan tahun ini juga diprediksi turun 1,8 persen senilai US$ 11,2 miliar. “Rencana (pendapatan) di 2025 masih akan sekitar US$ 11,2 miliar. Dan untuk 2026 US$ 10 miliar, kira-kira,” kata Tony.

Menurut Tony, penerima negara dari Operasional Freeport Indonesia sepanjang tahun 2024 adalah senilai US$ 4,7 miliar. “Itu kira-kira, sekitar Rp 85 triliun penerima negara,” ujar Tony.

Pendapatan ini, katanya, terbagi menjadi pendapatan US$ 1,5 miliar adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Kemudian, US$ 1,4 miliar adalah dividen yang dibayarkan ke Mind Id. Kemudian sebesar US$ 1,8 miliar yang berasal dari pajak-pajak lainnya.

“Angka-angka ini dengan asumsi harga US$ 4,25 per pound untuk tembaga. Dan US$ 2.300 dollar per ounce untuk emas,” kata Tony.

Sekadar informasi, per hari ini harga tembaganya berada pada angka US$ 4,5 per pound. Harga emas berada di angka US$ 2.900 per ounce. Kenaikan harga dua komoditas ini, dinilai akan berpengaruh pula pada peningkatan pendapatan negara. (*)