Puisi Mengapa dari Sabang Sampai Merauke? dan Dia yang Sudah Sangat Papua Karya F Rahardi - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Puisi Mengapa dari Sabang Sampai Merauke? dan Dia yang Sudah Sangat Papua Karya F Rahardi

Sastrawan F Rahardi. Sumber foto: bocah-mbelis.blogspot.com

Loading

Mengapa Kurulu Kau Ambil dari Wamena?

 

Sesampai di Wamena 

Matamu hanya tertuju ke bunga Kurulu

Maka untaian bunga itulah yang kau bawa pulang

 

Ketika kau sampai di Hutan Wasur

Cenderawasih kuning kecil itulah yang kau tembak

Lalu bulu-bulunya kau pajang di rumahmu di Jakarta

Saat hidungmu mencium tembaga dan emas

Di Grasberg

 

Maka dolar beterbangan dari New York 

Ke Timika ke Jayapura

Tapi paling banyak tetap mendarat dengan selamat

Di Bandara Internasional Sukarno-Hatta 

Di Cengkareng

2005

Dia yang Sudah Sangat Papua

 

Dulu waktu Pastor Aloysius Murwito, O.F.M

Selesai ditugaskan di Papua

Ia kapok: “Saya tak akan menginjakkan kaki di Papua lagi.”

Gusti Allah justru mengabulkan yang sebaliknya

 

Maka pada Jumat Wage 7 Juni 2002 Paus Yohanes Paulus II 

Menunjuknya menjadi Uskup Keuskupan Agats

Waktu itu Mgr Aloysius Murwito, O.F.M. berusia 51 tahun

Mgr Aloy kaget tetapi menerima penunjukan ini

Dia siap “memikul salib” menggembalakan umat di Keuskupan Agats

 

Dan hari-hari berikutnya, tahun-tahun berikutnya

Aloysius Murwito menjadi lebih Papua dari orang-orang Papua

Menjadi lebih Agats dari  umat di Keuskupan Agats

 

Lalu waktu seperti angin bertiup sangat cepat

Sabtu Legi 20 Desember 2025 Mgr Aloy genap berusia 75 tahun

Seturut Kanon 401 Kitab Hukum Kanonik

Uskup diosesan yang sudah berusia genap tujuh puluh lima tahun

 

Diminta untuk mengajukan pengunduran diri dari jabatannya kepada Paus

Dikabulkan atau tidaknya ajuan pengunduran diri itu

Bergantung keputusan Paus setelah mempertimbangkan 

segala keadaan.

2025

Capung Hitam di Tanah Merah

 

Di tepi selokan di Tanah Merah

Saya lihat capung hitam itu hinggap di ujung ranting kering

Orang-orang hanya menyebutnya “capung hitam”

Mereka yang sedikit tahu memberinya nama “Decora Skimmer”

Nama zoologinya Neurothemis decora

 

Capung ini memang bersayap hitam

Tapi lihatlah di sayap itu juga ada bidang warna putih

Seperti Yin dan Yang

Di tengah bulatan hitam selalu ada titik putih

Di tengah bulatan putih juga selalu ada noktah hitam

 

Dulu di penjara Tanah Merah ini 

Di tepi Sungai Digul

Para anggota Partai Komunis Indonesia 

Yang memberontak ke Pemerintah Hindia Belanda 1926 dan 1927

Disekap dalam keadaan  yang sangat buruk

 

Lalu banyak yang meninggal

Terbang seperti capung hitam itu

Menuju keabadian.

2025

Mengapa dari Sabang Sampai Merauke?

 

Mengapa bukan dari Merauke sampai Sabang?

Padahal matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam

Di ufuk barat

 

Tetapi mengapa kau selalu menyebutnya 

Dari barat sampai ke timur?

Padahal matahari tak pernah bergerak dari barat sampai ke timur

 

Mengapa kau sebut pegunungan itu Jayawijaya?

Bahasa Sansekerta yang berarti kemenangan dan kejayaan

Siapa yang menang siapa yang kalah?

 

Mengapa tak dikembalikan ke nama aslinya Nemangkawi Ninggok

Dalam bahasa Amungkal 

Yang berarti Gunung Suci?

2025

Floribertus Rahardi atau F Rahardi lahir 10 Juni 1950 di Ambarawa, Jawa Tengah. Ia seorang penyair, wartawan, penulis artikel, kolom, kritik sastra, cerita pendek, dan novel. F Rahardi drop out kelas II SMA 1967 lalu lulus ujian persamaan SPG tahun 1969.

Ia pernah menjadi guru SD dan kepala sekolah di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Tahun 1974 hijrah ke Jakarta dan beralih profesi menjadi wartawan, editor serta penulis artikel/kolom di berbagai media. 

Pertama kali menulis puisi akhir tahun 1960-an di Majalah Semangat dan Basis (Yogyakarta) serta Horison (Jakarta). Kemudian menulis artikel, kritik sastra, cerpen, dan novel. 

Karya-karyanya antara lain kumpulan puisi Soempah WTS (1983), Catatan Harian Sang Koruptor (1985), Silsilah Garong (1990), Tuyul (1990), dan Pidato Akhir Tahun Seorang Germo (1997). 

Kumpulan cerpen Kentrung Itelile (1993), kumpulan artikel Petani Berdasi (1994), kumpulan renungan Menggugat Tuhan (2000), prosa lirik Migrasi Para Kampret (1993), dan Negeri Badak (2007). 

Buku teknis pertanian Cerdas Beragrobisnis (2003), Agar Tanaman Cepat Berbuah (2007), dan Bercocok Tanam dalam Pot (2009). Buku lainnya Panduan Lengkap Menulis Artikel, Feature dan Esai (2006), dan Menguak Rahasia Bisnis Gereja (2007). 

Novel Lembata (2008), Ritual Gunung Kemukus (2008), dan Para Calon Presiden (2009). Tahun 1984, pernah dilarang oleh Dewan Kesenian Jakarta, ketika berniat membawa para pekerja seks komersial (PSK), dalam acara pembacaan sajaknya Soempah WTS (1984) di TIM, Jakarta. 

Tahun 1986 kembali dilarang oleh Polda Metro Jaya, ketika akan membacakan Catatan Harian Sang Koruptor juga di TIM, Jakarta. Tanggal 30 Desember 1997. meluncurkan kumpulan puisinya, Pidato Akhir Tahun Seorang Germo di rumah Soeharto, salah seorang mucikari di komplek lokalisasi PSK di Silir, Surakarta, Jawa Tengah. 

Tahun 1995, kumpulan puisi Tuyul mendapat penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa. Pengurus beberapa organisasi kemasyarakatan, antara lain Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) dan Forum Kerjasama Agribisnis (FKA), Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA). 

Kemudian, pengurus Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI). Pernah menjadi Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Trubus, redaktur tamu Majalah Flona, Hidup, Penerbit Obor, dan kolumnis tetap Kontan serta Business News

Tinggalkan Komentar Anda :