Gubernur John Tabo Bantu Rp 10 Miliar untuk Gereja Katolik Dekanat Papua Pegunungan

Gubernur Provinsi Papua Pegunungan Dr John Tabo, SE, MBA saat bersalaman dengan Uskup Keuskupan Jayapura Mgr Dr Yanuarius Theofilus Matopai You, Pr. Gubernur John Tabo menyerahkan Rp 10 miliar kepada Dekanat Papua Pegunungan, Keuskupan Jayapura, Minggu (26/10). Foto: Istimewa

Loading

WAMENA, ODIYAIWUU.com — Gubernur Papua Pegunungan Dr John Tabo, SE, MBA, Minggu (26/10) menerahkan bantuan Rp 10 miliar dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan untuk Gereja Katolik di Dekanat Papua Pegunungan, Keuskupan Jayapura.

Bantuan orang nomor satu Papua Pegunungan itu sebagai wujud dukungan terhadap pelayanan iman dan pembangunan rumah ibadah di Dekanat Papua Pegunungan. Bantuan diserahkan Gubernur John Tabo dalam perayaan Misa Syukur di Monumen Katolik Wesaput, Wamena, Jayawijaya.

Dalam suasana khidmat dan penuh sukacita, Gubernur John Tabo menghadiri rangkaian puncak perayaan Misa Syukur Dekanat Papua Pegunungan di Monumen Katolik Wesaput, Wamena.

Ibadah agung tersebut menjadi puncak dari seluruh rangkaian kegiatan Pra-Sinode Gereja Katolik Dekanat Pegunungan Tengah, yang sudah berlangsung sejak Maret hingga Oktober 2025 sebagai bagian dari persiapan menuju Sidang Sinode Keuskupan Jayapura pada 2 Februari 2026.

Rangkaian kegiatan Pra-Sinode yang mengusung tema besar Refleksi, Aksi, dan Selebrasi mencakup Refleksi Iman, Refleksi Budaya, Aksi Sosial 10 Sinode, Perarakan Salib Sinode, dan Bazar Pangan Lokal. Seluruh kegiatan ditutup dengan Misa Syukur yang dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Jayapura Mgr Yanuarius Teofilus Matopai You.

Gubernur John Tabo dalam sambutannya menyampaikan kehadiran Pemprov Papua Pegunungan pada momentum ini, sekaligus menyerahkan bantuan uang senilai Rp 10 miliar untuk Gereja Katolik melalui anggaran daerah tahun 2025.

Bantuan tersebut, lanjut John Tabo, merupakan bentuk dukungan nyata pemerintah terhadap peran gereja dalam pembinaan iman, budaya, dan moral masyarakat di wilayah pegunungan.

“Tahun ini kami menganggarkan bantuan untuk Gereja Katolik senilai Rp10 miliar. Jangan melihat besar kecilnya bantuan, tetapi lihatlah kebersamaan dan ketulusan kita,” ujar Tabo di hadapan Uskup Matopai, para pastor, suster, bruder, dan umat yang hadir.

John menegaskan, bantuan tersebut merupakan kelanjutan dari kerja sama yang telah dibangun antara pemerintah daerah dan pihak gereja dalam mendukung pelayanan pastoral serta pembangunan rumah ibadah di berbagai wilayah.

“Pemerintah bersama Tuhan, bersama gereja, dan bersama adat harus menjaga kebenaran ini. Kita jaga adat, kita jaga Injil, dan kita jaga pemerintahan kita,” kata Uskup Matopai.

Dalam kesempatan itu, Gubernur John juga menyampaikan apresiasi atas kontribusi Gereja Katolik yang dinilainya sejalan dengan visi dan misi pemerintah daerah, yakni “adat, agama, dan pemerintahan” sebagai tiga pilar utama pembangunan di Papua Pegunungan.

“Laporan kanonik tadi luar biasa. Gereja Katolik sudah menjalankan program pemerintah dengan baik. Gereja telah menjadi mitra yang aktif dalam membangun manusia Papua Pegunungan yang beriman dan berbudaya,” kata John.

Ia menambahkan, sebagai provinsi yang baru berdiri, Papua Pegunungan masih seperti “bayi yang baru lahir” dan membutuhkan pendampingan serta doa dari semua pihak, termasuk Gereja Katolik, agar mampu tumbuh menjadi daerah yang kuat, damai, dan berkeadilan.

“Provinsi Papua Pegunungan ini ibarat bayi yang baru lahir. Karena itu, kami mohon bimbingan dan tuntunan dari Gereja agar kita bisa berdiri bersama di atas tanah ini,” ujar John lebih lanjut.

Gubernur John juga menyampaikan pesan khusus kepada generasi muda agar menjauhi cara berpikir negatif dan kembali mendekatkan diri kepada nilai-nilai rohani serta budaya lokal.

“Saya mengajak seluruh masyarakat, saudara, om, dan anak-anak muda yang sering miring-miring dalam berpikir, mari kita arahkan mereka ke tempat ibadah, supaya rohaninya dididik dengan benar,” kata John.

John Tabo dalam kesempatan itu menyerahkan secara simbolis bantuan pemerintah kepada perwakilan Gereja Katolik. Ia menekankan, bantuan ini bukan sekadar dukungan material, melainkan simbol persaudaraan dan persahabatan dalam pelayanan Kristus di Papua Pegunungan.

“Jangan lihat dari nilainya, tapi dari semangat kebersamaan dan pelayanan kita. Inilah persaudaraan sebagai anak Kristus di negeri yang Tuhan percayakan kepada kita,” ujarnya.

Acara Misa Syukur dan penyerahan bantuan di Monumen Katolik Wesaput tersebut dihadiri oleh ribuan umat, para imam, biarawan-biarawati serta pimpinan daerah. Momentum ini menjadi penegasan bahwa pembangunan iman dan budaya akan terus berjalan seiring dengan pembangunan pemerintahan di Provinsi Papua Pegunungan. (*)