DEKAI, ODIYAIWUU.com — Pihak Manajemen Markas Pusat Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM), Selasa (21/10) mengklaim mengeksekusi seorang aparat keamanan Indonesia di Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan.
Pihak Markas Pusat Komnas TPNPB mengaku menerima laporan resmi dari Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo Brigjen Elkius Kobak dari medan perang di Yahukimo. Kobak mengaku, Selasa (21/10) pasukan TPNPB dari Batalyon Sisibia, pasukan Kompi Kingbusa, dan pasukan Busup Hubla mengeksekusi mati satu orang anggota Kopassus yang memasuki wilayah perang di Yahukimo.
“Brigjen Elkius Kobak juga melaporkan bahwa aksi ini sebagai bentuk serangan balasan atas gugurnya Brigjen Lamek Alipky Taplo dan tiga orang pasukannya di Kiwirok akibat terkena ledakan bom yang dibuang oleh aparat militer indonesia menggunakan drone,” ujar Juru Bicara TPNPB OPM Sebby Sambom melalui keterangan tertulis yang diperoleh di Jakarta, Selasa (21/10).
Menurut Sebby, pihak Kodap Yahukimo juga menyampaikan turut berduka cita atas gugurnya Brigjen Lamek Taplo bersama tiga anggota TPNPB Kodap XV Ngalum Kupel Pegunungan Bintang. Kodap Yahukimo menegaskan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa perang akan tetap berlanjut demi merebut kembali kemerdekaan bangsa Papua dari jajahan kolonial Indonesia.
“Manajemen Markas Pusat Kommas TPNPB juga menyampaikan kepada seluruh pasukan TPNPB di 36 Kodap di seluruh tanah Papua untuk segera eksekusi para pendulang emas ilegal yang memasuki hutan-hutan di Papua,” katanya.
Pihak TPNPB juga memerintahkan anggotanya membakar seluruh alat berat milik agen intelijen militer Indonesia di seluruh wilayah Papua. Para pendulang, ujarnya, wajib dieksekusi karena mereka datang hanya untuk mencuri dan merampok kekayaan alam Papua. (*)