JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Bupati Kabupaten Jayawijaya Atenius Murip, SH, MH, Rabu (5/8) mengatakan, pihaknya mengundang tiga menteri Kabinet Merah Putih dan sejumlah perwakilan menteri berkunjung ke Wamena, kota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Menurut Bupati Murip, kehadiran tiga menteri atau perwakilan dalam undangan berkunjung ke Wamena dalam rangka menghadiri Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) atau Baliem Valley Cultural Festival ke-33 tahun 2025 yang akan digelar mulai Kamis-Sabtu (7-9/8). Festival tahun 2025 bertema Budaya Saya, Warisan Saya, Dari Jayawijaya Untuk Dunia.
“Kami sudah mengundang Menteri Pariwisata RI, Menteri Dalam Negeri, Menteri Koperasi, dan beberapa menteri lain yang akan pastikan sore ini,” ujar Bupati Murip didampingi Staf Khusus Bupati Bidang Media dan Komunikasi Laurens Ikinia saat menggelar konferensi pers di RedTop Hotel, kawasan Pecenongan, Jakarta Pusat, Rabu (6/8).
Bupati Murip menjelaskan, festival tersebut dirangkai dengan Karnaval yang dilaksanakan pada Selasa (11/8) dan Perayaan 100 Hari Program Kerja Pemerintahan Bupati Atenius Murip dan Wakil Bupati Ronny Elopere pada Rabu (13/8) sekaligus memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Festival Budaya Lembah Baliem, Karnaval, Perayaan 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati serta HUT ke-80 RI menjadi highlight Program Pemerintah Kabupaten Jayawijaya bulan Agustus 2025,” kata Atenius, mantan Komandan Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 1702/Praja Wira Yakhti (PWY) Wamena, Jayawijaya.
Menurut Murip, Festival Budaya Lembah Baliem adalah agenda tahunan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya yang menjadi salah satu atraksi wisata budaya di wilayah Papua Pegunungan. Tahun ini, Festival Budaya Lembah Baliem berlangsung di Distrik Usilimo, sekitar 30 menit berkendaraan ke arah barat kota Wamena.
“Festival Budaya Lembah Baliem pertama diadakan tahun 1989 sebagai wahana untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Lembah Baliem dari generasi tua kepada orang muda sekaligus atraksi budaya bagi wisatawan. Lembah Baliem adalah merupakan jantung tanah Papua sekaligus pusat kebudayaan dan keberagaman,” kata Murip.
Festival Budaya Lembah Baliem menjadi ikonik bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara karena memiliki karakteristik unik, mengesankan, mengharukan, dan mendebarkan hati karena menyuguhkan peragaan atraksi perang-perangan (tiruan) yang disuguhkan masyarakat dari berbagai kelompok seni.
“Peragaan budaya ini unik dan antik di abad milenial di saat banyak orang terkonsentrasi pada modernitas sehingga festival ini selalu memiliki daya tarik dan kesan tersendiri bagi setiap pengunjung dan wisatawan sekaligus memperkaya khasanah budaya bangsa Indonesia di dunia internasional,” kata Murip.
Murip mengatakan, Jayawijaya memiliki destinasi wisata alam dan budaya yang kaya, rumah tradisional khas (honai) serta kawasan yang hijau dan segar. Kekhasan orang Lembah Baliem yang ramah, bersahabat, bersahaja penuh dengan filosofis membuat pengunjung terutama para wisatawan domestik maupun mancanegara membuat Festival Budaya Lembah Baliem dijadikan agenda rutin yang disaksikan dari dekat.
Festival Budaya Lembah Baliem merupakan salah satu festival tertua di Indonesia dan tercatat menjadi salah satu Top 10 Karisma Event Nusantara (KEN) bersama agenda wisata lainnya seperti Cap Go Meh di Singkawang, Kalimantan Barat, Pesta Kesenian Bali di Bali atau Semasa Piknik di Jakarta.
“Festival Budaya Lembah Baliem merupakan event wisata budaya yang sangat dinantikan para wisatawan bahkan pegiat seni hingga mancanegara karena menyuguhkan atraksi budaya seperti tarian, anyaman noken, ukiran, makanan tradisional hingga mengakrabi objek wisata,” ujar Murip lebih lanjut.
Jayawijaya dan Papua Pegunungan juga memiliki obyek wisata purba berupa mumi yang berusia puluhan tahun dan jarang ditemukan di tempat lain, gua, Danau Habema yang terletak di atas gunung, pasir putih, hutan pinus, dan destinasi eksotik lainnya.
Dengan demikian, kehadiran pengunjung dan wisatawan dalam event Festival Budaya Lembah Baliem secara langsung memberikan dampak positif bagi peningkatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terutama bagi masyarakat, pengusaha lokal maupun pemilik akomodasi, restoran, dan transportasi.
“Event Festival Budaya Lembah Baliem ke-33 2025 agak berbeda dengan festival serupa tahun sebelumnya. Rangkaian agenda wisata didesain dengan sentuhan seni budaya khas. Penampilan 1.500 pemain pikon, alat musik tradisional sekaligus akan tercatat Museum Rekor Muri Indonesia (MURI) kedua kali. Rekor MURI pertama tahun 2019 untuk noken (tas tradisional) sepanjang 30 meter. Noken sudah masuk Warisan Budaya Takbenda Unesco tahun 2012,” katanya. (*)










