SUGAPA, ODIYAIWUU.com — Ratusan warga Kampung Eknemba di Distrik Sugapa, Sabtu (16/8) mengungsi ke hutan dan gunung akibat terjadi baku tembak antara aparat keamanan Indonesia dan pasukan Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) di Eknemba, Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah.
Yohanes Duwitau, warga Eknemba mengatakan, baku tembak antara aparat keamanan Indonesia dan TPNPB OPM terjadi setelah aksi serupa terjadi Jalan Wabogapene, Kampung Mamba yang bersebelahan dengan Kampung Eknemba pada Jumat (8/8) lalu. Dalam peristiwa itu, seorang prajurit TNI meninggal dan dua lainnya adalah anggota TPNPB OPM. Aksi baku tembak kedua bela pihak sungguh menyengsarakan masyarakat dan melumpuhkan ekonomi mereka.
“Sejak baku tembak di Kampung Mamba, aparat TNI mulai masuk di Kampung Eknemba. Aparat masuk dari Pos Titigi menuju Eknembe. Aparat juga masuk melalui jalur dari Mamba sebelum tiba di Eknembe. Sekitar jam 12 siang hari ini TNI dan OPM baku tembak lagi sehingga warga ketakutan lalu mengungsi ke gunung dan hutan di sekitarnya,” ujar Yohanes dari Bilogai, Intan Jaya, Papua Tengah, Sabtu (16/8).
Menurut Yohanes, warga RT Taitawa, Kusage, dan Bajemba di Kampung Eknemba sangat ketakutan dengan hadirnya aparat TNI dalam jumlah besar sehingga menyebabkan mereka ketakutan dalam menjalankan aktivitas harian mereka, terutama bercocok tanam.
“Kami memohon Bapak Haji Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia selaku Panglima Tertinggi agar menarik seluruh pasukan non organik di Intan Jaya. Kehadiran pasukan non organik membuat masyarakat ketakutan dan tidak leluasa menjalankan aktivitas harian mereka, terutama berkebun,” kata Yohanes lebih lanjut.
Yohanes merasa prihatin karena warga dari kampungnya tersebut mengungsi ke hutan-hutan dan gunung. Para pengungsi tidak hanya orang dewasa dan warga lanjut usia (lansia) tetapi juga anak-anak kecil dan balita juga dibawa orangtuanya menyusuri hutan dan gunung demi menghindar dari konflik.
Menurutnya, warga yang mengungsi akibat baku tembak antara TNI dan OPM seperti yang terjadi di Eknemba bukan sekali atau dua kali tetapi selalu dialami warga di kampung-kampung di Intan Jaya. Pihaknya juga meminta Gubernur Papua Tengah dan Bupati Intan Jaya agar masyarakat di daerah konflik seperti di Intan Jaya jangan selalu diberi bantuan makanan atau bama terus-menerus.
“Sekali atau dua kali diberi bama, ya cukup. Lebih penting adalah berkomunikasi dengan pemerintah pusat bagaimana menghentikan konflik sehingga warga hidup tenang di kampungnya. Sehingga usul saya, Pak Gubernur Papua Tengah dan Pak Bupati Intan Jaya berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait terutama Presiden agar masalah keamanan warga menjadi prioritas. Mereka harus benar-benar hidup aman di atas tanah leluhurnya,” ujar Yohanes. (*)