BOGOR, ODIYAIWUU.com — Perikanan air tawar terutama lele di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua tergolong sangat besar. Meski demikian, tingkat produksi di tingkat petani masih rendah akibat minimnya pengetahuan dan teknologi budidaya. Sebagian petani Puncak juga belum mampu melakukan budidaya lele secara profesional guna meningkatkan ekonominya.
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Puncak mengambil langkah strategis meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sejumlah petani dari berbagai kelompok di wilayah Puncak. Karena itu, Kamis (28/7) sebanyak 12 orang perwakilan kelompok Puncak dibawa ke Puncak, Kabupaten Bogor guna mengikuti pelatihan budidaya lele di Kecamatan Megamendung.
“Pelatihan budidaya lele bagi perwakilan kelompok tani di Megamendung, Bogor merupakan salah satu program dinas kami. Tujuannya, meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani dengan memanfaatkan berbagai potensi lokal. Salah satu potensi lokal adalah lele. Pelatihan ini sekaligus mendukung Visi-Misi Bupati dan Wakil Bupati Puncak,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Puncak Dasin Kogoya, SE, MM mengutip kabartifa.id di Jakarta, Minggu (30/7).
Menurut Dasin, pihaknya memilih tempat pelatihan budidaya ikan lele milik Abba Hasarudin di Kampung Sukabirus, Kecamatan Megabendung. Tempat pelatihan ini paling terkenal dengan budidaya lele Sangkuriangnya. Lele Sangkuriung merupakan jenis baru hasil teknologi kawin silang.
“Pak Abba Hasarudin sendiri langsung memberikan pelatihan kepada 12 petani perwakilan petani dari Kabupaten Puncak. Beliau sudah profesional dalam bidang budidaya dan proses pengembangbiakan lele Sangkurian. Lele snagat terkenal di Indonesia bahkan mancanegara,” lanjut Dasin.
Menurut Dasin, sebenarnya pelatihan budidaya ini dilakukan di Jayapura, Papua. Namun, pihak dinas yang ia pimpin mengambil kebijakan membawa lannsung anggota kelompok tani itu ke Bogor. Meski dengan kesiapan dana minim namun pilihan tempat pelatihan sangat tepat. “Kami berharap mereka mendapat pengetahuan atau ilmu baru soal budidaya lele untuk dibawa pulang dan diterapkan di Kabupaten Puncak,” ujarnya.
Pada bagian lain, Dasin mengemukakan, selama ini pihak dinas sudah membagikan bibit ikan lele kepada para petani yang tersebar di setiap kelompok. Namun dalam perjalanan tingkat produksinya rendah akibat minimnya pengetahuan budidaya.
“Kami mencoba cara baru membawa mereka belajar langsung di lapangan. Selama satu minggu di Bogor mereka menerima pelatihan terkait budidaya, cara pembenihan ikan yang baik, perkawinan, penetasan telur, pemeliharaan larva atau benih dalam lingkungan terkontrol dengan teknologi yang tepat,” katanya.
Dasin mengaku, untuk memenuhi kebutuhan ikan selama ini di Puncak biasanya warga menerima pasokan dari Kabupaten Nabire dan Mimika dengan harga mahal karena dibawa dengan pesawat. Karena itu, pihak dinas berusaha keras membantu para petani melakukan budidaya dengan ketrampilan dan ilmu memadai mengingat potensi lele sangat besar.
“Kami berharap setelah perwakilan petani ini mengikuti pelatihan budidaya di Megamendung, mereka bisa mengembangkan budidaya ikan lele di Puncak. Target kami, tahun 2023 dinas menyediakan lele agar dijual di Pasar Ilaga dan sekitarnya. Dengan demikian masyarakat menambah pemasukan ekonomi keluarga,” kata Dasin.
Wainus Tabuni, salah seorang peserta pelatihan mengatakan, dirinya menyambut baik langkah Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Puncak di bawah kepala dinas Dasin Kogoya mengirim belasan mengikuti pelatiihan budidaya lele di Bogor, Jawa Barat.
“Setelah mengikuti pelatihan di Bogor, kami siap mengembangkan ikan lele di Kabupaten Puncak. Apalagi waktu panennya juga cepat, hanya sebulan. Program ini sangat tepat. Banyak hal baru kami pelajari di sini. Kami akan kembangkan di Puncak. Apalagi waktu pengembangbiakan hingga panen hanya butuh 3-4 bulan. Ini bisa kami lakukan di Puncak,” kata Tabuni. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)