JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Kabut duka dunia kesusastraan Indonesia dan para pegiat literasi diselubungi kabut duka. Nirwan Ahmad Arsuka, sastrawan Indonesia, pegiat literasi, dan esais beken asal Sulawesi Selatan, Senin (7/8) berpulang.
Kabar yang menyebar mulai sekitar pukul 10.00 WIB menyebut, Nirwan menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dalam usia yang memasuki hitungan 57 tahun. Pelopor Pustaka Bergerak Indonesia itu lahir 6 September 1957 di Kampung Ulo, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
“Meninggal dan meninggalkan kenangan baik dan kerja yang mulia. Nirwan Arsuka wafat dalam usia 57. Penulis esei tentang ilmu dan kebudayaan. Pelopor Pustaka Bergerak, usaha membawa buku-buku bacaan untuk anak-anak di pedalaman,” ujar sastrawan Goenawan Mohamad melalui akun Twitter-nya, @gm_gm dan dikutip Odiyaiwuu.com di Jakarta, Senin (7/8).
Pendiri dan peneliti Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Prof Dr Saiful Mujani, MA melalui cuitanya melalui akun Facebook miliknya, Mujani Saiful juga menyampaikan kabar duka ihwal meninggalnya Nirwan.
Saiful yang juga konsultan politik dan kebijakan merasa terharu kepergian Almarhum secara mendadak. “Selamat jalan, sahabat Nirwan Ahmad Arsuka. Terlalu mendadak dan cepat kepergianmu. Damai abadi bersamamu,” ujar Saiful Mujani.
Nirwan Arsuka menulis sejumlah karyanya yang diterbitkan secara berkala di harian Kompas dan Jurnal Cipta. Berbagai karyanya dengan latar kekayaan budaya tanah kelahirannya diakui tak sekadar di tingkat nasional namun juga global.
Beberapa karya Almarhum berupa kumpulan esai berdasarkan manuskrip I La Galigo, Iliad, dan Ramayana. Nirwan juga bukan sekadar menulis esai berbasis budaya, namun juga berpijak kecintaannya dengan sejarah.
Sejumlah esai karyanya terbit di International Journal of Asian Studies dan Inter-Asia Cultural Studies Journal. Selamat jalan, Nirwan Ahmad Arsuka. Karya-karyamu menjadi legasi bagi perjalanan kesusastraan dan kepenulisan sesama anak bangsa. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)