Raih Udin Award 2022, Victor Mambor: Intimidasi Masih Terjadi dan Perjuangan Masih Panjang Demi Pers yang Bebas

Raih Udin Award 2022, Victor Mambor: Intimidasi Masih Terjadi dan Perjuangan Demi Pers yang Bebas Belum Berakhir

Wartawan senior Papua Victor Mambor. Foto: Istimewa

Loading

JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Wartawan senior Papua Victor Mambor meraih Udin Award 2022 dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-28 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang digelar secara virtual, Minggu (7/8). Victor, salah seorang pendiri Jubi, media yang berbasis di Jayapura, kota Provinsi Papua, merespon singkat penghargaan yang ia terima.

“Penghargaan Udin Award 2022 kepada saya tentu mengingatkan kita kembali bahwa intimidasi, kriminalisasi, kekerasan fisik, verbal dan digital terhadap jurnalis seperti yang dialami Fuad Muhammad Syafruddin (Udin), pemilik nama penghargaan ini, masih ada hingga saat ini. Perjuangan demi pers yang bebas belum berakhir,” ujar Victor Mambor kepada Odiyaiwuu.com saat dihubungi di Jayapura, Papua, Senin (8/8).

Menurut Victor, meski secara umum Indonesia menghadapi represi oligarki dan penyempitan ruang demokrasi, namun kebebasan pers di tanah Papua masih berada di posisi paling rendah di Indonesia. Jika publik percaya pers sebagai salah satu pilar demokrasi, seharusnya mendorong kebebasan pers yang lebih baik di bumi Cendrawasih.

“Semua pihak perlu mendorong kebebasan pers agar demokrasi di tanah Papua semakin baik. Dengan demikian, Papua sungguh menjadi surga kecil yang jatuh ke bumi. Sekali lagi, terima kasih atas kepercayaan kita semua pada saya menerima penghargaan ini! Selamat ulang tahun AJI ke-28,” lanjut Victor.

Aliansi Jurnalis Independen menyebut, penghargaan tersebut diraih Victor karena selama ini jurnalis senior itu konsisten mengangkat pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) di Papua dan Papua Barat. Victor juga dinilai memiliki rekam jejak panjang di dunia jurnalistik sejak 1996.

“Victor Mambor menulis di sejumlah media, baik dalam maupun luar negeri. Beliau salah satu pendiri Jubi, media yang berbasis di Ibukota Papua, Jayapura. Bersama Jubi, Victor membawa lebih banyak suara-suara dari Papua, di tengah dominasi informasi yang bias, sepihak dan mendiskriminasi Papua,” ujar Panitia Udin Award 2022 Bambang Muryanto, Minggu (7/8) malam.

 Menurut Muryanto, tidak mudah bagi seorang jurnalis mempertahankan profesionalitas dan independensinya di wilayah konflik bersenjat. Apalagi ketika situasi wilayah tersebut serupa dengan darurat militer tanpa pengakuan resmi pemerintah.

“Keselamatan diri dan keluarganya menjadi taruhan. Kondisi lokasi yang sangat sulit juga menjadi tantangan tersendiri untuk menyajikan berita yang komprehensif dan nir pelanggaran etika jurnalistik,” lanjut Muryanto.

Ia menjelaskan, selama menjalani karirnya, Victor pernah hilang akun Twitter-nya setelah menyebarkan perilaku kekerasan yang dilakukan militer kepada warga sipil. Beberapa waktu lalu, mobilnya juga dirusak orang tidak dikenal yang hingga kini belum diketahui pelakunya. “Ancaman tentu makanan sehari-hari baginya sebagaimana jurnalis lain di daerah konflik bersenjata,” lanjut Muryanto.

Dhia Al Uyun, seorang Dewan Juri mengatakan, Victor memimpin sebuah media massa yang menjadi rujukan mengetahui berbagai peristiwa konflik di tanah Papua. Ia berharap Udin Award dapat memberinya semangat baru untuk menegakkan keadilan di tanah Papua.

“Selamat untuk Victor Mambor, semoga penghargaan ini menjadi penyemangat untuk terus menegakkan keadilan di tanah Papua dan menggelorakan semangat tersebut. Terus berkarya dan jangan lupa utamakan keselamatan diri dan keluarga!” kata Dhia.

Udin Award adalah penghargaan tahunan AJI untuk mendorong kebebasan pers dan kebebasan berekspresi di Indonesia. Udin Award diambil dari nama panggilan jurnalis Harian Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin, yang meninggal pada 16 Agustus 1996 di Yogyakarta.

Udin dianiaya orang yang tidak dikenal, karena pemberitaan yang ditulisnya pada 13 Agustus 1996. Ia kemudian meninggal tiga hari kemudian. Sampai saat ini, kasusnya tidak tuntas diusut. Pembunuh Udin masih berkeliaran.

Melalui Udin Award, AJI ingin memberikan penghargaan kepada jurnalis maupun kelompok jurnalis profesional dan memiliki dedikasi kepada dunia jurnalistik, serta menjadi korban kekerasan baik fisik atau psikis karena terkait langsung dengan aktivitas jurnalistiknya.

Pada 2022, AJI menerima tujuh usulan kandidat penerima Udin Award dari masyarakat. Usulan tersebut kemudian dinilai oleh Dewan Juri yang terdiri dari Asfinawati (pejuang HAM), Dhia Al-Uyun (akademisi Universitas Brawijaya), dan Bambang Muryanto dari AJI. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :