JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Tokoh tanah Papua dan mantan aktivis Partai Kristen Indonesia (Parkindo) John M Kabey meninggal dunia di Rumah Sakit Provita Jayapura, Papua, Selasa (5/3) pukul 19.00 WIT.
Berpulangnya John ‘Jenderal’ Kabey tak hanya meninggalkan duka bagi keluarga. Para junior dan rekan-rekan menyampaikan duka berpulangnya John Kabey, tokoh Papua yang pernah mengemban tugas sebagai anggota DPRD Irian Jaya tiga periode. Jejaring maya seperti WhatsApp bertabur ucapan duka mengenang Almarhum sebagai sosok hebat di masanya.
“Saya menyampaikan kesedihan mendalam atas berpulangnya kaka John Kabey ke rumah Bapa di Surga. Saudara John adalah kakak dua tingkat di atas angkatan saya. Beliau tokoh GMKI, GAMKI, Partai Kristen Indonesia, dan bersama-sama di Golkar. Selamat jalan ke negeri baka, bung John. Maaf, ketuaan kita membatasi gerak kita untuk saling mengunjungi,” kata Simon Patric Morin dalam grup WhatsApp The Spirit of Papua, Selasa (5/3).
Ungkapan belasungkawa juga datang dari penasehat senior Kantor Staf Presiden Republik Indonesia dan Dewan Pakar Aliansi Kebangsaan Manuel Kaisiepo serta pengamat politik nasional asal Papua Frans Maniagasi. “Turut berduka cita atas meninggalnnya senior, kaka John M Kabey. Beliau salah satu alumni SMA Gabungan Jayapura angkatan pertama,” ujar Manuel.
Maniagasi juga menyampaikan duka mendalam berpulangnya John Kabey, orang tua, senior, tokoh politik, tokoh Gereja Kristen Indonesia, tokoh GMKI, Parkindo, Golkar, dan tokoh Kamar Dagang dan Industri (Kadin).
“John ‘Jenderal’ Kabey adalah generasi orang Papua pertama yang studi di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga bersama Almarhum Thom Ireuw, Almarhum Stev Nafuni, dan Otis Danumira,” kata Maniagasi.
Menurut Maniagasi, setelah Parkindo mengalami fusi ke PDIP, John Kabey, mantan Ketua Kadin Papua, kemudian bergabung di Sekber Golkar dan menjadi anggota DPRD Irian Jaya selama tiga periode.
“Banyak jasa dan momentum pernah diukir Almarhum Pak John Kabey dalam situasi politik Papua menghadapi inkonsistensi kebijakan Pemerintah Pusat terhadap Irian Jaya. Tahun 2000-2001 tatkala draf otonomi khusus Papua dipersiapkan di Jayapura, almarhum John Kabey dan pak Theo Waimuri menyodorkan konsep one nation two system, satu negara dua sistem pemerintahan model Hongkong dan Pretorika,” ujar Maniagasi.
Gagasan John tersebut, kata Maniagasi, sempat menjadi diskusi hangat di kalangan politisi dan pengamat nasional. Artinya, konsep tersebut memperkaya otsus yang diperjuangkan namun oleh karena Indonesia adalah negara kesatuan konsep tersebut redup.
“Namun ada beberpa hal yang sempat diadopsi untuk otsus Papua yang kemudian mengalami pengayaan di Panitia Khusus di DPR RI. Inilah catatan kecil saya tentang pemikiran dan ide-ide orizinal almarhum kaka John Kabey. Selamat jalan, tokoh Papua. Kami tetap mengenang nama dan jasamu,” kata Maniagasi.
Saat berlangsung reuni alumni di almamaternya, SMA Gabungan Jayapura angkatan 1963-2019 di Pantai Base G, Sabtu (29/6 2019) mengutip papuaterkini.com, 30 Juni 2019, sebagai alumni paling senior, John Kabey didaulat menyampaikan sharing pengalaman. John, siswa angkatan tahun 1964, sempat menceritakan sejarah berdirinya SMA Gabungan.
“Para alumni sudah memperoleh berkat dari SMA Gabungan, sehingga saatnya para alumni juga membagikan berkat kepada generasi muda ke depan. Saya mengajak agar para alumni bertekad untuk menyalurkan ilmu mereka ke masa yang akan datang, termasuk bagi para penerus yang ada sekarang ini,” katanya.
John juga mengajak alumni yang telah memperoleh berkat menyalurkan berkat yang diperoleh kepada SMA Gabungan agar ke depan semakin berkembang dan maju dalam menghadapi tantangan pendidikan. Kualitas pendidikan SMA Gabungan, diakuinya tentu membutuhkan proses. Namun, ia melihat ada kemajuan yang luar biasa sehingga diharapkan agar lebih maju lagi.
“Banyak anak pejabat banyak yang sekolah di SMA Gabungan. Dulu, semua anak Gubernur Papua, Pangdam, anak-anak pejabat tinggi sekolah di sini. Bahkan alumni SMA Gabungan telah melahirkan pemimpin di tanah Papua. Ada yang menjadi gubernur, Pangdam, pengusaha dan berbagai profesi lainnya,” kata John.
John menambahkan, SMA Gabungan punya potensi sehingga semua alumni harus menyadari bahwa ada sejarah pertumbuhan SMA Gabungan, ada berkat yang diteruskan dan itu harus diteruskan alumni, bukan guru dan anak sekolah atau yayasan.
“Alumni yang hadir saat ini harus berkorban dan buktikan bahwa dia sudah punya berkat dari sekolah ini,” ujar John. Selamat jalan, bapa John Kabey. Terima kasih untuk karya baktimu selama hidup untuk sesama. Semoga pula keluarga besar beroleh penghiburan. Damailah di sisi-Nya. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)