SALATIGA, ODIYAIWUU.com — Yayasan Pendidikan Saptagina, Departemen Gugus Tugas Papua Pengurus Pusat Pemuda Katolik, dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Salatiga Santo Markus, Selasa (18/11) menyelenggarakan kegiatan bertajuk Pelatihan Penggunaan Tools Riset bagi Mahasiswa Papua di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Jalan Diponegoro, Salatiga, Jawa Tengah.
Ketua PMKRI Cabang Salatiga Santo Markus Ilarius Lepki mengatakan, pelatihan kolaboratif itu bertujuan meningkatkan kapasitas akademik mahasiswa asal tanah Papua. Pelatihan tersebut dipandang pula penting untuk mendorong kemampuan riset mahasiswa Papua, terutama dalam memanfaatkan teknologi informasi.
“Kita hidup di era teknologi modern yang menuntut kesiapan sumber daya manusia mumpuni. Karena itu, kegiatan ini kami pandang penting untuk diikuti sehingga memberi manfaat bagi mahasiswa Papua untuk menghadapi tantangan zaman,” ujar Ilarius Lepki dari Salatiga, Jawa Tengah, Rabu (19/11).
Ilarius juga berharap agar kegiatan kolaboratif lintas organisasi kemasyarakatan pemuda dapat terus berlanjut dengan agenda-agenda serupa bahkan yang lebih besar sehingga membawa benefit bagi mahasiswa sendiri dalam menghadapi kemajuan teknologi.
Sekretaris Gugus Tugas Papua Pengurus Pusat Pemuda Katolik Paula Kocu menegaskan, mahasiswa Papua perlu menguasai aplikasi riset agar mampu bersaing secara nasional.
“Penguasaan aplikasi riset adalah kebutuhan dasar, terutama bagi mahasiswa Papua. Harapannya, melalui pelatihan ini mahasiswa Papua mampu bersaing di tengah dunia modern dan sejajar dengan rekan-rekan dari berbagai wilayah Indonesia,” kata Paula.
Pelatihan bersama tersebut dibuka secara resmi perwakilan Yayasan Pendidikan Saptagina Dr Herry Sanoto, S.Si, M.Pd. Dalam sambutannya, Sanoto menyampaikan apresiasi atas kolaborasi antar organisasi kemasyarakatan pemuda. Ia juga menegaskan, kegiatan ini sangat penting bagi pengembangan sumber daya manusia.
“Yayasan Pendidikan Saptagina sejak awal didirikan untuk pengembangan SDM di berbagai wilayah seperti Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan khususnya Papua. Ini merupakan kolaborasi pertama dengan Gugus Tugas Papua Pemuda Katolik dan PMKRI Salatiga. Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut,” ujar Sanoto.
Menurut Sanoto, penguasaan teknologi menjadi syarat utama untuk membangun masa depan Papua. “Masa depan Papua ada di tangan orang Papua. Karena itu, peningkatan kapasitas melalui pelatihan seperti ini sangat penting,” katanya.
Ketua Gugus Tugas Papua Pemuda Katolik Melkior NN Sitokdana, S.Kom, M.Eng dalam kesempatan tersebut tampil menyajikan materi pelatihan kepada para peserta. Sitokdana mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai tools riset guna mempermudah penulisan ilmiah.
“Mahasiswa Papua biasanya lebih suka praktik langsung, tapi memahami teori juga penting,” ujar Sitokdana, putra asli Papua dari Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan sekaligus dosen Fakultas Teknologi Informasi UKSW Salatiga.
Saat menyampaikan materi, para peserta diperkenalkan pada beragam platform dan aplikasi riset seperti publish atau perish untuk pencarian jurnal bereputasi, mendeley untuk manajemen referensi serta pemanfaatan aplikasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mendukung penulisan ilmiah yang lebih efektif.
Saat sesi terakhir, para mahasiswa langsung menerapkan atau mempraktikkan materi secara langsung yang disajikan pemateri. Para peserta mengaku pelatihan tersebut memberi pemahaman baru dan meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam melakukan riset akademik.
Melalui pelatihan kolaboratif tersebut diharapkan para berharap mahasiswa Papua siap bersaing di dunia akademik dan riset. Mereka juga diharapkan memiliki kapasitas sebagai generasi yang mampu membawa perubahan positif bagi Papua usai merampungkan kuliah. (*)










