Mengapa Kurulu Kau Ambil dari Wamena?
Sesampai di Wamena
Matamu hanya tertuju ke bunga Kurulu
Maka untaian bunga itulah yang kau bawa pulang
Ketika kau sampai di Hutan Wasur
Cenderawasih kuning kecil itulah yang kau tembak
Lalu bulu-bulunya kau pajang di rumahmu di Jakarta
Saat hidungmu mencium tembaga dan emas
Di Grasberg
Maka dolar beterbangan dari New York
Ke Timika ke Jayapura
Tapi paling banyak tetap mendarat dengan selamat
Di Bandara Internasional Sukarno-Hatta
Di Cengkareng
2005
Dia yang Sudah Sangat Papua
Dulu waktu Pastor Aloysius Murwito, O.F.M
Selesai ditugaskan di Papua
Ia kapok: “Saya tak akan menginjakkan kaki di Papua lagi.”
Gusti Allah justru mengabulkan yang sebaliknya
Maka pada Jumat Wage 7 Juni 2002 Paus Yohanes Paulus II
Menunjuknya menjadi Uskup Keuskupan Agats
Waktu itu Mgr Aloysius Murwito, O.F.M. berusia 51 tahun
Mgr Aloy kaget tetapi menerima penunjukan ini
Dia siap “memikul salib” menggembalakan umat di Keuskupan Agats
Dan hari-hari berikutnya, tahun-tahun berikutnya
Aloysius Murwito menjadi lebih Papua dari orang-orang Papua
Menjadi lebih Agats dari umat di Keuskupan Agats
Lalu waktu seperti angin bertiup sangat cepat
Sabtu Legi 20 Desember 2025 Mgr Aloy genap berusia 75 tahun
Seturut Kanon 401 Kitab Hukum Kanonik
Uskup diosesan yang sudah berusia genap tujuh puluh lima tahun
Diminta untuk mengajukan pengunduran diri dari jabatannya kepada Paus
Dikabulkan atau tidaknya ajuan pengunduran diri itu
Bergantung keputusan Paus setelah mempertimbangkan
segala keadaan.
2025
Capung Hitam di Tanah Merah
Di tepi selokan di Tanah Merah
Saya lihat capung hitam itu hinggap di ujung ranting kering
Orang-orang hanya menyebutnya “capung hitam”
Mereka yang sedikit tahu memberinya nama “Decora Skimmer”
Nama zoologinya Neurothemis decora
Capung ini memang bersayap hitam
Tapi lihatlah di sayap itu juga ada bidang warna putih
Seperti Yin dan Yang
Di tengah bulatan hitam selalu ada titik putih
Di tengah bulatan putih juga selalu ada noktah hitam
Dulu di penjara Tanah Merah ini
Di tepi Sungai Digul
Para anggota Partai Komunis Indonesia
Yang memberontak ke Pemerintah Hindia Belanda 1926 dan 1927
Disekap dalam keadaan yang sangat buruk
Lalu banyak yang meninggal
Terbang seperti capung hitam itu
Menuju keabadian.
2025
Mengapa dari Sabang Sampai Merauke?
Mengapa bukan dari Merauke sampai Sabang?
Padahal matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam
Di ufuk barat
Tetapi mengapa kau selalu menyebutnya
Dari barat sampai ke timur?
Padahal matahari tak pernah bergerak dari barat sampai ke timur
Mengapa kau sebut pegunungan itu Jayawijaya?
Bahasa Sansekerta yang berarti kemenangan dan kejayaan
Siapa yang menang siapa yang kalah?
Mengapa tak dikembalikan ke nama aslinya Nemangkawi Ninggok
Dalam bahasa Amungkal
Yang berarti Gunung Suci?
2025
Floribertus Rahardi atau F Rahardi lahir 10 Juni 1950 di Ambarawa, Jawa Tengah. Ia seorang penyair, wartawan, penulis artikel, kolom, kritik sastra, cerita pendek, dan novel. F Rahardi drop out kelas II SMA 1967 lalu lulus ujian persamaan SPG tahun 1969.
Ia pernah menjadi guru SD dan kepala sekolah di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Tahun 1974 hijrah ke Jakarta dan beralih profesi menjadi wartawan, editor serta penulis artikel/kolom di berbagai media.
Pertama kali menulis puisi akhir tahun 1960-an di Majalah Semangat dan Basis (Yogyakarta) serta Horison (Jakarta). Kemudian menulis artikel, kritik sastra, cerpen, dan novel.
Karya-karyanya antara lain kumpulan puisi Soempah WTS (1983), Catatan Harian Sang Koruptor (1985), Silsilah Garong (1990), Tuyul (1990), dan Pidato Akhir Tahun Seorang Germo (1997).
Kumpulan cerpen Kentrung Itelile (1993), kumpulan artikel Petani Berdasi (1994), kumpulan renungan Menggugat Tuhan (2000), prosa lirik Migrasi Para Kampret (1993), dan Negeri Badak (2007).
Buku teknis pertanian Cerdas Beragrobisnis (2003), Agar Tanaman Cepat Berbuah (2007), dan Bercocok Tanam dalam Pot (2009). Buku lainnya Panduan Lengkap Menulis Artikel, Feature dan Esai (2006), dan Menguak Rahasia Bisnis Gereja (2007).
Novel Lembata (2008), Ritual Gunung Kemukus (2008), dan Para Calon Presiden (2009). Tahun 1984, pernah dilarang oleh Dewan Kesenian Jakarta, ketika berniat membawa para pekerja seks komersial (PSK), dalam acara pembacaan sajaknya Soempah WTS (1984) di TIM, Jakarta.
Tahun 1986 kembali dilarang oleh Polda Metro Jaya, ketika akan membacakan Catatan Harian Sang Koruptor juga di TIM, Jakarta. Tanggal 30 Desember 1997. meluncurkan kumpulan puisinya, Pidato Akhir Tahun Seorang Germo di rumah Soeharto, salah seorang mucikari di komplek lokalisasi PSK di Silir, Surakarta, Jawa Tengah.
Tahun 1995, kumpulan puisi Tuyul mendapat penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa. Pengurus beberapa organisasi kemasyarakatan, antara lain Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) dan Forum Kerjasama Agribisnis (FKA), Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA).
Kemudian, pengurus Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI). Pernah menjadi Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Trubus, redaktur tamu Majalah Flona, Hidup, Penerbit Obor, dan kolumnis tetap Kontan serta Business News.