Puisi Yoseph Yapi Taum: Ballada Bintang Kejora - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Puisi Yoseph Yapi Taum: Ballada Bintang Kejora

Dr Yoseph Yapi Taum, penyair dan Dekan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Foto: Istimewa

Loading

Ballada Bintang Kejora

: Martinus Yohamme

Siapakah yang melaut itu, Ibu?
Mengapa dia tak takut hiu-hiu buas
yang haus meminum darah Ayah?
Bukankah hari ini langit mendung,
Ombak dan buih gelisah menerpa karang,
dan laut bergelora sepanjang malam?

Siapakah yang melaut itu, Ibu?
Doa seribu cendrawasih
teronggok di perahu kecilnya.
Dihadangnya hiu-hiu lapar.
Mimpi melihat Bintang Kejora
membakar jiwa dan merasuk sukmanya.
Dikayuhnya perahu menuju ke timur,
Menyongsong mimpi dan rindu dendamnya.

Siapakah yang melaut itu, Ibu?
Hiu-hiu buas menatapnya tanpa berkedip
dengan perut lapar dan taring berdarah.
Matahari terakhir menyiramkan
bara penghabisan ke tubuhnya yang lapar.
Dikayuhnya perahu menuju ke timur,
Menyongsong mimpi dan rindu dendamnya.

Siapakah yang melaut itu, Ibu?
Mengapa ombak tak memberinya jalan?
Ia tak pernah punya perhitungan
dengan laut, hiu, buih, dan karang.
Dikayuhnya perahu menuju ke timur,
Menyongsong mimpi dan rindu dendamnya.

Siapakah yang melaut itu, Ibu?
Hari sudah mulai malam,
Ia tak membawa lampu nelayan dan bekal,
Padahal sendirian di laut lepas.
Dikayuhnya perahu menuju ke timur,
Menyongsong mimpi dan rindu dendamnya.

Siapakah yang melaut itu, Ibu?
Digantungnya mimpi seribu cendrawasih di buritan.
Ombak dan hiu-hiu mengurung perahu kecilnya.
Seribu hiu dan seribu buih menyergapnya.
Pertarungan jelas tak berimbang.
Laut berubah merah.
Dia terbujur, terluka, dan berdarah.

Siapakah yang melaut itu, Ibu?
Perahunya tenggelam di pusaran hiu.
Sebelum laut membekap sukmanya,
lantang ia berteriak menunjuk ke timur,
“Ibu, telah kulihat Bintang Kejora.
Cahayanya terang di bumi hitam ini!”
Di bawah, laut merah menjadi teduh
dan berkaca Bintang Kejora.

Yogyakarta, 28 Agustus 2014

Sumber: Antologi Puisi Ballada Orang-Orang Arfak, 2019

Dr Yoseph Yapi Taum lahir di Ataili, Lembata, NTT, 16 Desember 1964. Telah menerbitkan tiga antologi puisi tunggal, yakni (1) Ballada Arakian: Kumpulan Puisi, Yogyakarta: Penerbit Lamalera (2015); (2) Ballada Orang-Orang Arfak, Antologi Puisi, Yogyakarta: Sanata Dharma University Press (2019); dan (3) Kabar dari Kampung: Sebuah Antologi Puisi (2023), Yogyakarta: Sanata Dharma University Press

Tinggalkan Komentar Anda :