DEKAI, ODIYAIWUU.com — Manajemen Markas Pusat Komando Nasional (Komnas) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) menyebutkan membuka akses terhadap para pimpinan gereja mengevakuasi jenazah dari wilayah perang di Yahukimo, Papua Pegunungan.
Juru Bicara TPNPB OPM Sebby Sambom mengatakan, pihaknya menerima laporan resmi tersebut dari Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo Brigjen Elkius Kobak dan Mayor Kopitua Heluka. Kobak dan Kopitua bersama pasukannya resmi membuka akses kepada pihak gereja untuk melakukan evakuasi seluruh korban yang ditembak di Yahukimo.
“Evakuasi korban agen intelijen militer Indonesia ini atas permintaan keluarga korban kepada Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB dan diteruskan kepada Brigjen Kobak dan Mayor Kopitua beserta pasukannya di medan perang di Yahukimo,” ujar Sebby Sambom melalui keterangan yang diperoleh dari Dekai, kota Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Rabu (24/).
Sebby menjelaskan, pihak keluarga meminta kepada pimpinan Gereja untuk melakukan evakuasi lalu disetujui kemudian membuka akses kepada pihak gereja. Karena itu, Komnas TPNPB secara resmi meminta kepada aparat keamanan Indonesia untuk tidak mengganggu pihak Gereja yang siap melakukan evakuasi korban demi keamanan pimpinan gereja dan tim saat melakukan misi kemanusiaan.
“Kami juga menegaskan kepada warga NTT, Maluku dan Aceh untuk berhenti memasuki wilayah konflik bersenjata di tanah Papua. Mereka yang terlibat sebagai pendulang emas ilegal, tukang ojek, sopir taksi dan yang sedang mencari makan di tanah Papua untuk tidak memasuki wilayah perang,” ujar Sebby.
Sebby juga mengingatkan bahwa jika warga imigran nekat memasuki wilayah tanah Papua akan disebut sebagai agen militer Indonesia. Seluruh warga imigran Indonesia yang dikirim ke tanah Papua diminta segera kembali ke kampung halamannya masing-masing demi keamanan pribadi dan keluarga,
“Jika masih bertahan kami siap tembak mati karena itu bagian dari intelijen yang memasuki wilayah perang di tanah Papua. Kami juga melampirkan bukti video saat proses evakuasi seluruh korban oleh aparat militer Indonesia di Yahukimo,” kata Sebby.
Sebelumnya, Selasa (23/9) Komnas TPNPB menerima laporan resmi dari Kopitua bahwa pihaknya memberikan ruang bagi tokoh adat, pemuda, gereja, Bupati Yahukimo dan wakilnya untuk melakukan evakuasi korban di Kali Binggi dan di Kepala Air Kali Yahum.
“Tetapi, kami tidak ijinkan aparat keamanan Indonesia ikut dalam proses evakuasi. Jika aparat bersikeras terlibat evakuasi, kami siap tembak. Ini peringatan penting karena pasukan kami sedang siaga satu di jalan-jalan. Jika tim kemanusiaan mau turun langsung segera keluarkan pemberitahuan guna menjamin keamanan,” ujar Sebby melalui keterangan tertulis, Selasa (23/9). (*)