JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Dogiyai mengirim 15 peserta mengikuti kegiatan bertema Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelola Perpustakaan Umum Program Bantuan Bahan Bacaan Bermutu untuk Perpustakaan Umum Dalam Penguatan Literasi Masyarakat yang akan berlangsung selama empat hari di Hotel Aston, Jayapura.
Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Dogiyai Albertina You, S.Si mengatakan, utusan Kabupaten Dogiyai sebanyak 15 orang yang terdiri dari 13 peserta mewakili kampung atau desa dan seorang staf penghubung dinas. Para peserta Bimtek selama empat hari berasal dari Jayapura, Papua, dan Papua Barat.
“Kegiatan bimbingan teknis, bimtek ini sangat penting bagi kami para peserta dari Dogiyai, terutama rekan-rekan urusan dari kampung-kampung di Dogiyai. Apalagi materi yang disajikan sangat penting,” ujar Albertina You kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Senin (3/6).
Selain itu, Albertina juga berharap agar selama kegiatan bimtek para peserta dari Dogiyai dapat mengikuti dengan baik materi-materi yang disajikan para pembicara dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Perpustakaan Daerah Papua.
Para peserta dari Dogiyai juga diharapkan terlibat aktif berbagi pengalaman dan strategi serta informasi dari peserta atau pegiat literasi kabupaten lain di tanah Papua sebagai masukan berharga setiba di Dogiyai.
“Berbagai materi yang akan disajikan pembicara menjadi masukan penting. Saya juga berharap agar usai mengikuti bimtek ini para utusan dari Dogiyai dapat menggerakkan semangat literasi di kampung atau desanya masing-masing,” ujar Albertina lebih lanjut.
Menurut Albertina, selama bimtek berlangsung para peserta juga akan mendapatkan sejumlah materi para pembicara. Materi itu antara lain penguatan literasi masyarakat melalui Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
TPBIS merupakan program prioritas nasional Perpustakaan Nasional Republik Indonesia meningkatkan kegemaran membaca untuk mencerdaskan masyarakat dan menyejahterakan masyarakat.
Kemudian materi lainnya yaitu strategi transformasi perpustakaan, pengelolaan perpustakaan, peningkatan minat baca, sistem manajemen informasi, dan dampak layanan perpustakaan.
“Kita tentu tahu, cakupan literasi bukan sekadar urusan orang tahu membaca dan menulis namun lebih dari itu adalah bagaimana menjadikan kampung sebagai tempat berbagi ilmu informasi positif dan sesuai fakta yang terjadi,” kata Albertina, ASN lulusan Sekolah Tinggi Filsafat (STFT) Fajar Timur, Abepura, Papua.
Selain itu, lanjut Albertina, gerakan literasi di kampung-kampung di Dogiyai bukan sekadar urusan pemerintah melalui dinasi terkait tetapi menjadi tanggung jawab masyarakat dan semua pemangku kepentingan, stakeholder.
“Saya juga menyampaikan apresiasi kepada berbagai komunitas di Dogiyai yang sudah bekerja keras menjadikan literasi sebagai gerakan bersama. Gerakan ini tentu lahir dari kesadaran bahwa masyarakat perlu dicerahkan melalui aktivitas membaca dan menulis meski dalam skala kecil,” ujar Albertina. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)