SALATIGA, ODIYAIWUU.com — Pengamat sosial dan politik Papua asal Australia Prof Greg Poulgrain mengatakan, lebih banyak ‘masalah di Papua’ dibanding yang terlihat. Ada detail dan fakta tentang orang Papua yang disajikan secara tidak benar untuk memutarbalikkan persepsi publik tentang apa masalah sebenarnya.
“Ada banyak sejarah yang terdistorsi dalam masalah ini yang hanya berfungsi untuk melanggengkan kegagagalan dalam proses penyelesaian masalah di bumi Cenderawasih,” ujar Prof Greg Poulgrain saat acara Kuliah Umum dan Pelatihan Menulis Bagi Mahasiswa Papua di Salatiga pada hari kedua di Auditorium F114 Kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (8/8).
Namun, menurut Prof Greg Poulgrain yang tampil membawakan materi ab ovo, dari awal, bila ia menyampaikan satu hal pihaknya berharap ada kesadaran dan partisipasi bukan hanya pihak Jakarta dan Papua tetapi pihak lain guna menyelesaikannya.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga jam lebih tersebut disampaikan dalam bahasa inggris namun mengundang antusiasme anak-anak Papua di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Banyak pertanyaan-pertanyaan kristis yang dilontarkan oleh mahasiswa Papua kepada narasumber terkait persoalan sejarah dan HAM di Papua.
Media ini sebelumnya memberitakan, Pembina Mahasiswa Papua UKSW Salatiga Melkior NN Sitokdana, S.Kom, M.Eng saat membuka secara resmi kegiatan kuliah umum dan pelatihan bertema Membuka Cakrawala mengatakan, kegiatan kuliah umum dan pelatihan tersebut berlangsung selama lima hari penuh mulai Senin-Jumat (7-11/8).
“Kuliah umum dan pelatihan menulis bagi mahasiswa Papua ini bertujuan membuka cakrawala berpikir mahasiswa melalui kuliah umum,” ujar Melkior Sitokdana melalui keterangan tertulis kepada Odiyaiwuu.com dari Salatiga, Rabu (9/8).
Selain itu, Melkior yang juga akademisi UKSW asal Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, menambahkan, kuliah umum dan pelatihan menulis bertujuan melatih kemampuan dasar mahasiswa menulis esai, jurnal, komik, dan pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang aktivitas akademiknya.
Sitokdana mengatakan, kuliah umum hari pertama menghadirkan Ketua Pusat Studi Kawasan Indonesia Timur Universitas Atma Jaya Yogyakarta Dr Y Argo Twikromo, MA. Argo menyajikan materi kuliah Membuka Cakrawala Esensi Kehidupan Bersama di Tanah Papua dan Bumi Nusantara.
Kuliah umum yang berlangsung dari pukul 08.30 hingga 12.30 WIB tersebut, Argo lebih banyak menyoroti pemahaman terhadap konteks dinamika sosial dan budaya Papua. Sebagian masyarakat di wilayah Papua masih relatif mempertahankan sistem pengelolaan kehidupan bersama sesuai dengan tradisi dan kebijaksanaan lokal yang khas.
“Meski demikian, ruang kebijaksanaan atau nilai-nilai harmoni dalam kehidupan lokal relatif belum terengkuh dalam perkembangan kehidupan dominan. Relasi harmonis, selaras, dan padu serasi bagi kelangsungan hidup manusia secara jangka panjang relatif terpinggirkan oleh berbagai kepentingan,” ujar Argo.
Menurutnya, perbedaan cara pandang antara logika berpikir modern atau global dan lokal barangkali menjadi tidak saling terpahami, tercampur aduk bahkan termanipulasi oleh berbagai kepentingan.
“Sedangkan dalam konteks persoalan kehidupan bersama, ketika nilai-nilai kehidupan lokal bangsa sebagai penopang karakter kehidupan harmonis telah digerogoti dan ditaklukkan oleh berbagai kepentingan dan kebenaran sepihak, maka keberadaan karakter lokal bangsa juga ikut dipertaruhkan,” lanjut Argo.
Setelah kuliah umum dilanjutkan dengan kelas kecil pelatihan komik yang dibawakan Aji Prasetyo, komikus asal Malang. Dalam pelatihan yang dimulai pukul 15.00-18.00 WIB, Aji mengajar 20-an mahasiswa untuk belajar bagaimana cara menggambar komik mulai dari tingkat dasar.
Kuliah umum dan pelatihan menulis menghadirkan juga sejumlah akademisi dan peneliti dari luar UKSW Salatiga. Mereka antara lain Guru Besar Emeritus UGM Prof PM Laksono; Guru Besar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Cahyo Pamungkas; dan Peneliti BRIN Dr Thung Julan.
Selain itu peneliti sosial independen Dr Riwanto Tirtosudarmo; dosen Teologi UKSW Dr Izak J Lattu, dosen FTI UKSW Evangs Mailoa, S.Kom, M.Eng, dan Ketua Departemen Gugus Tugas Papua Pengurus Pusat Pemuda Katolik Melkior NN Sitokdana, S.Kom, M.Eng. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)