JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Kurang lebih 300 peserta dari berbagai kalangan, Jumat (3/10) menghadiri acara peluncuran (launching) dan bedah lima seri buku karya Markus Haluk di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Cenderawasih (Uncen), Jayapura, Papua.
Peluncuran lima seri buku karya Markus, Sekretaris Eksekutif Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) tersebut berjudul Sejarah Politik, Hukum, HAM dan Demokrasi West Papua.
Diskusi bertema Menulis Demi Mempertahankan Jati Diri dan Hidup menghadirkan sejumlah pembicara yang ahli di bidangnya masing-masing. Para pembicara dimaksud yaitu antropolog dan teolog Pendeta Dr Benny Giay dan sejarawan Papua sekaligus akademisi Dr Bernarda Meteray.
Selain itu, pembicara lainnya yaitu antropolog dan akademisi Dr Hendro Lekitoo, Direktur Aliansi Demokrasi untuk Papua (AlDP) Latifa Anum Siregar, SH, dan penulis buku Markus Haluk dengan moderator pegiat sosial dan HAM Papua Septer Manufandu.
“Saya menyampaikan syukur kepada Tuhan dan terima kasih atas semua dukungan dan bantuan sehingga acara peluncuran dan diskusi lima seri buku saya tentang sejarah politik, hukum, HAM dan demokrasi West Papua berjalan lancar dan sukses,” ujar Markus Haluk dari Jayapura, Papua, Jumat (3/10).
Menurut Markus, sekitar 300-an peserta dari perwakilan rohaniawan, akademisi, jurnalis, pegiat HAM, kelompok doa, pimpinan organisasi gerakan dan pimpinan senat mahasiswa di kota maupun kabupaten di Jayapura. Kegiatan dimulai pukul 10.30 dan berakhir berakhir pukul 14.30 WIT.
“Sekali lagi, saya menyampaikan syukur kepada Tuhan dan terima kasih banyak untuk semua dukungan sehingga acara launching dan diskusi lima seri buku berjalan lancar dan sukses. Tuhan memberkati senantiasa. Wa….. wa…wa…,” kata Markus.
Sebelumnya, media ini memberitakan, kabar gembira dialami bagi pemerintah, masyarakat, dan berbagai elemen di tanah Papua. Intelektual Papua Markus Haluk menerbitkan lima seri buku yang mengulas sejarah politik, hak asasi manusia (HAM), dan demokrasi di West Papua.
“Buku baru Papua telah hadir. Seri buku baru ini mengulas sejarah politik, hak asasi manusia, dan demokrasi West Papua,” ujar Markus Haluk dari Jayapura, Papua, Selasa (25/4 2023).
Buku seri pertama berjudul West Papua Kembali ke Pangkuan Melanesia: Sejarah Politik Papua, Konsensus Persatuan, ULMWP dan Perjuangan Hak Penentuan Nasib Sendiri. Seri kedua berjudul, Fakta Pelanggaran HAM di West Papua: Kronik Kegagalan Pelaksanaan Otonomi Khusus Papua.
Kemudian, seri ketiga, Bersama Tuhan Pasti Kita Menang: Melawan Politik Rasisme, Terorisasi Pemerintah Indonesia pada Bangsa Papua. Seri keempat, Mewujudkan Visi Satu Tungku Dalam Satu Honai Papua: Gagasan, Resolusi Honai, Dinamika Hidup Umat Melanesia.
Lalu, seri kelima berjudul, Kejahatan Kemanusiaan, Kehancuran Ekologi Freeport dan Pelanggaran HAM di Degeuwo Paniai. Lima serial buku tersebut dijual dengan harga Rp. 700 ribu.
Markus Haluk menyelesaikan Pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Fajar Timur, Jayapura tahun 2004. Sejak mahasiswa hingga saat ini, ia tercatat sebagai aktivis HAM dan banyak terlibat melakukan advokasi korban kekerasan di tanah Papua.
Bersama rekannya, Sendius Wonda, keduanya pernah menulis buku International Parliamentarians for West Papua dan Peradilan Makar di Papua Barat (2010). Markus juga menulis buku Mati atau Hidup: Hilangnya Harapan Hidup dan Hak Asasi Manusia di Papua (2013), yang diberi Kata Pengantar Dr Neles Tebay, Pr, Rektor STFT Fajar Timur.
Selain itu, Markus juga menulis buku Konflik Nduga: Tragedi Kemanusiaan Papua (2019) dan Menggugat Freeport: Suatu Jalan Penyelesaian Konflik (2014). (*)