DEKAI, ODIYAIWUU.com — Anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM), Minggu (21/9) mengklaim menembak dua pendulang yang beroperasi di lokasi tambang emas ilegal di wilayah Korowai, Kabupaten Yahukimo. Provinsi Papua Pegunungan.
Pihak Manajemen Markas Pusat Komando Nasional (Komnas) TPNPB mengumumkan kabar meninggalnya dua pendulang emas yang dituding sebagai mata-mata aparat keamanan Indonesia. Pengumuman tersebut disampaikan berdasarkan laporan resmi Komandan Operasi TPNPB Komando Daerah Pertahanan (Kodap) XVI Yahukimo Mayor Kopitua Heluka.
“Kami menerima laporan dari medan perang di Yahukimo bahwa pasukan khusus dari Batalyon Sisibia, Kanibal, dan Yamue telah melakukan penembakan terhadap dua agen intelijen Indonesia di Yahukimo pada hari Minggu, 21 September 2025 siang tepat di pertambangan emas ilegal di wilayah operasi TPNPB di Korowai,” ujar Juru Bicara Komnas TPNPB OPM Sebby Sambom melalui keterangan tertulis yang diperoleh dari Dekai, Yahukimo. Minggu (21/9).
Menurut Heluka, ujar Sebby, sebelum kedua korban ditembak dilakukan penangkapan dan interogasi. Kedua korban mengaku bahwa mereka terlibat sebagai Komcad dan Banpol yang pernah dididik dari luar mendapatkan materi intelijen.
Korban dikirimkan ke wilayah zona merah untuk menjadi agen intelijen Indonesia di tanah Papua. Korban juga mengaku seluruh warga imigran Indonesia yang memasuki wilayah zona merah adalah bagian dari Komcad dan Bantol.
Heluka juga mengatakan, aksi penembakan itu atas perintah Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo Brigjen Elkius Kobak untuk melakukan operasi. Pihaknya mengaku siap bertanggung jawab atas penembakan dua orang intelijen Indonesia. Keduanya juga menyamar sebagai pendulang emas ilegal.
“Kami menghimbau kepada aparat keamanan untuk berhenti menyamar sebagai pendulang emas ilegal di Yahukimo dan seluruh wilayah Papua. TPNPB di 36 Kodap di seluruh tanah Papua siap eksekusi yang menyamar sebagai tukang bakso, tukang bangunan, tukang ojek, sopir taksi, pendulang emas ilegal,” kata Sebby.
Menurut Sebby, aksi penembakan tersebut sebagai peringatan agar semua tempat pendulangan emas ilegal di seluruh tanah Papua segera ditutup dan warga imigran Indonesia segera keluar dari wilayah operasi TPNPB.
“Kami juga menyampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto agar hentikan penggunaan warga sipil sebagai agen intelijen Indonesia di wilayah perang. Seluruh warga imigran Indonesia segera keluar dari tanah Papua demi keamanan pribadi dan kedua korban penembakan di Yahukimo telah membuka misi khusus dalam rangka mendidik Komcad dan Banpol lalu membuang mereka ke garis depan,” katanya. (*)