Dua Putra Asli Papua Ditahbiskan, Mgr Bernardus Baru: Imam Dipanggil Bukan untuk Cari Kehormatan

Uskup Keuskupan Timika Mgr Dr Bernardus Bofitwos Baru, OSA saat menahbiskan diakon Modestus Mametapare dan diakon Yohanes Kayame sebagai imam baru di Gereja Santo Petrus SP3, Keuskupan Timika, Papua Tengah, Sabtu (18/10). Foto: Istimewa

Loading

TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Keuskupan Timika kembali mencatat sejarah baru dalam ziarah iman umat Katolik di tanah Papua, khususnya di wilayah Meepago (Papua Tengah).

Sejak ditahbiskan menjadi Uskup Keuskupan Timika, Mgr Dr Bernardus Bofitwos Baru, OSA Sabtu (18/10) memimpin tahbisan imam perdana di Keuskupan Timika.

Dua putra terbaik tanah Papua dari wilayah Meepago yaitu diakon Modestus Mametapare dan diakon Yohanes Kayame ditahbiskan menjadi imam Katolik dalam perayaan Ekaristi Tahbisan di Gereja Santo Petrus Karang Senang SP3, Timika, Papua Tengah.

Ribuan umat umat Katolik dari berbagai paroki, tarekat, komunitas religius serta keluarga dan sahabat kedua imam baru tumpah memadati gereja menyaksikan langsung peristiwa iman tersebut. Suasana penuh syukur itu menjadi tanda dukungan umat atas rahmat panggilan imamat yang terus bertumbuh di tanah Papua.

Uskup Bernardus dalam kotbahnya menegaskan, imam dipanggil untuk menjadi pribadi pendoa dan pelayan Kasih Allah di tengah dunia. Imam dipanggil bukan mencari kehormatan.

“Seorang imam dipanggil bukan untuk mencari kehormatan, melainkan untuk menjadi pribadi doa dan pelayan kasih di tengah umat,” ujar Uskup Bernardus Bofitwos Baru dalam homilinya.

Mgr Bernardus, Uskup putra asli Papua kelahiran Kampung Bokraby, Distrik Mare, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya 22 Agustus 1969, mengingatkan kedua imam baru untuk selalu menimba kekuatan dari doa dan menjaga kesetiaan pada Tuhan yang telah memanggil mereka.

“Harus memperkuat hidup dengan doa pribadi dan doa bersama. Jangan lalai berdoa. Sediakan waktu, walau hanya sepuluh menit, untuk bertemu dengan Tuhan. Dialah yang mencari dan memanggil kita dari sudut gunung, lembah, dan rawa di tanah Papua ini untuk menjadi imam,” kata Uskup Bernardus lebih lanjut.

Selain itu, Uskup Bernardus juga menekankan pentingnya retret pribadi secara berkala, lectio divina dan sakramen tobat sebagai bentuk perawatan spiritual serta menjaga keseimbangan hidup rohani dan jasmani.

“Jaga diri dengan istirahat yang cukup, makan teratur, dan lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Kalau terjadi krisis dalam diri, jangan lari ke alkohol. Mintalah nasihat dari sesama imam, para senior, atau uskupmu,” ujar Uskup Bernardus, doktor bidang Misiologi jebolan La Pontificia Università Urbaniana atau Universitas Kepausan Urbaniana tahun 2018, yang menulis disertasi berjudul Traditional Ritual Symbols in Youth Initiation and Religious Beliefs Among the Maybrat of West Papua: A Missiological Study .

Sedangkan Sekretaris Jenderal Keuskupan Timika Pastor Andreas Srijanto Madya, SCJ dalam kesempatan tersebut membacakan surat keputusan penugasan dari Uskup Timika bagi kedua imam baru.

Pastor Modestus Mametapare, Pr yang memilih motto tahbisan Pergilah dan Beritakanlah (Mat. 10:7a), ditugaskan sebagai Pastor Rekan di Paroki Salib Suci, Madi, Dekenat Paniai.

Sedangkan Pastor Yohanes Kayame, Pr memilih motto tahbisan Inilah Aku, Utuslah Aku (Yes. 6:8), ditugaskan sebagai Pastor Rekan di Paroki Bunda Maria, Serui, Dekanat Teluk Cenderawasih.

Keduanya menyampaikan rasa syukur atas rahmat tahbisan dan dukungan umat. “Kami ingin mempersembahkan hidup kami sepenuhnya untuk Tuhan dan umat-Nya,” ujar Pastor Modestus.

Perayaan tahbisan berlangsung meriah dengan nyanyian, tarian liturgis, dan doa umat yang mengiringi kedua imam baru. Bagi Keuskupan Timika, tahbisan ini menjadi tanda pertumbuhan iman dan harapan baru bagi lahirnya lebih banyak imam lokal di tanah Papua.

“Kita patut bersyukur karena Tuhan terus menumbuhkan panggilan di tengah kita. Semoga para imam baru ini menjadi gembala yang rendah hati dan penuh kasih,” kata seorang umat Katolik dari Paroki Karang Senang usai Misa.

Penahbisan Pastor Modestus Mametapare dan Pastor Yohanes Kayame merupakan semangat tambahan Gereja Keuskupan Timika menatap masa depan dengan optimisme baru. Keuskupan Timika menjadi gereja yang semakin hidup, melayani, dan berjalan bersama umat.

Bupati Kabupaten Mimika Johannes Rettob, yang turut hadir dalam perayaan Misa tahbisan menyampaikan ucapan selamat dan proficiat kepada kedua imam baru atas rahmat tahbisan imamat yang diterima. “Kita semua bersyukur dan bersukacita atas peristiwa penuh berkat ini,” ujar John Rettob.

Sebagai bagian dari keluarga besar Gereja Katolik, Bupati John Rettob mengaku bangga melihat dua putra asli Papua menerima tahbisan imamat.

“Pesan saya, jagalah dengan baik sakramen imamat ini. Layani umat dengan ketulusan, kesetiaan, dan kasih. Jadilah teladan dan sumber terang bagi banyak orang,” kata John, putra dan cucu perintis pendidikan di Mimika. (*)