WAGHETE, ODIYAIWUU.com — Nasib sejumlah mama-mama pedagang asli Papua di Waghete, kota Kabupaten Deiyai, Provinsi Tengah Papua memprihatinkan. Para pedagang masih bertahan berjualan di jalanan sekadar memenuhi kebutuhaan makan minum sehari-hari.
Mama-mama pedagang asli ini kehilangan tempat jualan saat terjadi kericuhan yang berujung pembakaran Pasar Waghete, Distrik Tigi, Deiyai, Senin (12/12/2022) siang. Akibat kejadian tersebut, 51 kios pedagang hangus terbakar.
“Saya meminta dengan tegas Pemerintah Kabupaten Deiyai dan instansi terkait serius mengurus mama-mama pedagang asli yang jualan di jalan-jalan. Sejak terjadi masalah (pembakaran Pasar Waghete) beberapa waktu lalu, mama-mama kehilangan tempat jualan,” ujar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Deiyai Petrus Badokapa, S.Th, M.Th kepada Odiyaiwuu.com dari Waghete, Deiyai, Selasa (14/2).
Menurut Badokapa yang juga Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Partai Hanura Provinsi Papua Tengah, beberapa waktu belakangan dirinya melihat langsung kondisi mama-mama pedagang asli Deiyai rela berjualan di pinggir jalan. Langkah itu ditempuh para pedagang akibat mereka belum memiliki kios atau tempat jualan sejak peristiwa pembakaran Pasar Waghete yang terjadi pada Senin (12/12/2022) siang.
“Beberapa waku belakangan saya lihat dan datangi mama-mama pedagang asli Deiyai. Mereka jualan di pinggir jalan. Cara mereka jualan hasil kebun mereka sungguh menyayat hati. Mereka rela jualan di pinggir jalan, seakana-akan tidak ada pemerintah daerah,” ujar Badokapa yang juga Ketua Asosiasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Papua Tengah.
Badokapa menambahkan, pemandangan memilukan mama-mama asli Papua yang sedang jualan di pinggir jalan besar terlihat di area sepanjang dari Waghete 1 hingga Waghete 2. Selain di dua jalur itu, ada juga mama-mama pedagang yang jualan di sepanjang jalan masuk Yomeni hingga kampung Bomou.
“Kondisi jalanan sudah sempit tetapi mama-mama tetap jualan di situ demi memenuhi kebutuhan harian keluarga. Kondisi itu sangat membahayakan keselamatan mama-mama sendiri,” lanjut Badokapa, wakil rakyat berusia muda dari Papua Tengah.
Menurut Badokapa, Bupati Deiyai Ateng Edowai, Wakil Bupati Hengky Pigai, Sekda, dan pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dalam satu atau dua hari ke depan segera mengambil langkah membantu para pedagang mama-mama asli Papua guna mencari jalan keluar terkait kios atau lapan mereka di pasar sehingga mereka leluasa berjualan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kita harus duduk bersama dan mencari solusi. Saat ini kita semua bisa jadi pejabat karena mama-mama juga. Saya khawatir, jika kita biarkan masalah ini berlarut-larut akan terjadi hal yang tidak kita inginkan. Selain itu, setiap kali jualan di pinggir jalan, mama-mama ini selalu hirup asap kendaraan, bertahan di bawah terik matahari atau hujan demi mencari sesuai nasi. Kita harus segera ambil langkah melindungi mama-mama asli Papua. Mereka ini pondasi kehidupan anggota keluarga,” kata Badokapa.
Selaku wakil rakyat, pihaknya juga meminta Pemkab Deiyai segera membuka kembali Pasar Baru Waghete II yang pernah dibangun agar difungsikan secara baik guna menampung para pedagang yang bertahan di pingir-pingir jalan menjajakan dagangannya.
“Saya juga meminta kepada warga pemilik lokasi Pasar Baru agar tidak lagi memalang lokasi pasar itu sehingga mama-mama pedagang asli Deiyai bisa berjualan guna menghidupi keluarga. Ini masalah serius yang perlu kita pikirkan dan mencari jalan keluar, solusi bersama dalam waktu dekat,” lanjut Badokapa.
Bupati Ateng Edowai, S.Pd.K, M.Pd, Selasa (13/12 2022) pukul 09.00-10.20 WIT menggelar pertemuan bersama anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan dihadiri pimpinan serta sejumlah anggota DPRD, pimpinan OPD, para kepala distrik beserta kurang lebih 13 orang tokoh adat di Rumah Jabatan Bupati Deiyai.
Pertemuan tersebut digelar menyusul peristiwa pembakaran Pasar Waghete, Distrik Tigi oleh sekelompok orang tak dikenal, Senin (12/12) sekitar pukul 11.00 WIT. Selasa (13/12 2022) sekitar pukul 08.30 WIT para peserta berkumpul di halaman kantor Distrik Tigi sebelum bergerak menuju ke rumah jabatan Bupati Deiyai.
Tiba di kediaman resmi Bupati, sekitar pukul.08.50 WIT, Bupati Edowai membuka pertemuan guna mendengar testimoni anggota Forkopimda. “Kami kerkumpul dalam ruang rapat ini untuk menyelesaikan masalah pasca kejadian kebakaran yang baru saja menimpa Deiyai. Masalah ini harus diselesaikan secepatnya agar tidak menimbulkan berita hoaks lainnya. Kita akan bicarakan bersama untuk mencari solusi, jalan keluar atas masalah ini,” ujar Edowai dalam pengantar awal pertemuan.
Menurut Edowai, terkait masalah korban akibat kebakaran tersebut diakuinya sudah ditangani. Edowai menyebut ia sudah menggelontorkan biaya perobatan kepada warga yang luka dan akan mengagendakan insentif bagi pedagang warga korban kebakaran.
“Jika ada oknum di sosial media, sosmed mengatasnamakan Deiyai sebagai Ketua KNPB maupun ketua-ketua lainnya, saya berharap agar tidak mempercayai hoaks (berita palsu) tersebut dapat mencemarkan nama baik Deiyai. Jika kelompok KNPB ataupun kelompok yang lain meminta sejumlah uang, datang temui bupati dan uang tersebut untuk membuat kegiatan. Tidak boleh seperti itu karena akan menimbulkan suasan tidak aman,” tegas Edowai.
Petrus Badokapa dalam pertemuan tersebut juga menyayangkan peristiswa pembakaran Pasar Waghete. Peristiwa tersebut bukan hanya mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat tetapi berpotensi memicu situasi masyarakat dan daerah tidak nyaman.
“Kejadian (kebakaran Pasar Waghete) kemarin membuat kios dan lapak pakaian milik pedagang mengalami kerugian besar. Untuk itu masyarakat yang dimintai keterangan harus mengatakan dengan jujur dan jelas pada saat peristiwa terjadi. Apakah, misalnya, dia yang melakukan ataupun oknum-oknum lain, masyarakat harus berikan keterangan dengan jujur. Kami DPRD akan pantau situasi bersama Pak Bupati, Pak Dandim, dan Pak Kapolres,” kata Badokapa. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)