MAUMERE, ODIYAIWUU.com — Entah depresi atau alasan lain, YDB (33), Sabtu (11/2) sekitar pukul 13.00 WITA melakukan percobaan bunuh diri dengan memotong alat vital alias ‘burung’-nya hingga rata.
Aksi potong ‘burung’ warga Dusun Hepang, Desa Nenbura, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, itu dilakukan korban menggunakan parang di kamar mandi rumahnya. Korban ditemukan tergeletak di kamar mandi dengan darah mengucur dari alat kelaminnya yang terpotong.
“Alat kelaminnya terpotong rata menggunakan parang,” ujar Iptu Muhamadong Said, Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Bola, Kepolisian Resor Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (11/2).
Menurut Muhamadong, potongan alat kelamin YDP tersebut menjadi salah satu barang bukti yang dikumpulkan polisi di tempat kejadian perkara (TKP). Barang bukti lain yang diamankan polisi adalah parang dan baju yang dipakai korban.
“Telah terjadi peristiwa percobaan bunuh diri oleh korban di dalam kamar mandi milik korban. Pada saat saksi hendak ke kamar mandi, korban ditemukan sudah tergeletak di depan pintu kamar mandi. Bagian selangkangan sekitar alat kelamin korban keluar darah,” kata Muhamadong.
Sebelum percobaan bunuh diri, YDP dan orang yang menemukannya, sempat duduk berbincang di rumah korban, YDP. Korban kemudian pamit ke kamar mandi sebelum akhirnya ditemukan tergeletak dengan darah keluar dari alat kelaminnya.
Korban, menurut Muhamadong, sempat mendapat perawatan di Puskesmas lalu dirujuk ke rumah sakit karena lukanya parah. “Puskesmas Habibola telah merujuk korban Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) TC Hilers Maumere,” ujarnya.
Psikolog Liza Marielly Djaprie mengatakan, ketika seseorang mengalami stres, biasanya ia tidak bisa berpikir realitas. Karena itu, ketika sesorang yang mengalami stres melakukan sesuatu hingga memotong kelaminnya, ia tidak berpikir panjang bagaimana efeknya setelah itu. Jadi terkadang mereka bisa bertindak yang tidak lazim.
“Ketika stres atau tertekan, tiba-tiba korslet, lupa moral, lupa norma, lupa nilai-nilai yan berlaku, yang keluar adalah sisi primitifnya dengan melakukan kanibal,” ujar Liza mengutip Tribunnews.com.
Liza menambahkanm stres akan parah jika tidak dicarikan solusi. Apalagi hanya dipendam dan pasti menjadi tekanan. Jadi penting bagi orang yang mengalami stres untuk membuka diri, berbicara kepada orang yang paling dipercaya.
“Orang yang stres bisa membuka diri ke pemuka agama, keluarga yang dapat dipercaya, keluarga dekat lalu orang itu diajak ngobrol atau ke psikolog. Ajak ngobrol dan diingatkan kembali bahwa apa yang dilakukan itu tidak baik,” lanjut Liza. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)