Nyanyian Burung Cendrawasih
: Lukas Enembe
MASIH mampukah ia menari,
sedang kaki-kakinya semakin rapuh,
matanya rabun, dan sayap-sayapnya gemetar
Masih sanggupkah ia berkicau,
memamerkan pelangi sayapnya,
sedang bumi yang dipijaknya
menelan anak-anak dari rahimnya
Kemarau yang menyengat bumi sepanjang musim
menghanguskan rumput, biji, dan bunga-bunga
Tak ada makanan tersisa baginya.
Dari angkasa, sepucuk senjata laras panjang
selalu mengarah ke dadanya
dan dada para pejuang muda
Dari bumi Papua
terdengar nyanyian duka sang cendrawasih
Yang gelisah senantiasa
ketika mayat-mayat terus saja bergelimpangan atas taruhan dusta
Denpasar – Yogyakarta, 30 Desember 2023
Bunga-Bunga Gugur Lagi
: Klemen Tinal
BUNGA-bunga gugur lagi
cahaya begitu redup
hingga puncak gunung berkabut
tak lagi terlihat dari sini
segerombolan burung hantu
mengitari jejak-jejak mimpimu
di bumi yang menyihir seisi jagat
malam segera berlalu
fajar dan kerlip bintang kejora segera turun
mengusap peluh dan luka bumi ini
bunga-bunga gugur lagi
cahaya begitu redup
hingga puncak gunung berkabut
tak lagi terlihat dari sini
Yogyakarta, 1 Januari 2024
Yoseph Yapi Taum lahir di Ataili, Lembata, NTT, 16 Desember 1964. Telah menerbitkan tiga antologi puisi tunggal, yakni (1) Ballada Arakian: Kumpulan Puisi, Yogyakarta: Penerbit Lamalera (2015); (2) Ballada Orang-Orang Arfak: Antologi Puisi, Yogyakarta: Sanata Dharma University Press (2019); dan (3) Kabar dari Kampung: Sebuah Antologi Puisi (2023), Yogyakarta: Sanata Dharma University Press