Puisi Karya Mahendra Duan: Garuda Terbang Menuju Fajar Baru dan Untukmu Indonesiaku - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Puisi Karya Mahendra Duan: Garuda Terbang Menuju Fajar Baru dan Untukmu Indonesiaku

  Mahendra Bala Duan. Foto: Istimewa

Loading

Garuda Terbang Menuju Fajar Baru

 

Malam perlahan pudar dan langit Timur mulai memerah 

Garuda membentangkan sayapnya  

Menyongsong fajar yang menjanjikan cahaya

Di setiap hembusan angin, ia membawa harapan

Menyebarkan mimpi-mimpi yang tersimpan di hati bangsa.

 

Dengan sayapnya yang perkasa

Garuda melampaui gunung-gunung tinggi 

Melintasi lautan luas 

Menyatukan semangat para pejuang, yang tak pernah gentar menghadapi badai 

Fajar baru bukan sekadar janji, melainkan kenyataan yang sedang diraih.  

 

Setiap kepakan sayapnya adalah langkah maju  

Melintasi batas-batas yang dulu membelenggu  

Menghancurkan belenggu ketakutan dan keraguan  

Mengganti kegelapan dengan sinar keyakinan 

Garuda terbang tinggi Melampaui mimpi-mimpi usang  

Menciptakan realitas

Dimana anak-anak negeri tersenyum dalam damai.

 

Di bawah sayap Garuda, nusantara bersatu  

Menyongsong hari baru dengan tekad bulat 

Fajar bukan hanya simbol 

Melainkan awal dari kebangkitan 

Dari masa depan yang kita bangun bersama  

Dengan keberanian, kebijaksanaan, dan cinta.  

 

Garuda terus terbang, tak kenal lelah 

Mengepakkan semangat ke seantero negeri  

Mengajak kita bangkit dan bergerak  

Menuju cahaya yang kini menyingsing.  

 

Dan…

Ketika fajar tiba  

Kita tahu, bahwa kita telah tiba

Di era baru yang penuh harapan dan peluang 

Dimana Garuda terbang Bukan untuk dirinya,  

tetapi untuk seluruh bangsa, menuju fajar yang membawa kejayaan bagi kita semua. 

Nabire, 17 Agustus 2024

 

Untukmu Indonesiaku

 

Indonesia, namamu tersulam di peta dunia 

Dengan warna yang pernah memancar penuh asa 

Namun kini, adakah kau masih mendengar suara rakyatmu yang tenggelam dalam derita?

 

Langit biru menjadi saksi bisu

Kini dihiasi asap dari api ambisi

Hutan-hutan, paru-parumu, terbakar tanpa ampun 

Hingga udara pun enggan singgah di negeri ini.

 

Kemana hilangnya rasa kasih, yang dulu menuntun kita pada persatuan?  

Kini, raja-raja baru muncul dengan janji manis  

Tapi rakyat kecil tetap terjepit di antara kepentingan.

 

Pohon demokrasi, yang kita tanam dengan harapan  

Tumbuh miring, akarnya tercabut oleh kekuasaan  

Sementara lautmu yang luas, kaya akan kehidupan  

Dijarah, hingga nelayan tak lagi berani berlayar.

 

Kita bangga pada merah putih yang berkibar,  

Tapi adakah kita ingat, siapa yang terlupakan?  

Di pelosok desa, anak-anak bangsa masih tertatih

Menggapai pendidikan yang tak pernah sampai.

 

Indonesia, tanah air yang kucinta 

Kritikku bukan tanda benci, tapi karena peduli

Kita perlu bangkit dari kelalaian 

Mengembalikan keadilan, bagi semua yang terlupakan.

 

Ini bukan akhir, tapi awal  

Untuk merajut kembali benang persaudaraan  

Merawat luka-luka yang menganga

Membangkitkan kembali Nusantara

Menghidupkan kembali lagu yang pernah terhenti.

Nabire, 16 Agustus 2024

Eugene Mahendra Bala Duan lahir 18 Juni 1985 di Lewoleba, Lembata. Saat ini mengabdi sebagai guru di SMP YPPK Santo Antonius, Nabire, kota Provinsi Papua Tengah. Menulis opini di sejumlah media massa dan penikmat sastra.

Tinggalkan Komentar Anda :