JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Provinsi Papua Pegunungan mengambil langkah strategis untuk memperkuat publikasi dan sosialisasi kegiatan KPU di era digital.
Puluhan staf dari KPU provinsi dan delapan KPU kabupaten seperti KPU Kabupaten Jayawijaya, Nduga hingga Pegunungan Bintang, selama dua hari Rabu-Kamis (24–25/9) mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Fotografi dan Editing Berita Media Sosial di Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi informasi KPU melalui kemampuan visual dan keterampilan editing video. Selain itu pelatihan visual dan editing merupakan kunci keberhasilan sosialisasi
Kepala Sub Bidang Keuangan KPU Provinsi Papua Pegunungan Daut Mita mengatakan, pelatihan tersebut merupakan upaya penting KPU dalam menghadapi dunia digital. “Salah satu keberhasilan KPU dalam pentahapan Pemilu itu ada di sosialisasi,” ujar Daut Mita di sela-sela kegiatan di Jayapura, Rabu (24/9).
“Kami berharap semua peserta dapat mengikuti dengan baik, agar output dari pelatihan ini bisa diaplikasikan pada tugas sosialisasi KPU ke depan melalui kanal media massa,” kata Mita lebih lanjut.
Materi utama dibawakan jurnalis sekaligus pimpinan media Koranvox.com Stefanus Tarsi, mencakup kehumasan, dasar-dasar fotografi, editing video, dan penggunaan aplikasi profesional seperti Adobe Premiere Pro.
Dalam paparannya, Stefanus Tarsi menekankan bahwa komunikasi kehumasan saat ini tidak bisa dilepaskan dari peran visual. Salah satu aspek penting yang perlu menjadi perhatian adalah foto berkualitas merupakan ujung tombak pesan yang disajikan kepada publik.
“Di era digital yang serba cepat, sebuah foto berkualitas bukan lagi sekadar pelengkap melainkan ujung tombak yang menentukan apakah pesan kita akan berhenti atau justru tersebar luas,” ujar Stefanus Tarsi.
Stefanus menambahkan, pelatihan ini dirancang untuk menjembatani teori public relations dengan keterampilan praktis. Tanpa kemampuan mendokumentasikan secara visual dengan tepat —menangkap momen kunci, menguasai komposisi sederhana, dan memahami pencahayaan— potensi pesan yang disampaikan akan berkurang drastis. Ia juga mengingatkan, kamera terbaik adalah kamera yang selalu ada di tangan kameramen.
“Tujuan pelatihan ini adalah mengubah kita dari sekadar pengguna menjadi pencipta konten yang mampu bercerita dan mempengaruhi melalui foto. Mari kita jadikan fotografi sebagai senjata rahasia dalam setiap aktivitas kehumasan,” kata Stefanus lebih lanjut.
Tak hanya fotografi, Stefanus juga menyoroti betapa krusialnya penguasaan dasar editing video. Menurutnya, editing adalah tahap transformasi yang mengubah rekaman mentah menjadi sebuah karya yang berdampak.
“Jangan pernah beranggapan bahwa kamera mahal otomatis menjamin konten berkualitas. Kenyataannya, editing adalah dapur utama di mana cerita Anda dimasak, diracik, dan dihidangkan,” katanya.
Stefanus menambahkan, penguasaan editing memberikan kendali atas ritme, flow, dan emosi penonton. “Pemahaman yang kuat terhadap dasar editing adalah yang membedakan amatir dari profesional. Ini adalah kunci untuk mengubah rekaman acak menjadi aset komunikasi yang efektif dan memikat—memastikan audiens tidak hanya menonton, tetapi juga merasakan dan mengingat pesan yang disampaikan,” katanya.
Pelatihan tersebut diharapkan dapat menghasilkan produk-produk informasi yang lebih menarik dan profesional dari KPU se-Papua Pegunungan untuk menyambut tahapan Pemilu ke depan. (*)