Penjabat Gubernur Velix Wanggai: Lima Pesan Mamit untuk Pilkada Damai di Provinsi Papua Pegunungan - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Penjabat Gubernur Velix Wanggai: Lima Pesan Mamit untuk Pilkada Damai di Provinsi Papua Pegunungan

Penjabat Gubernur Papua Pegunungan Dr Velix Vernando Wanggai, SIP, MPA, menyampaikan lima pesan yang disebut ‘5 Pesan Mamit’ untuk Pilkada Damai di Papua Pegunungan saat melakukan kunjungan di Mamit, Distrik Kembu, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua Pegunungan, Selasa (24/9). Foto: Istimewa

Loading

WAMENA, ODIYAIWUU.com — Tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Papua Pegunungan memasuki tahap masa kampanye. Dalam konteks ini, saat berada di Mamit, Distrik Kembu, Kabupaten Tolikara, Selasa (24/9) Penjabat Gubernur Papua Pegunungan Dr Velix Vernando Wanggai, SIP, MPA, menyampaikan lima pesan yang disebut ‘5 Pesan Mamit’ untuk Pilkada Damai di Papua Pegunungan.

“Saat berada di Mamit, Distrik Kembu, saya menyampaikan lima pesan yang saya sebut sebagai ‘5 Pesan Mamit’. Pesan tersebut saya sampaikan saat pelaksanaan Pilkada di Papua Pegunungan memasuki tahap awal kampanye,” ujar Velix Wanggai kepada Odiyaiwuu.com dari Wamena, kota Provinsi Papua Pegunungan, Rabu (25/9).

Menurut Velix, lima pesan tersebut sebagai berikut. Pertama, Pemilihan Kepala Daerah Gubernur dan Bupati adalah salah satu agenda strategis dalam 12 Roadmap Daerah Otonom Baru (DOB) Provinsi Papua Pegunungan.

Oleh karena itu, Velix mengajak semua pihak, baik para calon gubernur, calon bupati, partai politik, tim sukses, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Bawaslu, Panitia Pemilihan Distrik (PPD), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), maupun jajaran Polri dan TNI serta masyarakat luas untuk bertekad dalam menjadikan Pilkada sebagai pesta demokrasi yang aman, nyaman, teduh, dan damai sebagai fondasi awal dari roda pemerintahan, kebijakan pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan.

Kedua, Pilkada adalah proses normal dalam seleksi kepemimpinan daerah. Untuk itu, ia mengajak semua pihak menjadikan proses Pilkada sebagai ajang kompetisi yang menggembirakan dan penuh suka cita. 

“Kompetisi politik tanpa menimbulkan keributan, kekacauan dan gesekan sosial walaupun berbeda pandangan dan pilihan calon gubernur dan bupati. Kita di Papua Pegunungan harus membangun model demokrasi lokal yang menggembirakan di tengah kompetisi yang ketat,” ujar Velix, putra asli tanah Papua.

Ketiga, sebagai provinsi baru di tanah Papua, Velix mengajak semua pihak menjadikan Pilkada di Papua Pegunungan sebagai pabrik gagasan dan ide-ide segar dengan terobosan dalam membangkitkan potensi Papua Pegunungan. 

“Pilkada harus lahirkan usulan-usulan kebijakan baru dalam mengangkat kebanggaan dan martabat daerah Pegunungan, desain baru kebijakan dalam mengatasi ketertinggalan dan kemiskinan, dan pendekatan baru dalam menyelesaikan setiap persoalan rakyat,” kata Velix, mantan staf Khusus Presiden Yudhoyono dan doktor jebolan Universitas Padjadjaran, Bandung

Menurutnya, para calon Gubernur dan Bupati telah memiliki rekam jejak yang baik dan pengalaman dalam berbagai aspek pengabdian, sehingga Pilkada adalah momentum yang tepat untuk melakukan perubahan mendasar  dan lompatan pembangunan yang lebih baik di Provinsi Papua Pegunungan dan delapan kabupaten se-Papua Pegunungan.

Keempat, Velix mengajak semua pihak menjadikan Pilkada sebagai pintu awal pelayanan kepada penduduk Papua Pegunungan. Semua calon pemimpin dalam Pilkada, ujarnya, pasti memiliki niat suci dan tulus untuk melayani yang terbaik kepada penduduk di berbagai pelosok Papua Pegunungan. 

Setiap penduduk di Papua Pegunungan rindu atas hadirnya pemimpin baru sebagai gubernur definitif untuk mengelola honai besar Provinsi Papua Pegunungan. Untuk itu, ia mengajak calon Gubernur dan calon Bupati mengutamakan rasa Kasih yang mempersatukan perbedaan-perbedaan dalam Pilkada 2024 ini. 

“Calon pemimpin saya ajak mengutamakan kesabaran dalam mengelola perbedaan dalam kompetisi politik guna mewujudkan Pilkada yang aman dan damai di honai besar Papua Pegunungan,” kata Velix, master (S2) lulusan Flinders University, Australia yang menulis tesis berjudul The Politics of Formulating Regional Development Policy: The Case of Papua, Indonesia, 1998-2006.

Kelima, proses kompetisi dalam Pilkada, memerlukan wasit penyelenggara Pilkada yang adil sesuai peraturan yang berlaku. Untuk itu, KPU dan Bawaslu harus mengelola setiap tahapan Pilkada hingga masa pencoblosan dan perhitungan suara sesuai peraturan perundang-undangan.

Dalam konteks ini, Velix juga menekankan pentingnya netralitas aparatur sipil negara (ASN), TNI dan Polri dalam proses Pilkada di Papua Pegunungan. ASN yang ikut serta aktif dalam Pilkada dapat menyebabkan keterbelahan dalam birokrasi yang menyebabkan roda pelayanan pemerintahan tidak efektif dan optimal.

“Saya berdoa dan berharap kiranya 5 Pesan Mamit untuk Pilkada damai menjadi panduan dalam meletakan kehidupan sosial politik yang aman, dinamis dan kondusif di Papua Pegunungan,” ujar Velix. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :