Ketua Komite Eksekutif Papua Dukung Ketahanan Pangan, Presiden Dorong Sagu di Sorong Selatan

Presiden Republik Indonesia H. Prabowo Subianto di sela-sela Rapat Koordinasi Pengarahan Presiden kepada Komite Eksekutif Papua dan para kepala daerah se-Pulau Papua di Istana Negara, Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (16/12). Foto: Istimewa

JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Agenda pengembangan sagu di wilayah Papua menjadi perhatian serius Presiden Prabowo Subianto dalam Rapat Koordinasi Pengarahan Presiden kepada Komite Eksekutif Papua dan Kepala Daerah se-Pulau Papua di Istana Negara, Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (16/12).

Dalam arahan pengantarnya, Ketua Komite Eksekutif Papua Dr Velix Vernando Wanggai, SIP, MPA menjelaskan bahwa Papua menjadi bagian strategis dalam transformasi Indonesia. Dalam konteks itu, transformasi ekonomi yang menuju ketahanan pangan dan energi.

“Setiap daerah, mulai dari kampung, kecamatan, kabupaten dan provinsi harus mengatur langkah terpadu menuju swasembada pangan dan energi,” ujar Velix Wanggai melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (19/12).

Bagi Papua, ujar Velix, Presiden Prabowo menekankan untuk mendorong komoditas singkong, jagung dan sagu. Dari 6,5 juta hektare lahan sagu di dunia, sekitar 5,5 juta hektare atau 85 persen berada di Indonesia, dengan Papua sebagai wilayah terluas. Hal ini, kata Velix, menjadi kekuatan Indonesia untuk penguatan ketahanan pangan dan energi ke depan.

“Saat dialog dengan Presiden Prabowo, Bupati Sorong Selatan ibu Petronela Krenak menjelaskan Kabupaten Sorong Selatan memiliki hutan sagu yang luas sekitar 149.778,42 hektar,” kata Velix lebih lanjit.

Dalam perjalanan sejak tahun 2012, PT Perhutani pernah menanamkan investasi pabrik sagu di Distrik Kais, Kampung Tapuri, Kampung Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya.

Dalam pandangan Bupati Sorong Selatan, proses persiapan investasi industri sagu di Kais telah dimulai dengan pembangunan jalan dan jembatan oleh Kementerian PUPR. Namun saat ini, investasi sagu dari PT Perhutani berhenti. Dukungan dari lintas kementerian juga berhenti.

“Bupati Petronela Krenak mengusulkan kepada Presiden Prabowo untuk mewujudkan kembali industri sagu di Kabupaten Sorong Selatan,” ujar Velix, mantan Penjabat Gubernur Provinsi Papua Pegunungan.

Velix menceritakan bahwa Presiden Prabowo menyimak serius usulan Bupati Sorong Selatan untuk re-aktivasi industri sagu di wilayahnya. Merespon usulan Bupati Sorong Selatan, Presiden menginstruksikan agar Danantara dan PT Agrinas, holding BUMN di sektor perkebunan dan pertanian untuk menjajaki investasi sagu di Papua, khususnya dalam menghidupkan kembali industri sagu yang pernah dibangun PT Perhutani.

Kebijakan pengembangan sagu di Papua telah ditegaskan Presiden Prabowo dalam tiga dokumen arah pembangunan nasional, di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029 dan Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Papua Tahun 2025-2029.

“Dalam desain besar pembangunan nasional ini, Bapak Presiden menekankan pengembangan sentra-sentra sagu di kawasan selatan Papua, seperti di Kabupaten Mappi, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Waropen, dan Kabupaten Sorong Selatan,” kata Velix.

Dengan perwilayahan komoditas kawasan dalam lima tahun ini, Komite Eksekutif Papua telah menetapkan agenda kerja pengembangan industri sagu. Baik skala mikro, menengah dan makro secara terpadu, lintas Kementerian dan lembaga, BUMN serta pihak dunia usaha sebagai offtaker, pasar dari produksi sagu Papua, serta kebijakan hilirisasi sagu untuk pasar nasional dan global.

“Sebagai komoditas masa depan, ujar Velix, sagu juga merupakan bagian dari penting dari ikatan sosiologis, budaya dan ekologi masyarakat asli Papua. Sagu adalah peradaban Papua, sehingga kebijakan pengembangan sagu di Papua, dikelola secara terpadu dan berkelanjutan berbasis kearifan lokal,” kata Velix. (*)