KENYAM, ODIYAIWUU.com — Sebanyak 71 warga pengungsi menurut rencana, Selasa (23/12) meninggalkan Kenyam, kota Kabupaten Nduga menuju kampung halamannya di Distrik Gearek dan Pasir Putih, Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
Puluhan pengungsi tersebut merupakan sebagian warga korban aksi pemboman melalui udara oleh aparat TNI di Distrik Gearek pada Jumat (12/12). Pasca aksi bom tersebut mereka sebagian meninggalkan kampung halamannya di Gearek dan Pasir Putih lalu bertahan di SD Inpres Kenyam, kota Kabupaten Nduga.
Sedangkan sebagian warga dari dua distrik tersebut meninggalkan kampung halaman berjalan kaki lalu tinggal di rumah warga Kampung Yunusugu, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan.
“Kemarin (22/12) sekitar pukul 14.30 WIT Bupati Nduga Pak Yoas Beyon bertemu 71 warga pengungsi dari Distrik Gearek tinggal di bawah tenda di halaman SD Inpres Kenyam,” ujar Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) Theo Hesegem dari Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (23/12).
Dalam pertemuan tersebut, salah seorang ibu korban bom yang mengungsi di SD Inpres Kenyam mennyampaikan kepada Bupati Yoas Peyon informasi kronologi penyerangan bom yang dilakukan aparat TNI non-organik di Gearek pada Jumat (12/12).
“Kami tidak mau mengikuti ibadah Natal di Kenyam. Kami rindu mengikuti Natal di kampung kami. Kami sangat berharap kepada anak Bupati melakukan upaya pemulangan kami semua agar kami bisa mengikuti Natal di Gearek,” ujar Joice —nama rekaan— kepada Bupati Yoas Beyon.
Atas permintaan itu, Bupati Yoas mengatakan, pihaknya berharap agar Selasa (23/12), warga pengungsi sudah bisa kembali mengikuti Natal di kampung halaman masing-masing.
“Nanti perjalanan ini diatur dengan baik, sehingga dapat kembali ke kampung tanpa masalah. Saya juga berharap warga juga tidak berlama-lama di sini (Kenyam). Kami senang warga berada di kampung dan beraktivitas dengan aman,” ujar Bupati Yoas.
Menurut Bupati Yoas, baik dalam kapasitas sebagai kepala daerah dan pribadi pihaknya juga sangat prihatin atas peristiwa yang terjadi di Gearek. Ia juga menyampaikan permohonan maaf karena terlambat datang bertemu warga pengungsi.
“Keterlambagan ini bukan karena saya tidak mau datang tetapi ada agenda penting yang harus diselesaikan sehingga saya berangkat ke Jakarta. Namun, saya sudah mendengar apa yang bapak dan ibu sampaikan agar segera kembali ke kampung,” kata Yoas.
Sedangkan Hesegem menambahkan, setelah TNI melakukan pemboman melalui udara di Gearek, Jumat (12/12) masyarakat mulai mengungsi keluar dari kampung mereka dan tinggal di beberapa tempat. Di antaranya di Yunusugu, Asmat dan Kenyam, kota Kabupaten Nduga.
“Setelah kami dari tim kemanusiaan melakukan pemasangan baliho di Gearek dan Pasir Putih masyarakat yang mengungsi di kampung Yunusugu sudah kembali ke kampung di Pasir Putih, Kamis (18/12) lalu,” ujar Hesegem lebih lanjut.
Menurut Hesegem, upaya tim kemanusiaan Nduga terkait pemasangan baliho di daerah konflik dan pemulangan pengungsi membutuhkan kerja sama dengan semua pihak. Baik dari pemerintah pusat hingga hingga daerah dan semua stakeholders.
Di hadapan Bupati Yoas, Hesegem juga menjelaskan perjalanan tim dan upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka pemulangan pengungsi dan pemasangan baliho. Saat bertemu pengungsi pada Senin (15/12) mereka juga menyampaikan agar segera kembali kampung halamannya sehingga bisa merayakan Natal.
“Kami juga berharap agar Pak Bupati beserta jajarannya segera mengambil langkah lebih lanjut sehingga warga segera pulang mengikuti ibadah Natal. Kami berharap saat mereka tiba di kampung halaman suasana aman dan damai mengingat kami dari tim kemanusiaan sudah memasang baliho,” kata Hesegem.
Pemulangan pengungsi adalah pilihan mendesak mengingat hal tersebut merupakan kerinduan mereka. Pemerintah bisa membantu memfasilitasi kepulangan mereka.
“Sesuai kesepakatan, sebanyak 71 warga pengungsi akan dipulangkan dari Kenyam pada Selasa (23/12). Mereka akan menuju ke batas batu berbatasan antara Kabupaten Asmat dan Kabupaten Nduga. Selanjutnya akan melakukan perjalanan menuju Distrik Gearek,” kata Hesegem. (*)










