Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Nabire, Bandara Aturure dan Jembatan Siriwini Dikabarkan Rusak

Gempa magnitudo 6,6 mengguncang Nabire, Papua Tengah, Jumat (19/9) sekitar pukul 03.00 WIT atau 01:19:50 WIB. Pusat gempa berlokasi di titik koordinat 3.47 Lintang Selatan, 135.49 Bujur Timur atau 29 kilometer barat laut Kota Nabire dengan kedalaman 24 kilometer. Sumber foto: akun Twitter, @infoBMKG

Loading

NABIRE, ODIYAIWUU.com — Gempa magnitudo 6,6, Jumat (19/9) sekitar pukul 03.00 WIT atau 01:19:50 WIB mengguncang Nabire, Provinsi Papua Tengah. Pusat gempa berlokasi di titik koordinat 3.47 Lintang Selatan, 135.49 Bujur Timur atau 29 kilometer barat laut Kota Nabire dengan kedalaman 24 kilometer.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun Twitter, @infoBMKG menyatakan, data yang disampaikan mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data.

“Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” ujar BMKG dalam akun resmi tersebut dan dikutip di Jakarta, Jumat (19/9).

Namun, pihak BMKG belum melaporkan secara rinci terkait dengan pemicu dan dampak yang ditimbulkan gempa tersebut terhadap masyarakat. Gempa tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Meski dipastikan tidak berpotensi terjadi tsunami, sejumlah fasilitas umum seperti bandara dan jembatan dikabarkan rusak. Bangunan warga juga mengalami kerusakan. 

Meski demikian, warga masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya hingga hasil analisa peristiwa menyeluruh resmi dilaporkan pihak BMKG.

Gempa menyebabkan kerusakan parah pada sejumlah fasilitas publik. Bandara Baru Douw Aturure Nabire yang terletak di Wanggar, Nabire Barat yang baru setahun beroperasi mengalami kerusakan cukup serius

Sebuah video amatir yang beredar di media sosial memperlihatkan kaca terminal bandara pecah dan plafon berjatuhan akibat kuatnya guncangan.

Seorang petugas dalam video menyebut, saat ia melakukan pemeriksaan kondisi bangunan ada empat kaca yang pecah di bagian depan. Kaca dan plafon tampak berserakan di lantai, sehingga aktivitas di area terminal sempat terganggu.

Selain bandara, gempa juga merusak Jembatan Siriwini, jembatan yang menghubungkan jalur utama antarwilayah di Nabire. Warga yang merekam kondisi di lapangan melaporkan jembatan tidak bisa dilalui kendaraan.

“Jembatan Sriwini, tidak bisa lewat,” ujar seorang warga dalam rekaman singkat yang beredar. Kerusakan juga terjadi di Gereja Malompo dengan bagian plafon dilaporkan jebol.

Sementara itu, di Kantor Gubernur Papua Tengah yang berlokasi di area bandara lama Nabire, plafon salah satu ruangan dilaporkan rusak.

Selain fasilitas umum, warga juga melaporkan kondisi rumah dan kios mereka. Banyak barang yang berhamburan akibat guncangan gempa. Sejumlah warganet dalam grup WhatsApp membagikan foto dan video kondisi pasca-gempa yang memperlihatkan kepanikan warga.

Kondisi ini menambah kepanikan warga yang sempat berhamburan keluar rumah saat gempa terjadi. Meski menimbulkan kerusakan material yang cukup besar, BMKG memastikan gempa tidak berpotensi tsunami. Warga diminta tetap waspada terhadap gempa susulan yang terus terjadi.

BMKG mencatat sedikitnya enam kali terjadi gempa susulan dengan magnitudo antara 3,4 hingga 4,2 dalam waktu kurang dari satu jam setelah gempa utama.

Hingga saat ini, laporan mengenai total kerugian dan dampak terhadap operasional bandara masih menunggu pendataan lebih lanjut dari pihak berwenang. (*)