Sebuah gedung megah berdiri kokoh di jantung Karubaga, kota Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua Pegunungan. Namanya, Aula Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Karubaga. Gedung dengan sentuhan arsitektur modern itu dirancang menjadi sentra aneka kegiatan jemaat dan penanda sejarah ziarah GIDI di Papua pedalaman.
Kehadiran gedung itu bukan sekadar menjadi ungkapan syukur atas karya Tuhan melalui para hamba Tuhan dan jemaat. Namun, di balik itu mengajak para hamba Tuhan dan jemaat menelusuri kembali perjalanan sejarah keberadaan GIDI di tanah Papua, khususnya di Papua pedalaman.
Awal penyebaran Injil di tanah Papua, pada awal abad ke-20, misionaris asing dari Belanda, Jerman, dan Amerika membawa Injil ke Papua pedalaman. Salah satu daerah tujuan Misi adalah wilayah Bogo, Toli, dan Yamo.
Perintisan Injil di Papua pedalaman tahun 1950-an, misionaris dari tiga badan sending yaitu Region Beyond. Mission Union (RBMU), UFM dan APCM mulai melayani di wilayah Bogo, Toli dan Yamo. Misi utama badan-badan itu yaitu penyebaran Injil, pelayanan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Pada 12 Februari 1962, organisasi Gereja Injili di Indonesia (GIDI) resmi didirikan dengan nama Gereja Injili Irian Barat (GIIB) sebelum akhirnya berganti nama menjadi GIDI.
GIDI berupaya untuk menjadi gereja mandiri yang dikelola oleh orang asli Papua, mengambil alih peran misionaris asing yang telah membuka jalan sebelumnya. Tolikara menjadi salah satu pusat kehadiran GIDI dan pertumbuhan iman dan banyaknya anggota jemaat di wilayah ini.
Karubaga, ibu kota Kabupaten Tolikara, dikenal sebagai salah satu pusat kegiatan GIDI di Papua pegunungan. Seiring perjalanan waktu, Karubaga menjadi tempat berkembangnya pendidikan teologi dan pusat pelatihan pemimpin dan kader GIDI.
Aula di jantung kota
Setelah GIDI berusia 61 tahun (1962-2024), gedung Aula GIDI Karubaga ukuran 15 x 30 m2 dan dapur 20 x 27 m2 berdiri di jantung kota Kabupaten Tolikara. Karubaga merupakan tempat bersejarah yang mewarnai ziarah panjang kehidupan iman jemaat GIDI di Papua pedalaman.
Aula GIDI Karubaga dengan fasilitas dapur dan ruang makan itu diresmikan Penjabat Bupati Tolikara Marthen Kogoya, SH, MAP pada Senin (25/11). Pembangunan aula modern dirancang menjadi pusat kegiatan keagamaan, konferensi gereja, dan pelatihan bagi jemaat GIDI. Kehadiran aula itu menjadi cermin pertumbuhan pesat jemaat dan kebutuhan tempat yang memadai untuk mengakomodasi berbagai event jemaat.
Proses pembangunan dimulai dari persiapan dan perencanaan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tolikara bersama pimpinan GIDI memprakarsai pembangunan aula dengan dukungan jemaat dan para donatur.
Konstruksi gedung ini menggunakan teknologi modern dan berstandar tinggi. Pendanaan pembangunan aula berasal dari kontribusi jemaat, hiba pemerintah daerah, dan sumbangan pihak lain yang peduli pada pertumbuhan iman jemaat dan perkembangan gereja di tengah dunia.
Aula dilengkapi fasilitas dapur dan ruang makan ini menjadi simbol persatuan dan persaudaraan serta kemajuan umat Kristen di tanah Papua, khususnya jemaat GIDI. Aula ini dapat digunakan untuk pelaksanaan kegiatan konferensi GIDI tingkat lokal, regional maupun nasional sekaligus menjadi ungkapan syukur kepada Tuhan dan kebanggaan masyarakat Tolikara. Peresmian aula ini juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah dan gereja dalam mendukung pertumbuhan rohani masyarakat.
Keberadaan aula tersebut juga menegaskan kembali posisi Karubaga sebagai pusat pertumbuhan iman jemaat, ziarah panjang GIDI, pusat pendidikan Kristen sekaligus perekat sosial keagamaan di tanah Papua.
Aula GIDI Karubaga adalah bukti ziarah panjang jemaat yang dirahmati Tuhan di tanah Papua teristimewa di pedalaman bumi Cenderawasih. Aula ini juga simbol nyata kemitraan harmonis GIDI dan pemerintah. (Dr Imanuel Gurik, SE, M.Ec.Dev, kader GIDI)