Puisi Karya Albertus Muda: Menunggu Senja, Hidup yang Terus Berputar, dan Ukirlah Hidupmu, Anakku

Puisi Karya Albertus Muda: Menunggu Senja, Hidup yang Terus Berputar, dan Ukirlah Hidupmu, Anakku

Pesona destinasi wisata di barat Pulau Raijua, Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sabu Raijua menyimpan pesona eksotik yang bisa jadi pilihan wisata wisatawan domestik dan mancanegara. Foto ilustrasi: Dok. Odiyaiwuu.com

Loading

Menunggu Senja

 

BUKIT-bukit terluka berdarah

terkoyak panas yang merambati batu-batu

Angin berbisik lirih, membawa debu

ke wajah-wajah kecil yang bersorak lugu

 

Aku berlari di atas pasir yang mendesah

mengejar nafas laut yang kian perlahan

Gelombang mengajakku berdamai

saat senja mengulurkan tangannya—lembut

merangkul anak-anak yang melukis bayang

di atas ombak yang lelah

 

Langit menorehkan jingga di cakrawala

serupa janji yang tertunda

Anak-anak menatap lukisan itu

seperti mencari makna yang terlupa

Di bawah awan yang merona,

aku pulang —tertambat pada pertanyaan

yang tak terjawab.

 

Apa yang disembunyikan langit?

Rindu siapa yang dihempaskan senja

ke samudera yang berbisik pelan?

Lembata, 26 Mei 2021

Hidup yang Terus Berputar

 

GERIMIS malam ini berbisik lirih

seolah menyulam dingin ke relung jiwaku

Esok pagi, aku menyentuh kembali kristal-kristal

yang berjejak di lengkung daun talas

menggelinding resah, menelusuri pori-pori waktu

di tubuh yang mulai rapuh

 

Kemarin, kita menyanyikan syukur di bawah cahaya

Malam ini, gema duka memantul di dinding hati

Hidup melahirkan tunas baru

mekar berseri, menguning layu, gugur ke bumi

Namun, dari kedalaman gelap itu

tunas-tunas baru kembali bersinar

 

Hidup menulis hukumnya sendiri

Kadang bergerak cepat seperti pagi yang merayap diam-diam

kadang lambat seperti malam yang enggan berlalu

Kita datang dari rahim yang gelap

dan akan kembali pada rahim tanah

menyemai benih hidup baru yang akan bertumbuh

 

Detik ini kita bersorak

sedetik kemudian air mata menjadi bahasa kita

Hidup, laksana nyala korek api

digesek hingga berkilau

membakar, lalu padam

Fananya begitu nyata

seperti bunga mekar yang hancur diterjang badai

atau layu di bawah terik yang kejam

 

Namun, di akhir jalan itu

ada tetes-tetes bening yang mengalir perlahan

membasuh jejak langkahmu

menyucikan hati, menyisakan kepingan cahaya

Dan ketika pintu rumah abadi terbuka

engkau pun pulang —murni

dalam pelukan kekekalan.

Lembata, 2 Oktober 2020

Ukirlah Hidupmu, Anakku

 

ANAKKU

hujan mencoba menyejukkan hari-hari kita yang panas membara

namun bilik hati tetap menyala laksana tungku pemanggang

Bara iri dan dengki menghanguskan api persaudaraan

menjadi abu yang tercecer di sudut kehidupan

 

Hari-hari kita penuh sesak dengan bayang-bayang negatif

Padahal, suara hati memanggil: berpikirlah positif!

Jika kita sudah merancang diri sebagai musuh

maka tak terhindarkan, kelak kita akan saling menghancurkan

 

Mana yang lebih mulia?

Membangun tembok-tembok sektarian

atau merawat kesatuan dalam kebersamaan?

Jejak yang kita ukir hari ini

akan menjadi penentu wajah masa depan kita.

 

Anakku,

tinggalkanlah ego yang memecah belah

Rancang ulang mimpimu dengan tangan yang tulus

ukirlah hidupmu dengan cinta dan kebijaksanaan

Jangan biarkan rumah ini menjadi arena permusuhan

di mana kita menciptakan musuh dari darah dan daging sendiri

 

Hidup adalah karya

dan ukiran terbaikmu akan abadi dalam keindahan kebersamaan.

Lembata, 30 Desember 2024

Albertus Muda, S.Ag, Gr adalah putra Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur. Lahir di Ataili, Wulandoni, Lembata pada 9 Juli 1980. Menamatkan pendidikan dasar di SDI Ataili, SMPK APPIS Lamalera. Menyelesaikan pendidikan menengah di SMAS  Seminari Sancti Dominici Hokeng, Keuskupan Larantuka, Flores Timur. 

Melanjutkan studi hingga lulus di STP-IPI Malang Filial Jayapura dan Sarjana Pendidikan dan Pengajaran Agama Katolik di STP-IPI Malang, Jawa Timur. Ia pernah bekerja sebagai Redaktur Pelaksana Tabloid Bulanan SMANDU STAR. 

Pernah pula menjadi Redaktur Pelaksana Suara Guru Lembata, wartawan wartapendidikan.com, dan Majalah Cakrawala NTT. Menulis opini di sejumlah media lokal dan nasional seperti Harian Flores Pos, Victory News, Timor Express, Pos Kupang, wartapendidikan.com, odiyaiwuu.com, dan mediaindonesia.com

Pernah bekerja sebagai Penyuluh Agama Non PNS pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata. Saat ini mendedikasikan diri sebagai guru di SMA Negeri 2 Nubatukan, Lembata. Dapat dihubungi melalui email: mudaalbertus@gmail.com.

Tinggalkan Komentar Anda :