MOWANEMANI, ODIYAIWUU.com — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dogiyai mengambil langkah strategis untuk menyiapkan tenaga pendidik masa depan demi meningkatkan mutu pendidikan di wilayahnya.
Langkah ini diambil sebagai respons atas kondisi kritis kekurangan guru di berbagai satuan pendidikan, khususnya menyusul masa pensiun besar-besaran para guru lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) yang selama ini menjadi tulang punggung pendidikan dasar di Dogiyai.
“Para lulusan SPG ini bukan hanya guru, tetapi pendidik sejati yang memiliki dedikasi tinggi, semangat pengabdian serta kepedulian moral terhadap tugas-tugasnya sebagai pendidik. Warisan nilai dan semangat mereka tidak boleh berhenti, tetapi harus diteruskan oleh generasi guru masa kini,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Dogiyai David Goo, S.Pd dari Mowanemani, Papua Tengah, Rabu (30/7)
Menurut David, dalam beberapa tahun terakhir Dogiyai mengalami kekosongan tenaga guru di banyak sekolah. Beberapa sekolah hanya memiliki satu hingga dua guru ASN dan bergantung pada guru honorer, bahkan di beberapa lokasi hanya tercantum nama guru honor tanpa kehadiran nyata.
Tidak sedikit pula sekolah yang tidak melaksanakan kegiatan belajar mengajar sama sekali karena tidak ada guru, apalagi sekolah-sekolah yang berada di wilayah terpencil yang minim pengawasan publik,” kata David lebih lanjut.
Untuk itu, Pemkab Dogiyai telah menjalin kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi, antara lain Universitas Cenderawasih (Uncen) di Jayapura, Kampus Pendidikan Guru (KPG) Uncen di Nabire, Papua Tengah dan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung, Jawa Barat.
Kerja sama tersebut, ujar David, bertujuan menyiapkan guru-guru profesional yang tidak hanya memiliki semangat pengabdian, tetapi juga memiliki kompetensi akademik sesuai tuntutan zaman.
David menjelaskan, dalam skema kerja sama, ada dua jalur utama penyiapan guru. Pertama, mahasiswa baru dari SMA/SMK di Dogiyai yang akan dikirim akan dibiayai penuh oleh pemerintah daerah untuk belajar di KPG Nabire dan Unpar Bandung.
Kedua, guru honorer tamatan SMA/SMK yang telah lama mengabdi di berbagai sekolah di Dogiyai, akan dikuliahkan di Uncen untuk meningkatkan kapasitas dan kualifikasi akademik mereka.
Menurutnya, sistem seleksi penerimaan mahasiswa dilakukan secara profesional dan transparan oleh masing-masing pihak kampus. Khusus untuk Unpar, seleksi akan dilakukan sepenuhnya oleh pihak kampus.
Pada Selasa (29/7), Pemkab Dogiyai melakukan kunjungan resmi ke Unpar di kawasan Ciumbuleuit dan diterima langsung Wakil Rektor Bidang Kerja Sama, Alumni, Inovasi, dan Bisnis Dr Catharina Badra Nawangpalupi. Catharina menyatakan kesiapan penuh pihak kampus untuk mendukung kerja sama ini.
“Dengan program ini, kami berharap mampu menyiapkan guru-guru cerdas, berkomitmen, dan relevan dengan perkembangan zaman demi mewujudkan sistem pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan di Dogiyai,” kata David. (*)